Ramainya pernikahan di bulan haji karena warisan adat turun temurun
Merdeka.com - Pernikahan atau upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan oleh dua sejoli dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma hukum, dan norma sosial nampaknya heboh ketika memasuki bulan-bulan yang dianggap baik, seperti bulan Dzulhijjah (Bulan Haji) bagi kaum muslim.
Pengamat Sosiolog Musni Umar, menganggap banyaknya yang melangsungkan pernikahan di bulan bulan haji seperti sekarang, semata-mata karena kebiasaan orang tua zaman dahulu akan kepercayaannya terhadap suatu hal, yang menjadikan hal tersebut sebagai suatu adat, hingga menjadi suatu kebiasaan yang seolah diharuskan.
"Jadi semua sebenarnya berawal dari kebiasaan hingga menjadi keharusan. Ini sebenarnya soal peninggalan dari orang tua kita zaman terdahulu. Semua bulan dan hari itu sebenarnya baik untuk pernikahan. Hanya saja ada kebiasaan turun temurun yang menjadikan suatu hari terlihat lebih spesial. Seperti bulan haji ini," Kata Musni saat dihubungi merdeka.com, Jumat (25/9).
-
Apa yang terjadi dengan pernikahan di Indonesia? Dalam sepuluh tahun terakhir, Indonesia telah menyaksikan penurunan tajam dalam jumlah pernikahan.
-
Bagaimana cara menunaikan ibadah menikah? Tujuan menikah patut untuk diketahui setiap manusia, terlebih bagi mereka yang hendak mengikatkan janji suci dalam sebuah ikatan pernikahan. Dalam Agama Islam, tujuan menikah tercantum dalam sejumlah ayat suci hingga hadist riwayat.
-
Mengapa menikah dianggap ibadah? Dalam Agama Islam, tujuan menikah tercantum dalam sejumlah ayat suci hingga hadist riwayat. Hal tersebut lantaran pernikahan merupakan salah satu tahap kehidupan manusia yang turut disebut ibadah. Maka, tak jarang pernikahan disebutkan dalam ayat suci sebagai sesuatu ibadah yang sakral dan penting untuk dilakukan.
-
Apa yang terjadi di awal pernikahan mereka? Awal-awal pernikahan inilah menjadi tahun yang berat bagi keduanya. Di awal pernikahan ini juga sempat muncul orang ketiga seperti yang diungkap Dewi Gita di podcast Ashanty belum lama ini.
-
Kenapa menikah di bulan Syawal? Menikah di bulan Syawal dalam Islam memiliki beberapa keistimewaan yang dianggap penting bagi umat Muslim. Bulan Syawal dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan keberkahan dalam agama Islam. Dengan demikian, menikah di bulan ini diyakini dapat memberikan tambahan keberkahan bagi pasangan yang memulai hidup baru bersama.
-
Bagaimana tradisi lamaran berkembang? Sekitar tahun 1930-an, prosesi laki-laki melamar kekasihnya banyak dilakukan oleh masyarakat Eropa yang kemudian berkembang ke daerah lain.
Musni menuturkan, untuk pemilihan bulan baik tersebut, memang karena di dalam masyarakat kita itu masalah kepercayaan hari, bulan dan lainnya terbilang sangat tinggi. Apalagi jika dikaitkan dengan masyarakat Indonesia yang sangat dipengaruhi ajaran-ajaran agama.
"Seperti ajaran terdahulu dari kepercayaan Hindu dan Budha mengenai hari-hari baik yang dikaitkan dengan perkawinan itu sangat kental. Kemudian ditambah lagi kepercayaan Islam terkait hari baik dan hari buruk pernikahan menjadikan semakin kental. Dalam hal ini, sangat terlihat sebetulnya dalam masyarakat Jawa," paparnya.
Untuk masyarakat Jawa sendiri, Musni menjelaskan memang sebagian besar sangat mementingkan momen pernikahan, mulai dari hari dan bahkan jam nya. "Itu sangat menjadi perhatian bagi orang tua calon kedua mempelai. Seperti dalam Islam yang dipahami masyarakat Jawa, bulan-bulan Islam menjadi lebih istimewa dibanding bulan lainnya. Seperti bulan ini, banyak orang yang melakukan perjalanan haji. Banyak orang yang melakukan kurban. Sehingga dikatakan banyak masyarakat Islam yang melakukan hal baik di bulan ini. Itulah yang membuat sebagian orang mempercayai bahwa bulan ini merupakan bulan baik untuk menikah," terangnya.
Lanjutnya, pertemuan dan kepercayaan masa lalu itulah yang akhirnya banyak diamalkan masyarakat kita sekarang ini. Itu yang membuat banyak orang melakukan pernikahan berdasarkan bulan bulan dengan momen tertentu. "Karena untuk harapan orang tua, pernikahan di bulan baik itu sekaligus sebagai doa bahwa itu satu-satunya perkawinan dan untuk sepanjang massa," tutupnya.
(mdk/war)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menikah pada malam Songo Ramadan sudah jadi tradisi turun-temurun sejak dulu.
Baca SelengkapnyaBagi masyarakat Batak pernikahan pariban ini ideal dan baik. Bahkan, pariban sudah menjadi kewajiban bagi masyarakat Batak Toba.
Baca SelengkapnyaMomen pernikahan bagi masyarakat Lampung adalah hal yang sakral dan salah satu unsur kehidupan yang begitu penting.
Baca SelengkapnyaSeorang pengantin wanita digendong saat akan ijab kabul pernikahan.
Baca SelengkapnyaMenikah di bulan Syawal dalam Islam memiliki beberapa keistimewaan yang dianggap penting bagi umat Muslim.
Baca SelengkapnyaPernikahan dalam adat Jawa tak bisa lepas dari aneka mitos yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaDi dalam kotak-kotak seserahan terdapat minyak goreng hingga sirup.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan terkait asal usul gelar Haji di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPasangan suami istri asal Banyuwangi, Kohar dan Pipit hadir dalam upacara HUT ke-78 RI di Istana Merdeka mengenakan busana pengantin Mupus Braen Blambangan.
Baca SelengkapnyaTradisi pernikahan unik di daerah Pariaman ini memiliki budaya yang berbeda dari wilayah lainnya terutama di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaNegeri yang satu ini juga punya tradisi unik. Salah satunya yakni berjoget ria usai akad nikah hingga pemisahan area bagi tamu wanita dan pria.
Baca Selengkapnya