Puluhan Pelajar di Banyuwangi Belajar Cara Kelola Sampah yang Baik
Merdeka.com - Puluhan pelajar dari perwakilan Sekolah Dasar se-Kabupaten Banyuwangi belajar cara mengelola dan memanfaatkan sampah baik yang organik maupun non organik di Kantor Bank Sampah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Senin (10/2).
Melalui program Merdeka Dari Sampah, pelajar belajar bagaimana memilah sampah, mengenal jenis sampah non organik, pupuk kompos hingga membuat kerajinan dari daur ulang sampah.
Ketua Bank Sampah Banyuwangi, Dinas Lingkungan Hidup, Agus Supriyadi mengatakan, edukasi ini tidak hanya diberikan kepada pelajar SD, SMP maupun SMA, namun juga perwakilan kelompok perajin daur ulang, bank sampah dan PKK se-Banyuwangi.
-
Bagaimana SD Pelita Fajar ajarkan pemilahan sampah? Pihak sekolah memulai kebijakan ini dengan meminta siswa-siswinya untuk membawa kota makan dan wadah minum sendiri. Ini sebagai cara pengurangan sampah dari kegiatan jajan, yang kebanyakan menggunakan tempat berbahan plastik. Kebiasaan kemudian berlanjut dengan cara mengajarkan siswa di sana untuk membuang sampah sesuai kategori organik, anorganik dan residu yang sudah disiapkan di tiap-tiap kelas.
-
Kenapa SD Pelita Fajar ajarkan pemilahan sampah? Saat sudah dewasa, kebiasaan memilah sampah lantas bisa dipraktikkan di lingkungan masyarakat sehingga bisa menanggulangi darurat sampah. 'Jadi, kami biasakan sejak kecil. Harapannya, nanti anak-anak ini terbiasa memilah sampah,' kata dia.
-
Siapa yang ajarkan pemilahan sampah di SD? Disampaikan Kepala Sekolah SD Pelita Fajar, Apriany Listarida, mengatakan jika penerapan ilmu soal pemilahan sampah memang disiapkan khusus pihak sekolah agar siswa bisa terbiasa.
-
Bagaimana sampah di Banyumas diolah? Sampah organik mereka pisahkan untuk dijadikan maggot atau larva dari lalat yang bisa digunakan sebagai pakan ternak. Sedangkan sampah anorganik diolah menjadi berbagai produk seperti bahan bakar pabrik semen, paving blok, dan masih banyak lagi.
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Bagaimana cara bank sampah mengelola sampah? Pembentukan bank sampah Pandu Sirkaya berawal dari kepedulian warga Tambakreja menjaga kebersihan lingkungan. 'Kami punya rasa sosial bagaimana mengatasi sampah biar warga itu merasakan kebersihan, lingkungan kita jadi lebih sehat, dan juga warga bisa menghasilkan manfaatnya secara langsung. Jadi kita sistemnya melakukan penukaran sampah dengan sembako,' kata Yuliati, pengurus Bank Sampah Pandu Sirkaya Cilacap.
"Totalnya ada 200 peserta, hari ini khusus untuk pelajar SD ada 80 anak, perwakilan dari sekolah sekolah. Dan pelatihan ini bertahap sampai akhir pekan ini," kata Agus, Senin (10/2).
©2020 Merdeka.comPelatihan yang rutin digelar sejak 2011 ini, kata Agus, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dan generasi muda, bahwa sampah memiliki nilai jual, sehingga bisa bijak terhadap sampah.
"Sampahmu investasimu. Sampahku tanggung jawabku. Jadi belajar pengelolaan sampah, pengenalan pemilahan sampah organik, serta tahapan 3R, reuse, reduce dan recycle," katanya.
Bank Sampah Banyuwangi (BSB) sendiri saat ini mengelola sampah di kawasan kota dari 1200 mitra perorangan maupun instansi swasta. Harapannya, sampah sampah sudah bisa dipilah dari rumah tangga maupun unit unit, sehingga bisa mengurangi volume sampah di TPA.
"Ya harapannya volume sampah di TPA bisa ditekan," katanya.
Setiap harinya terdapat 8 ton sampah organik maupun non organik kawasan kota yang masuk ke BSB. Dari jumlah tersebut, rata rata terdapat 50-60 persen yang dipilah, sisanya masuk ke Tempat Pembuangan Akhir TPA.
©2020 Merdeka.comSampah organik sendiri mencapai 50 persen. Bila tidak dipilah, maka banyak sampah non organik yang rusak atau terlalu kotor, sehingga bisa mengurangi nilai jual hingga harus berakhir di TPA.
"Kalau gak dipilah dari rumah tangga, yang rusak bisa sampai 20 persen," katanya.
Sementara itu, pegiat lingkungan Merdeka Dari Sampah, Widie Nurmahmudy mengatakan, para siswa sangat tertarik dengan praktik pembuatan pupuk kompos dan daur ulang sampah menjadi kerajinan.
"Tadi dibikin kelompok, dan mereka paling tertarik di daur ulang bikin bunga dari sedotan sama bikin kompos. Jadi lebih memperkenalkan proses pengolahan pemilahan dan pemanfaatan sampah. Menurutku masih minim pemahaman tentang sampah," kata Widie.
Widie juga mengenalkan jenis sampah non organik maupun organik yang memiliki nilai jual tinggi.
"Paling mahal jenis plastik seperti limbah kemasan mineral itu per kilogram Rp 5000 lebih. Kalau kertas jenis HVS," katanya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswa di sini diajarkan untuk memilah sampah sejak dini.
Baca SelengkapnyaKemenko Marves menggelar lokakarya nasional Dekarbonisasi Sektor Persampahan di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Baca SelengkapnyaSekelompok warga Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan mengikuti pelatihan pembuatan kursi dari bahan limbah botol plastik.
Baca SelengkapnyaPjs Bupati Bandung Dikky Achmad Sidik melaksanakan kunjungan lapangan ke Pasar Baleendah.
Baca SelengkapnyaRatusan relawan lingkungan Banyuwangi yang tergabung dalam EcoRanger menggelar clean up day di Pantai Gumuk Kancil
Baca SelengkapnyaDinas Ketenagakerjaan Kota Bandung menggulirkan program padat karya pengolahan sampah organik.
Baca SelengkapnyaHari Lingkungan Hidup Dunia, Banyuwangi Gelar Edukasi Konservasi Laut
Baca SelengkapnyaKecamatan Medan Deli luncurkan inovasi untuk menanggulangi masalah sampah yang diubah menjadi sedekah.
Baca SelengkapnyaAsrama baru bagi siswa dan siswi pemulung sampah di TPST Bantar Gebang ini menggantikan bangunan lama yang terbuat dari bambu.
Baca SelengkapnyaYayasan Yatim Mandiri berkolaborasi dengan relawan Operasi Semut menggelar aksi pungut sampah saat CFD Jakarta.
Baca SelengkapnyaKonsep ekonomi sirkular ini bisa menjadi salah satu cara untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan kemakmuran ekonomi.
Baca Selengkapnya