Puluhan Makam di Garut Dipindah Akibat Pergerakan Tanah
Merdeka.com - Tanah pemakaman keluarga sejak seminggu terakhir mengalami pergerakan tanah. Pergerakan tanah ini menyebabkan retakan yang cukup lebar dan panjang.
Akibat kejadian ini, puluhan makam yang berada di Kampung Sukasari, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang terpaksa dipindahkan masyarakat ke tempat yang lebih aman.
Ketua RW 04, Desa Mekarsari, Abdurrohim mengatakan warga sudah memindahkan 19 dari 24 makam yang ada di Kampung Sukasari sejak Selasa (29/10). "Kita membongkar makam dan memindahkan jenazah yang sudah menjadi tulang ke tempat pemakaman yang baru," kata Abdurrohim saat dikonfirmasi, Rabu (30/10).
-
Bagaimana retakan tanah terjadi di Garut? Retakan tampak membentang sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan. Pasalnya, kampung mereka mengalami pergerakan tanah yang cukup parah, dengan kondisi retakan lebar dan memanjang.
-
Dimana retakan tanah terjadi di Garut? Sudah dua bulan terakhir masyarakat di Desa Sukamulya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut hidup dalam ketidaktenangan. Pasalnya, kampung mereka mengalami pergerakan tanah yang cukup parah, dengan kondisi retakan lebar dan memanjang.
-
Kapan retakan di Mars terbentuk? Hal ini mungkin terjadi sekitar 50 juta tahun yang lalu, ketika NASA sebelumnya memperkirakan Arsia Mons berhenti meletus.
-
Kapan longsor terjadi di Kampung Rampung Ara? Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB subuh.
-
Dimana letak retakan di Mars? Aganippe Fossa terletak di wilayah Tharsis Mars, di sepanjang sisi salah satu gunung berapi terbesar di planet ini, Arsia Mons.
-
Apa nama retakan di Mars? Ngarai besar yang diberi nama Aganippe Fossa ini membentang sekitar 375 mil melintasi Planet Merah, membuatnya lebih besar dari Grand Canyon yang berjarak 277 mil.
Dia mengungkapkan, tiga hari lalu lebar retakan hanya 10 centimeter. Namun hari ini sudah mencapai 30 centimeter.
"Panjang retakannya mencapai lebih dari 100 meter. Kalau dari rumah di sekitar tanah yang retak jaraknya 20 meter, tapi di bawah ada sekitar 6 rumah yang terancam kalau ini tanah jadi longsor," katanya.
©2019 Merdeka.com/Mochammad IqbalDi atas dan bawah lokasi tanah retak itu terdapat perkampungan kecil dan sungai dengan lebar lebih dari 3 meter. Abdurrohim menyebut warga yang berada di bawah tebing mengosongkan rumahnya saat malam karena khawatir terjadi longsor.
"Saat hujan juga mereka yang ada di bawah pasti harus mengungsi karena khawatir longsor tiba-tiba," ucapnya.
Dia menuturkan, kawasan tersebut kerap terjadi longsor. Bahkan, tanah di kawasan Sukasari terjadi longsor beberapa waktu lalu.
Retakan tanah terjadi sejak 2018
Rizal (26) warga Kampung Sukasari mengatakan retakan tanah itu sudah terlihat sejak 2018. Namun saat itu, lebar dan panjang retakan tanah sebesar sekarang. Dulu lebarnya hanya 1 hingga 2 centimeter saja.
"Kalau sekarang bukan hanya retak sebetulnya, ada yang sampai ambles sekitar 10 centimeter. Kalau yang retak itu lebarnya sampai 30 centimeter. Tadi dicoba dimasukan kayu, kedalamannya sampai 5 meter," ungkapnya.
Retakan tanah di kampungnya, kata Rizal, terjadi sejak pohon-pohon dengan ukuran besar ditebangi oleh pemiliknya dan menyisakan pohon bambu di sekitar tebing.
"Dulu kalau sebelum pohon-pohon besar ditebang tidak pernah ada reta?an tanah. Mungkin karena ada yang mengikat tanah jadi aman. Sekarang tinggal ada pohon bambu, kalau angin besar kan bergoyang jadinya malah bisa saja membuat retakan tanah kian membesar," jelasnya.
Delapan KK terpaksa mengungsi
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan menambahkan, pihaknya sudah pengecekan lokasi pergerakan tanah di Kampung Sukasari, Desa Mekarsari, Cikajang.
"Hasil pengecekan kami memang ada sekitar enam rumah yang berisi delapan KK (kepala keluarga) yang terancam. Yang dikhawatirkan adalah adanya pergerakan tanah susulan," katanya.
©2019 Merdeka.com/Mochammad IqbalPihaknya sudah memberikan imbauan kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan. Menurutnya, warga mesti waspada jika turun hujan.
"Bisa saja kemudian ada pergerakan tanah susulan dan menjadi longsor. Jadinya kita mengimbau saat hujan agar langsung mengosongkan rumahnya untuk mewaspadai. Termasuk juga jika dalam situasi tertentu " imbuh Sofyan.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Retakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaHujan deras mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Rabu (25/9) sore, pukul 16.00 Wib. Hingga malam ini, sejumlah wilayah masih gerimis.
Baca SelengkapnyaTanah perkuburan di Seberang Padang, Kota Padang, longsor pada Jumat (14/7) dini hari. Akibatnya,13 jenazah berserakan dan dimakamkan kembali secara massal.
Baca SelengkapnyaGempa 5.0 magnitudo di Kabupaten Bandung pada Rabu pagi, adalah akibat aktivitas Sesar Garsela yang juga menyebabkan 20 kali gempa susulan.
Baca Selengkapnyatotal rumah yang rusak akibat bencana gempa magnitudo 6,2 mengguncang Garut berjumlah 110 unit
Baca SelengkapnyaDi Garut, bangunan di kawasan Pasirwangi paling banyak kerusakan yakni 167 unit.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan 14 jenazah di Kota Padang keluar dari kubur karena terbawa oleh tanah longsor yang menerjang area pemakaman tersebut.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini BPBD Jabar masih melakukan identifikasi tingkat kerusakan maupun pendataan dampak lain pascagempa.
Baca SelengkapnyaGempa tersebut cukup terasa karena terjadi di darat
Baca SelengkapnyaPada tahun 2010, kampung itu terkena lahar panas letusan Gunung Merapi. Kini yang tersisa hanyalah rumah-rumah tak berpenghuni
Baca Selengkapnya