PWNU Jatim Ingatkan Nahdliyin Jangan Ikut-ikutan People Power
Merdeka.com - Seruan aksi people power di Jakarta pada 22 Mei 2019, makin gencar disuarakan. Bahkan di Jawa Timur, kabarnya akan memberangkatkan 10 ribu orang untuk ikut aksi menolak hasil Pemilu 2019 tersebut.
Menyikapi masalah ini, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengimbau Nahdliyin -sebutan warga NU– untuk tetap tenang, dan tidak terpancing gerakan politik jalanan ala people power.
"Jangan ikut-ikutan sesuatu yang itu bukan kewenangan kita, ya, terus kalau itupun, misalnya, diatasnamakan kedaulatan rakyat, kedaulatan rakyat yang resmi itu disalurkan lewat Pemilu," tegas Kiai Marzuki, Minggu (19/5).
-
Mengapa People Power dilakukan? Dengan begitu, rakyat bisa mengawasi kinerja pemerintah selama berkuasa.
-
Kenapa massa di Jayapura protes ke KPU? Massa yang hadir menduga ada pelanggaran seperti pengurangan, penambahan, hingga pengalihan suara yang dilakukan PPS dan PPD kepada dari caleg lain. Mereka menyebut kecurangan itu tidak hanya terjadi untuk pemilihan caleg DPRD Kabupaten Jayapura, caleg DPRD Papua, hingga caleg DPR RI.
-
Apa itu People Power? People Power adalah gerakan rakyat menggulingkan kekuasaan otoriter.
-
Apa yang diminta oleh massa di Kantor KPU Jayapura? Dalam orasinya, massa meminta proses penetapan kursi partai politik dan caleg terpilih pada pemilihan legislatif (Pileg) periode 2024-2029 untuk Kabupaten Jayapura jangan digelar.
-
Dimana massa menggeruduk kantor KPU? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
-
Kapan massa menggeruduk Kantor KPU Jayapura? Sejumlah orang menggeruduk Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayapura di jalan Abepura-Sentani, Distrik Sentani Kota, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua, Jumat (15/3) malam waktu setempat.
Menurut Kiai Marzuki, calon yang dinyatakan menang lewat Pemilu itulah (hasil) suara rakyat. "Jangan lantas, sebetulnya hanya sekian persen orang mengatasnamakan kedaulatan rakyat, lalu nyuwen sewu (maaf), pakai politik jalanan," katanya.
Kiai Marzuki kembali mengingatkan Nahdliyin, bahwa aksi people power adalah gerakan inkonstitusional. "Mencapai kekuasaan dengan memaksa-maksa begitu, akhirnya pemerintah yang berkuasa itu kurang legitimate, dan kurang sah secara hukum," katanya.
Bahkan, lanjut Kiai Marzuki, pemerintahan yang dicapai melalui politik jalanan, kurang mendapat dukungan internasional. "Ujung-ujungnya Indonesia kurang dipercaya rakyatnya, dan itu endak stabil secara politik selama lima tahun," katanya.
Kalau pemerintahan selama lima tahun tidak stabil, masih menurut Kiai Marzuki, maka pemerintah sulit mencapai program pembangunannya. "Apalagi, ditambah asing banyak yang gak percaya, mau kerja sama susah, nanti saham turun, nilai rupiah juga turun," ucapnya.
"Jadi pemerintah harus legitimate, harus kuat. Supaya legitimate, kuat, untuk menyatakan kedaulatan rakyat harus lewat Pemilu yang sah, jangan lewat politik jalanan," tegasnya.
Gugatan dengan Data Valid
Sementara Ketua Bravo-5 Jawa Timur, Ubaidillah Amin Moech alias Gus Ubed berharap, saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengumumkan hasil Pemilu 2019 pada 22 Mei mendatang, baik kubu 01 Jokowi-Ma'ruf maupun 02 Prabowo-Sandi bisa bekerja sama. Kalau tidak puas dengan hasil Pemilu atau merasa dicurangi, Gus Ubed menyarankan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK.) "Tapi datanya harus valid, jangan asal-asalan, seperti data C1 scan-scanan," pungkas Gus Ubed.
Sebelumnya, KH Solachul Aam Wahib Wahab alias Gus Aam yang merupakan salah satu kiai NU pendukung 02, menaksir, akan ada 10 ribu orang yang siap meramaikan gerakan kedaulatan rakyat — istilah people power versi kubu Prabowo-Sandiaga — di Jakarta.
Menurut cucu salah seorang pendiri NU, KH Wahab Hasbullah tersebut, bahwa 10 ribu orang yang akan diberangkatkan ke Jakarta itu bagian dari Forum Umat Islam (FUI) se-Jawa Timur.
"Sekitar 10 ribu (massa) yang masuk ke saya. Tapi bukan saya saja, kan banyak. Dari kiai mungkin ada, yang lain-lain ada," kata Gus Aam di sela aksi Bela Kedaulatan Rakyat di depan Kantor Bawaslu Jawa Timur, Jalan Tanggulangin, Surabaya, Jumat (17/5).
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Sekjen PBNU Suleman menyebut, pihaknya mengantongi banyak bukti, di balik unjuk rasa tersebut ada PKB.
Baca SelengkapnyaAksi ini diikuti oleh lebih kurang 2.000 orang yang terdiri dari mahasiswa hingga elemen masyarakat lainnya.
Baca SelengkapnyaKoalisi Mahasiswa Nasional Indonesia menggelar aksi unjuk rasa di Kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi yang digelar di depan gedung DPRD Jatim itu mengepung dan meminta paksa agar anggota dewan mau keluar dan menemui massa aksi.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menggelar apel bersama personel Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dari Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaNusron menganggap apa yang dilakukan sekelompok massa itu merupakan perilaku yang menggambarkan ketidaksiapan orang untuk berbeda pendapat dan berbeda pilihan.
Baca SelengkapnyaRibuan orang dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan menentang upaya revisi UU Pilkada, Jumat (23/8).
Baca SelengkapnyaTempat unjuk rasa dari lokasi Muktamar PKB sekitar 1,5 kilo meter, massa aksi diadang oleh aparat kepolisian dah pecalang
Baca SelengkapnyaWakil Sekjen PBNU Suleman Tanjung, mengatakan, unjuk rasa yang digelar belasan orang di PBNU pada Jumat (2/8) kemarin murni didalangi oleh PKB.
Baca SelengkapnyaGelombang pendemo kembali mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Senin 18 Maret 2023
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Islam Indonesia (UII) Fathul Wahid sempat membacakan puisi berjudul 'Sak Karepmu' di depan ribuan massa aksi Jogja Memangg
Baca SelengkapnyaAksi ini digelar di tengah isu bahwa PKS akan merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) plus.
Baca Selengkapnya