Tinggalkan Kota demi Temani Orang Tua, Pemuda Ini Sukses Jadi Dosen dan Kelola Puluhan Kolam Ikan di Kampung
Lulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Lulusan pascasarjana UGM ini rela lepaskan peluang berkarier di perkotaan demi menemani orang tuanya di rumah
Tinggalkan Kota demi Temani Orang Tua, Pemuda Ini Sukses Jadi Dosen dan Kelola Puluhan Kolam Ikan di Kampung
Akbar, lulusan Magister Hukum UGM meninggalkan cita-citanya bekerja di kota besar bahkan luar negeri demi menemani orang tuanya. Ia ingin mendampingi masa tua sang ayah di kampung halamannya di Tulungagung, Jawa Timur.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa yang menginspirasi petani muda ini? Dyra mengatakan, mereka berjualan petai karena terinspirasi dari orang tua.
-
Bagaimana Bapak Joko bisa menyekolahkan anaknya? 'Ya suatu kebanggan bagi saya, memang dari dulu sebelum menikah, bahkan saya itu punya cita-cita nanti kalau sudah berkeluarga dan punya anak, yang saya utamakan memang segi pendidikan, walaupun bapaknya kondisinya kayak begini, yang penting anaknya bisa sekolah,' jelas Joko.
-
Dimana sekolah anak pengusaha itu? Dalam video tersebut, Hilman Gumilar ditemani sang istri dan sopirnya datang ke sekolah sang anak bernama Boy untuk berkunjung. Sang anak yang saat itu sedang menempuh pendidikan SMA di sebuah sekolah berasrama yang sangat mewah.
-
Dimana anak sulung belajar jadi pemimpin? Karena menjadi yang tertua, anak sulung sering kali memiliki peluang untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan.
-
Kenapa ayah pemuda itu bangga? ‘Semangat, tidak pantang mundur,’ ujar sang ayah bahagia. ‘Bapaknya sopir juga tidak pantang mundur. Lanjut,’ sambungnya berapi-api.
Tinggalkan Cita-cita
Saat pandemi, Akbar yang tengah berada di Yogyakarta terus-menerus memikirkan keberadaan orang tuanya di Tulungagung. Gentingnya situasi pandemi yang menelan banyak korban jiwa membuat ia tergerak untuk pulang ke kampung halaman. Ia ingin membersamai orang tuanya yang sudah lanjut usia.
"Idealisme untuk bekerja di kota besar atau luar negeri mulai luntur karena pandemi. Saya ingat bapak saya di rumah," ujarnya.
Susah Dapat Kerja
Pulang ke kampung halaman dengan ijazah S2 sempat membuat Akbar kebingungan mencari pekerjaan.
"Ijazah S2 di Tulungagung peluang kerjanya apa, saya sempat mengalami kesulitan mendapat pekerjaan," ungkapnya.
Rupanya niat mulia Akbar menemani orang tua diganjar keberkahan. Ia kemudian diterima sebagai dosen luar biasa sebuah kampus negeri di Tulungagung, Jawa Timur.
Bahagia
Sejak pulang kampung, Akbar mengaku hidup bahagia.
"Hidup saya sudah cukup bahagia untuk saat ini, dekat dengan orang tua, bisa bekerja. Kebahagiaan kan tidak diukur dari materi," terang Akbar, dikutip dari YouTube PecahTelur.
Hidup bahagia, imbuh Akbar, saat di mana seseorang tidak punya rasa iri terhadap kehidupan orang lain.
Kelola Puluhan Kolam Ikan
Kini, selain bekerja sebagai dosen, Akbar menemani ayahnya mengelola puluhan kolam ikan patin dan gurami.
Akbar bertekad memaksimalkan usaha budi daya ikan milik orang tuanya. Ia mengikuti pelatihan di BLK untuk menambah ilmu tetang budi daya ikan.
(Foto: YouTube PecahTelur)