Respons Imun Penerima Vaksin Covid-19 bisa Diketahui Lewat Uji Kuantitatif Serologi
Merdeka.com - Respons kekebalan tubuh dari seseorang yang telah melakukan vaksinasi Covid-19 bisa diketahui melalui uji kuantitatif serologi. Dokter spesialis patologi dari Siloam Hospitals Purwakarta, Adrian Suhendra menjelaskan bahwa uji serologi kuantitatif merupakan cara medis melalui pengambilan sampel darah yang berfungsi guna mengidentifikasi patogen di dalam tubuh manusia.
"Tujuannya untuk mengetahui dan melihat respons kekebalan tubuh seseorang atau antibodi dari seseorang yang telah mendapatkan suntik vaksin Covid-19," tutur Adrian saat diskusi virtual. Dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Senin (8/3).
Adrian Suhendra menuturkan, uji kuantitatif serologi dilakukan pada laboratorium khusus serologi yang bertujuan membaca hasil pemeriksaan secara kuantitatif. Wujudnya adalah jumlah titer antibodi yang ada di dalam darah.
"Uji tes ini berbeda dengan rapid tes serologi sebelumnya, metode kualitatif, yaitu menunjukkan apakah hasil tes reaktif atau nonreaktif. Intinya adalah metode serologi kuantitatif berfungsi untuk mengecek imun tubuh paska vaksinasi," ungkap Adrian.
Tes kuantitatif serologi menggunakan immunoassay untuk menentukan nilai kuantitatif titer antibodi terhadap protein Spike-Receptor Binding Domain (S-RBD) Covid-19 dalam darah manusia. Metode ini akan membantu memberikan hasil nilai antibodi seseorang secara akurat sehingga pasien bisa mengetahui bagaimana respons imun tubuhnya terhadap Covid-19.
Tes ini termasuk jenis tes imunologi yang bersifat mengavaluasi titer antibodi Covid-19 dalam tubuh seseorang, baik itu pascavaksin Covid-19 maupun kondisi setelah terpapar Covid-19. Karenanya tes kuantitatif serologi berbeda dengan tes kualitatif serologi pada umumnya.
Tes kualitatif serologi bertujuan untuk skrining Covid-19, sementara tes kuantitatif serologi bertujuan mengetahui titer antibodi seseorang terhadap Covid-19 yang ditunjukkan dengan satuan u/mL. Selain itu, tes kuantitatif antibodi juga berguna dalam menilai respons imun humoral seseorang yaitu antibodi terhadap Covid-19 baik pada penyintas Covid-19 maupun pada individu penerima vaksin. Dalam prosesnya, pengumpulan sampel tes kuantitatif serologi diambil dari darah vena dengan waktu proses pemeriksaan adalah sekitar 120 menit.
Pada penerapannya, tes serologi kuantitatif ini ada memiliki tiga kegunaan, yaitu pertama bagi yang telah vaksinasi Covid-19, dapat mengetahui apakah tubuh sudah memiliki imun atau belum memiliki antibodi Covid-19. Kedua bagi penyintas Covid-19 bisa mengetahui apakah serologinya dapat memproteksi dirinya atau masih bisa terkena kembali. Dan ketiga terapi plasma konvaselen, yaitu sebagai pendonor (orang yang sembuh dari Covid-19 dan sudah di uji dengan hasil negatif) bagi penderita/pasien Covid-19.
Adrian Suhendra menambahkan, tes serologi kuantitatif pada umumnya bisa dilakukan secara berkala dan direkomendasikan untuk pasien yang sudah divaksinasi setelah periode 14 hingga 60 hari dari penyuntikan vaksin tahap kedua.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Imunodefisiensi adalah kondisi di mana sistem imun seseorang melemah atau tidak dapat berfungsi dengan baik dalam melawan infeksi.
Baca SelengkapnyaGejala alergi pada anak bisa bervariasi, tergantung pada jenis alergen dan cara tubuh meresponsnya.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.
Baca SelengkapnyaCovid-19 varian JN.1 dilaporkan berkaitan erat dengan varian BA.2.86 dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi pola penularan dan tingkat keparahan penyakit.
Baca SelengkapnyaImbauan ini seiring meningkatnya angka kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaAnalisis pemeriksaan genomik akan dilakukan hingga hasil final yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola kesehatan berdasarkan profil genomik.
Baca SelengkapnyaPenyakit menular disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang dapat menyebar dari satu orang ke lainnya, termasuk anak-anak.
Baca SelengkapnyaVarian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.
Baca Selengkapnya