Salut, Hansip Ini Tolak Duit Rp2,5 Juta Bikin Mantan Bupati Hormat & Cium Tangan
Merdeka.com - Suroso, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai hansip di Dusun Kalibening, Desa Kebondalem, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang bikin salut. Sampai-sampai seorang mantan bupati hormat dan mencium tangannya.
Suroso menolak pemberian uang Rp2,5 juta yang ditawarkan mantan Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi.
Ia bertugas mengarahkan jalan bagi rombongan DPR RI yang sedang melakukan kunjungan kerja di lokasi pembibitan alpukat di Dusun Kalibening.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi membantu adik Pegi Setiawan? Melihat nasib adik bungsu dari Pegi membuat Dedi trenyuh. Seketika, dia memberi solusi dengan memberi bantuan berupa biaya sekolah adik Pegi selama tiga tahun.
-
Kenapa Dedi Mulyadi harus di Jawa Barat? 'Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik,' kata dia.
-
Siapa yang membantu Ibu Dewi? 'Ada bagian yang khusus mengupas bawang, ada bagian mengiris bawang pakai mesin, terus bagian menggoreng. Semua pekerja yang bantu saya tetangga sekitar rumah,' kata Dewi.
-
Mengapa Kadek Devi aktif di kegiatan ibu Bhayangkari? Kadek juga aktif dalam berbagai kegiatan untuk ibu Bhayangkari.
-
Di mana Dedi Mulyadi lahir dan menghabiskan masa kecilnya? Dedi Mulyadi diketahui lahir pada 11 April 1971 di Kampung Sukadaya, Desa Sukasari, Subang, Jawa Barat.
-
Apa yang akan dilakukan Dedi Mulyadi? Dedi menyampaikan berterima kasih kepada jajaran pengurus Partai Golkar, terutama Ketum Airlangga Hartarto. 'Saya mengucapkan terima kasih ya buat Mas Singgih dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar, khususnya buat Ketua Umum DPP Partai Golkar Pak Airlangga Hartarto bahwa utusannya sudah datang ke Jawa Barat untuk ajak ngomong serius masalah tunangan di Provinsi Jawa Barat,' kata dia.
Mulanya Kang Dedi menanyakan pada Suroso apakah rombongan DPR RI sudah melintas menuju lokasi atau belum. Suroso mengatakan, hingga waktu tersebut belum ada rombongan atau iring-iringan menuju lokasi.
Kang Dedi pun meminta Suroso untuk masuk ke mobilnya untuk menunjukkan jalan menuju lokasi. Namun, Suroso menolak dengan halus dengan alasan sedang menjalankan tugas menjaga dan mengarahkan jalan di tempat tersebut.
"Ayo naik ke mobil saya, kita ke atas tolong antarkan. Nanti setelah sampai atas, turun lagi pakai mobil saya," ujar Kang Dedi.
"Maaf, Pak, saya jaga di sini saja pak. Saya menjalankan tugas," jawab Suroso.
"Kan ini rombongan belum datang, sudah ayo ikut saya nanti dikasih Rp500.000," timpal Kang Dedi yang lagi-lagi ditolak oleh Suroso.
Penasaran dengan keteguhan hati Suroso, Kang Dedi pun keluar dari mobil untuk mengobrol. Dari obrolan tersebut terungkap jika Suroso hanya menerima gaji Rp500.00 untuk tiga bulan. Selebihnya ia diberi tanah bengkok untuk pembibitan alpukat.
"Nah kan ini ke atas antar saya paling 10-15 menit dapat Rp500.000, bapak digaji Rp500.000 tiga bulan," ucap Dedi.
Lagi-lagi tawaran tersebut ditolak dengan halus oleh Suroso. Ia tetap teguh pada pendirian bahwa telah diberi tugas oleh kepala dusun untuk menjaga tempat tersebut.
Bahkan saat Kang Dedi menaikkan tawarannya menjadi Rp1 juta pun Suroso tetap menolaknya.
"Enggak, Pak, terima kasih. Saya menjalankan tugas saja," ucap Suroso.
Selain patuh terhadap pekerjaan, terungkap jika Susoro merupakan sosok penyayang keluarga. Sebelum menjadi hansip seperti saat ini, ia sempat menikmati gaji cukup besar saat bekerja di Kalimantan.
"Dulu sebelum kerja di sini kerja serabutan, pernah juga kerja di Kalimantan 5 tahun di pengukuran kayu. Waktu itu cuti pulang karena ibu sakit, kemudian dirawat sampai meninggalnya, saya gak kembali lagi," katanya.
"Jadi demi ibu meninggalkan tempat kerja? Keren, hebat banget. Bapak ini luar biasa meninggalkan gaji besar di Kalimantan demi merawat ibu sampai meninggalnya," ucap Kang Dedi.
Saat ini Suroso menafkahi satu istri dan dua anaknya mengandalkan profesi hansip yang dilakoninya. Selain itu ia pun memanfaatkan tanah bengkok untuk pembibitan alpukat di dusunnya.
Di tengah obrolan, Kang Dedi kembali menawarkan uang menjadi Rp2 juta. Namun lagi-lagi ditolak oleh Suroso. Begitu pun saat uang kembali naik menjadi Rp2,5 juta yang lagi-lagi ditolak.
"Enggak, Pak, terima kasih, saya menjalankan tugas saja. Saya jalankan perintah saja, kasihan kalau rombongan enggak tahu jalan," ucap Suroso.
Kang Dedi pun berjalan meninggalkannya sambil sesekali menoleh ke belakang menawarkan uang tersebut. Namun Suroso tetap teguh pada pendiriannya untuk menjalankan tugas mengatur jalan.
Hingga akhirnya Kang Dedi Mulyadi kembali menemui Suroso dan langsung memberikan uang tersebut. Suroso pun kaget karena secara tiba-tiba uang tersebut diberikan padahal ia tak mengantarkan Kang Dedi ke lokasi acara.
"Terima kasih, saya hormat sama bapak. Bapak ini memang layak dan mantab. Bapak ini orang hebat, tidak tergoda dengan duit walaupun tidak punya duit. Bapak hebat," ucap Kang Dedi sambil mencium tangan Suroso.
"Bapak ini hidup pada pengabdian. Pak Suroso seperti arti namanya memiliki rasa yang baik," kata Kang Dedi yang kembali mencium tangan Suroso.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jawaban wanita berjilbab pink ini seketika membuat Gus Iqdam tertegun.
Baca SelengkapnyaLulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Baca SelengkapnyaResmi dilantik jadi Kapolres, sosoknya langsung menghadap ke ibunda.
Baca SelengkapnyaKetika dibuka, terlihat beberapa tumpukan uang Rp50 ribu yang diterimanya.
Baca SelengkapnyaDidatangi sang aparat, ibu kantin secara sukarela memberi sejumlah lembaran uang dari kantong sendiri.
Baca SelengkapnyaBrigjen Pol Deni Dharmapala pulang bertemu dengan sang ayah dan mendapatkan nasehat sekaligus doa yang sangat berharga.
Baca SelengkapnyaAlih-alih menerima, Joko justru meminta hal lain. Apa yang diminta ke Kapolri?
Baca SelengkapnyaPolitisi partai Gerindra ini tiba-tiba menghampirinya dan langsung memberikan uang pecahan Rp50 ribuan.
Baca SelengkapnyaRombongan polisi menemui pemulung dan memberikan bantuan tali asih untuk modal usaha.
Baca SelengkapnyaDia mendedikasikan seluruh hidupnya demi merawat sang ibu di tengah hutan tanpa tetangga.
Baca Selengkapnya