Putera Kartosoewirjo Minta Rakyat Indonesia Tak terjebak Ide Pendirian Negara Islam
Merdeka.com - Sardjono ingat betul dampak dirasakannya dan keluarga saat mendirikan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII). Kenangan itu masih melekat meski secara organisasi yang dipimpin ayahnya tersebut ditumpas sekitar 57 tahun silam.
Sardjono merupakan putera Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo atau dikenal Kartosoewirjo. Imam gerakan DI/TII pada 1949 hingga 1962. Kartosoewirjo ditembak mati pada 5 September 1962.
Dia mengaku konflik berkepanjangan yang diwarisi ayahnya begitu berdampak terhadap kehidupannya dan anggota DI/TII lainnya.
-
Kapan Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Di mana Kartosoewirjo lahir? Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo lahir pada 7 Januari 1905, di Cepu, Jawa Tengah.
-
Apa latar belakang Kartosoewirjo? Kartosoewirjo tumbuh dari keluarga yang memiliki latar belakang keagamaan Islam yang kuat.
-
Siapa Kartosoewirjo? Kartosoewirjo merupakan tokoh populer di balik pemberontakan DI/TII pada tahun 1948.
-
Kenapa Kartosoewirjo mendirikan NII? Kartosoewirjo mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) pada tahun 1949, dengan tujuan untuk mendirikan negara Islam yang independent di Indonesia.
-
Dimana Sindoedarsono Soedjojono lahir? Profil Singkat Sindoedarsono Soedjojono atau disapa dengan sebutan 'Djon' ini lahir dari Kisaran, Sumatera Utara pada tahun 1913.
"Saya tidak bisa menilai sesuatu hal yang baik atau buruk. Itu bukan hak saya. Itu nanti Allah yang memutuskan. Tetapi saya menerima akibat yang buruk daripada perpecahan. Sekarang orang-orang yang mulai mengadakan perlawanan baik itu, apapun bentuknya itu berakibat kepada anak dan keluarganya," ucap Sardjono.
Label sebagai anak 'pemberontak' membuat kehidupannya secara ekonomi dan politik sulit. Dia pun berpesan agar semua pihak yang mengambil jalan berseberangan dengan pemerintah kembali ke pangkuan NKRI.
Keputusan itu pun telah diambilnya hari ini. Bersama mantan anggota Harokah Islam Indonesia, eks Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII), dan eks Negara Islam Indonesia (NII), Sardjono mengucap sumpah setia terhadap NKRI di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (13/8).
"Saya mengimbau kepada rekan-rekan untuk bersatu, bersama-sama, membangun negara ini. Sebab negara kalau rusak, bocor, ya kita sendiri yang tenggelam," kata Sardjono.
Karenanya, masih kata dia, jikalau ada yang mencoba mengusik ideologi bangsa, maka itu sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk membelanya.
"Kalau ada yang memecah ideologi, kitalah bagian yang harus membela ideologi ini," tukasnya.
Dia tak menepis saat ditanya adakah anggota yang masih eksis. "Saya tidak punya statistik yang real, tapi diperkirakan mungkin sekitar dua jutaan yang masih eksis. Tapi itu perkiraan kasarnya," pungkasnya.
Reporter: Putu Merta Surya PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemberontakan DI/TII terjadi pada tahun 1948 hingga 1949.
Baca SelengkapnyaNaskah proklamasi berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) Tahun 1949 menjadi saksi bisu pemberontakan pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSosoknya dikenal sebagai tokoh islam sekaligus tokoh politik yang cerdas.
Baca SelengkapnyaTjokroaminoto dikenal sebagai Ksatria Piningit oleh para pribumi karena melakukan kebaikan bagi orang banyak
Baca SelengkapnyaAncaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya
Baca SelengkapnyaSoekarno dan Hatta selalu meminta pertimbangan Habib Ali Kwitang terkait kapan waktu dan di mana lokasi yang tepat untuk menentukan proklamasi kemerdekaan.
Baca SelengkapnyaPencetus berdirinya lembaga pendidikan menengah swasta bercorak khusus di Padang Pariaman ini juga berkontribusi cukup besar terhadap Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemberian gelar ini sempat dianggap kontroversial karena Soekarno dijadikan imam yang harus dipatuhi umat Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKH Maas Mansur adalah seorang tokoh Islam, pejuang, dan pahlawan nasional yang berkiprah lama di Muhammadiyah.
Baca SelengkapnyaDjarot menyebut PDIP tidak pernah mengajarkan bahwa Bung Karno adalah milik salah satu partai saja.
Baca SelengkapnyaIa melanjutkan perjuangan ayahnya sebagai negarawan yang sangat mencintai Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerhimpunan pemuda beragama Islam ini menjadi organisasi yang pertama dengan berlandaskan asas ideologi Islam.
Baca Selengkapnya