Puskesmas Using, wujud kearifan lokal di Banyuwangi
Merdeka.com - Pemkab Banyuwangi telah merampungkan renovasi tujuh Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Uniknya tujuh Puskesmas itu dibuat renovasi dengan pendekatan arsitektur khas rumah Suku Using yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi. Ketujuh puskesmas itu adalah Puskesmas Gitik, Gladag, Benculuk, Kedungrejo, Kalibaru Kulon, dan Songgon.
"Ini merupakan hasil dukungan dan sinergi dari pemerintah pusat. Total dana yang digunakan sebesar Rp 8,5 miliar. Ini bukan hanya soal arsitekturnya, tapi fungsinya dalam memperkuat layanan kesehatan di tingkat primer, yakni puskesmas. Bagi kami, Puskesmas adalah "penjaga gawang" kesehatan masyarakat karena fungsinya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama. Oleh karena itu, ruangannya pun harus fungsional dan bisa mendukung seluruh aktivitas," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas beberapa waktu lalu.
Renovasi bangunan antara lain berupa pembenahan ruang rawat jalan, poli gizi, ruang kesehatan ibu dan anak, klinik sanitasi, hingga pojok gizi. Dalam merenovasi puskesmas, lanjut Anas, Pemkab Banyuwangi tidak asal membangun. Selain untuk peningkatan kualitas pelayanan, kenyamanan ruangan bagi pasien juga dipikirkan.
-
Apa saja yang dibangun di Banyuwangi? Tahun 2023 ini, pemkab melakukan pembangunan dan perbaikan sebanyak 52 jembatan yang tersebar di berbagai wilayah Banyuwangi, 10 di antaranya adalah jembatan rekonstruksi bencana.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) di Desa Balak, Kecamatan Songgon sudah mencapai 99 persen.
-
Kenapa Bupati Banyuwangi memberikan bantuan WeNak? 'Semoga bantuan ini bisa menstimulus usaha bapak dan ibu untuk bisa berkembang lagi. Dengan bantuan alat usaha yang diberikan, semoga kondisi warung bisa menjadi lebih baik, bersih, sehingga pelanggannya makin banyak, pendapatannya juga bertambah,' kata Ipuk saat penyaluran bantuan Wenak tahap 2 tahun 2023 di Kantor Kecamatan Gambiran, Senin (25/9).
-
Bagaimana cara Pemkab Banyuwangi membantu lansia di Banyuwangi? Karena, Pemkab Banyuwangi memiliki program layanan 'Jemput Bola Rawat Warga' di mana puskesmas melakukan pemeriksaan ke rumah-rumah warga secara rutin, khususnya ke lansia dan mereka yang tidak bisa berobat ke luar rumah.
-
Bagaimana Banyuwangi mendorong penguatan seni budaya lokal? “Bukan berarti tradisi dan budaya kita menjadi hilang kesakralannya karena kita festivalkan. Namun, kita kemas lebih menarik dan kreatif menjadi sebuah atraksi seni yang bisa ditonton wisatawan. Kita tata bagaimana letak panggungnya, kita ajarkan pre eventnya.
-
Bagaimana Banyuwangi melakukan penanganan kemiskinan? Menko mengapresiasi program-program penanganan kemiskinan yang dilakukan Banyuwangi dengan program-program partisipatif.
"Salah satunya kami atur desainnya. Prototipe arsitektur bangunan khas Using ini juga cocok untuk bangunan kesehatan karena memiliki sirkulasi udara yang bagus. Saya kira ini kearifan lokal yang luar biasa dari masyarakat kita," papar Anas.
Puskesmas berarsitektur Rumah Using di Banyuwangi ©2017 Merdeka.comMelengkapi desain bangunan yang mengadopsi kearifan lokal arsitektur khas Suku Using, Pemkab Banyuwangi juga menganggarkan untuk melengkapi sarana puskesmas yang lain. Selain dari pemenuhan tenaga medis, juga melengkapi alat kesehatan di puskesmas. Sehingga penanganan sejumlah penyakit dasar bisa dilayani dengan baik di puskesmas.
“Kami ingin agar masyarakat tidak sedikit-sedikit ke rumah sakit, namun cukup ke puskesmas saja karena puskesmas terus kami lengkapi," jelas Anas.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono menambahkan, kinerja puskesmas terus meningkat. Dari data Dinkes, persentase surat rujukan ke rumah sakit yang dikeluarkan puskesmas di Banyuwangi hanya 5 persen.
"Bila pemerintah secara nasional mengamanatkan 10 persen, kami sudah mampu menekannya hingga 5 persen. Artinya, hampir semua pasien tertangani di Puskesmas. Kalau pun dirujuk ke rumah sakit, memang di luar kategori 155 penyakit yang ditangani di Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama," ujar dr Rio, panggilan akrabnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pembangunan berdasarkan MoU antara Pemkab Banyuwangi dengan PT Bumi Suksesindo untuk pembangunan rumah sakit, Rabu (18/9).
Baca SelengkapnyaTotal terdapat 26 tambahan kendaraan operasional, terdiri atas motor dan dua ambulans.
Baca SelengkapnyaMenkes Budi yang didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi para kader Posyandu Seruni.
Baca SelengkapnyaIpuk meyakini, revitalisasi pasar Banyuwangi akan memperkuat daya tarik wisata mengingat letak pasar induk ini berada tepat di jantung kota Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaKonsistensi Pemkab Banyuwangi dalam pelestarian bahasa daerah, yakni Bahasa Using mendapat apresiasi positif.
Baca SelengkapnyaKemensos mendirikan tiga lumbung sosial untuk pengidap kusta dan eks kusta di Kabupaten Barito Kuala, Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca SelengkapnyaKonsep ini ditunjukkan agar kearifan lokal yang ada di IKN tetap terlihat jelas.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Baca SelengkapnyaFestival Kebangsaan yang digelar di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan.
Baca SelengkapnyaGanjar Bicara Peningkatan Sektor Kesehatan: Butuh Peralatan Canggih, Dokter Harus Update Ilmu
Baca SelengkapnyaPersiapan pembukaan program studi kedokteran Universitas Airlangga (Unair) di kampus Banyuwangi terus dilakukan.
Baca SelengkapnyaDesa Wisata Osing menawarkan pengalaman budaya yang unik dan menarik di ujung timur Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya