Rehat mudik di pinggiran Hutan Kubangkangkung Cilacap
Merdeka.com - Hutan Kubangkangkung, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap bisa jadi pilihan bagi pemudik untuk melepaskan lelah atau penat berkendara. Di areal hutan pinus dan karet milik Perum Perkebunan Nusantara IX tersebut, pemudik dapat beristirahat di gubuk-gubuk bambu di pinggiran hutan.
Areal hutan Kubangkangkung, merupakan jalur alternatif mudik jalan lintas selatan (JLS) yang menghubungkan Jawa Barat melewati Cukengleuleus-Sidareja-Kawunganten menuju ke Cilacap kota atau sebaliknya. Sampai Minggu (10/6) dari perhitungan keluar masuk KBM R2-R4 Jabar-Jateng Operasi Ketupat Candi 2018, motor yang masuk sebanyak 10.884 sedang mobil pribadi sebanyak 7.540 unit.
Salah satu pemilik warung di pinggiran hutan, Agus Supri (26) bercerita seakan jadi tradisi saban mendekati lebaran warga membuat gubuk-gubuk sebagai tempat beristirahat pemudik. Di warung-warung itu, warga berdagang kuliner khas nusantara. Beberapa semisal Soto, Karedok, Kupat Tahu dan kelapa.
-
Siapa pemilik warung tengah hutan? Pemilik warung tengah hutan itu adalah Ibu Hartini.
-
Dimana warung tengah hutan itu berada? Di Desa Kebutuhduwur, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara, terdapat sebuah warung yang lokasinya berada di tengah hutan.
-
Siapa yang membuka warung di gunung? Di usianya yang telah beranjak senja, sepasang lansia itu justru nekat membuka sebuah warung kecil di atas gunung.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran? Arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 19-21 April 2023.
-
Apa yang dijual di warung tengah hutan? 'Di sini menu gorengan seperti pisang, tempe, tahu. Kalau minumnya kopi ireng,' kata Ibu Hartini dikutip dari kanal YouTube Jejak Bang Ibra.
-
Dimana Anas memulai berjualan? Sejak remaja, Anas sudah mulai bekerja serabutan untuk membantu keuangan keluarganya. Bahkan, dulu ia sempat bekerja menjadi pedagang kasongan di terminal Pasar Banto, Bukittinggi.
Agus mengaku setiap lebaran telah berjualan di pinggiran hutan sejak lima tahun terakhir ini. Warung-warung tersebut dijelaskan Agus mulai buka sejak pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.
"Buka sampai malam gak sanggup. Gak ada lampu penerangan," kata Agus.
Di warung-warung tersebut, para pemudik biasanya tiduran di gubuk selama setengah atau satu jam.
Salah satu pemudik dari Jawa Barat, Yogi mengatakan saban tahun lebih nyaman melewati jalur alternatif tersebut karena tak terlalu padat pengendara. Tiap kali mudik ke kampung halaman di Cilacap kota, dia biasanya memilih beristirahat di salah satu warung hutan Kubangkangkung.
"Adem di sini," kata Yogi.
Di wilayah hutan Kubangkangkung selain warung-warung juga terdapat obyek wisata berupa agro wisata waduk Koebangkangkoen. Di area wisata tersebut, terdapat penyewaan perahu dan sejumlah permainan anak-anak.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warung itu bentuknya cukup sederhana. Material bangunannya terbuat dari kayu. Konon usia warung itu telah mencapai 1 abad atau 100 tahun.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaMbah Slamet sudah puluhan tahun tinggal di hutan itu. Berbagai macam gangguan pernah ia rasakan selama tinggal di sana
Baca SelengkapnyaWarung bakso di tengah hutan yang dijaga oleh sosok wanita sendirian dan buka sampai jam 12 malam. Begini penampakan warungnya.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca SelengkapnyaPasar Keluh letaknya begitu terpencil di pelosok desa Ponorogo. Suasana tempo dulu begitu terasa saat berkunjung ke pasar tersebut.
Baca SelengkapnyaAsinan ini sudah melegenda sejak 1975. Cocok untuk menu takjil di bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaDalam sehari, puluhan ekor ayam kampung bisa habis untuk memenuhi permintaan pembeli.
Baca SelengkapnyaWalaupun sepi pengunjung, para pedagang pasar memilih bertahan tetap berjualan
Baca SelengkapnyaDi pasar itu, penduduk lokal menjual hasil sayur dengan harga murah. Banyak pula yang menjual beragam tanaman hias.
Baca SelengkapnyaPelindo Persero merevitalisasi kawasan hutan bambu Desa Penglipuran sebagai Pasar Pelipur Lara untuk memfasilitasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Baca SelengkapnyaDi dalam pasar itu, dapat dijumpai berbagai kuliner unik yang jarang dijumpai di tempat lain.
Baca Selengkapnya