Risma: Saat ini banyak pemimpin pintar tetapi tak peduli pendidikan
Merdeka.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan beberapa kali setiap kampanyenya selalu menekankan agar memilih pemimpin yang mau belajar dan mendengar aspirasi masyarakat.
"Saat ini banyak pemimpin yang pintar tetapi tidak ada yang mau belajar dan mendengar serta peduli pendidikan," kata Tri Rismaharini di Surabaya, seperti dilansir Antara, Rabu (13/6).
Selama ini, Risma mengaku kenal banyak bupati, wali kota di Indonesia, tetapi tidak banyak yang mau mendengar. Tetapi, lanjut dia, itu berbeda dengan Calon Wakil Gubernur Jatim Puti Guntur Soekarnoputri yang meskipun belum pernah berpengalaman menjadi kepala daerah, namun selalu bertanya dan mengakui kalau terus belajar.
-
Mengapa penting memilih pemimpin yang berilmu? Pemimpin harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam dan masalah-masalah dunia, serta kecakapan dalam mengelola dan memimpin umat.
-
Apa skill penting buat pemimpin? Jadi, buat kamu yang ingin menjadi pemimpin yang hebat, ada banyak skill khusus yang bisa kamu pelajari.
-
Siapa yang bisa jadi pemimpin? 'Pemimpin adalah penjual harapan.' – Napoleon Bonaparte
-
Apa karakteristik penting pemimpin? 'Milikilah keinginan untuk membuat keputusan. Itu adalah kualitas terpenting dari seorang pemimpin yang baik.' - Tung Desem Waringin
-
Siapa yang bisa menjadi pemimpin? Kepemimpinan terdiri dari kombinasi antara kemampuan alami dan keterampilan yang bisa dikembangkan. Ada individu yang mungkin memiliki sifat-sifat bawaan yang mendukung kepemimpinan, seperti daya tarik pribadi dan kemampuan berkomunikasi yang efektif.
"Tidak banyak, calon pemimpin seperti ini. Makanya, warga Surabaya jangan sampai salah pilih di Pilkada Jatim pada 27 Juni mendatang," katanya.
Pernyataan tersebut juga disampaikan Risma saat deklarasi Seduluran Bersama Relawan Lingkungan Surabaya Selatan di Karangan, Sawunggaling, Surabaya, Selasa (12/6) malam.
Risma sendiri mengaku baru turun gunung mendukung pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim nomor urut 2, Saifullah Yusuf-Puti Guntur Soekarnoputri di Pilkada Jatim karena harus mengembalikan kondisi Surabaya pascateror bom.
"Kenapa tidak kemarin-kemarin, ya karena kalau kemarin saya masih ngurusi teroris," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, sosok pemimpin yang dibutuhkan adalah yang mau mendengar dan belajar serta berkomitmen terhadap pendidikan anak. Menurut Risma, sebuah pembangunan kota tidak ada artinya, jika generasi penerus tidak bisa sekolah karena tingginya biaya.
"Pemimpin sekarang saatnya mendengar, kalau pemimpin banyak bicara tidak mendengar susah, jalan dengan caranya sendiri, karena mereka merasa sudah dipilih dan sudah jadi," katanya.
Risma mengaku tidak akan rela dan bisa hidup tenang jika sampai anak-anak, khususnya di Kota Surabaya tidak bisa sekolah karena biaya sekolah tinggi dan tidak gratis.
"Makanya saya turun gunung karena Gus Ipul dan Mbak Puti mau mendengar dan berkomitmen akan menggratiskan SMA/SMK. Jika APBD Provinsi Jatim tidak mampu, akan diserahkan ke pemkot maupun pemkab yang mampu. Jangan lupa nomor dua yang sebelah kanan," katanya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Risma mengatakan, keterbatasan bukanlah sebuah hambatan untuk meraih kesuksesan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, JK mengkritik keras soal pendidikan di era saat ini bahkan dia mengkirik Mendikbudristek, Nadiem Makarim.
Baca SelengkapnyaNegarawan yang dimaksud adalah seseorang yang memiliki visi yang jelas tentang masa depan bangsa.
Baca SelengkapnyaKartika Putri mendadak jadi sorotan saat menyarankan agar para capres untuk mengaji.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan para relawan untuk tidak memilih pemimpin yang hanya ingin menikmati kenyamanan dan fasilitas negara.
Baca SelengkapnyaSalah satu peserta menanyakan Anies tentang fenomena perundungan di dunia pendidikan.
Baca SelengkapnyaGanjar lebih dulu bercerita saat dirinya pernah menjadi mahasiswa dan mengikuti aktivitas demo atau aksi.
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan kata bijak kepemimpinan yang inspiratif dan penuh pesan mendalam.
Baca SelengkapnyaPISA skor Indonesia itu masih di bawah 500, ranking ke-72.
Baca SelengkapnyaMenteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengaku selalu kena getahnya dalam polemik zonasi Penerimaan Peserta Didik
Baca SelengkapnyaAwak media pun langsung memberondong sejumlah pertanyaan salah satunya yakni terkait kasus perundungan.
Baca SelengkapnyaDi hadapan mahasiswa, Hasto menyinggung soal demokrasi di Indonesia.
Baca Selengkapnya