SAS Institute Ungkap Keberhasilan dan Tantangan Refleksi Seabad NU
Merdeka.com - Said Aqil Siroj (SAS) Institute menyampaikan sudut pandangnya tentang keberhasilan yang dicapai Nahdlatul Ulama serta tantangan sebagai refleksi satu abad NU.
"Usia satu abad juga mau tidak mau membuat kita merefleksikan apa yang telah berhasil diraih NU dan tantangan apa yang ada di abad ke dua mendatang," kata Direktur Eksekutif SAS Institute Sa'dullah Affandy di Jakarta, Rabu (8/2).
Menurutnya, setidaknya ada lima aspek keberhasilan yang bisa dilihat secara kasat mata di abad pertama NU. Pertama, kata dia sebagai organisasi dengan jamaah para pelestari tradisi, NU telah berhasil mempertahankan diri sebagai organisasi dengan pengikut terbesar di Indonesia, bahkan dunia.
-
Bagaimana cara NU memperjuangkan umat Islam? Partai ini memperjuangkan kepentingan umat Islam terutama masyarakat Islam yang berada di kelas bawah.
-
Siapa pendiri NU? KH Hasyim Asy'ari merupakan tokoh penting dibalik organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Ia memprakarsai berdirinya NU pada 1926, mendapat julukan Hadratus Syekh (maha guru), sekaligus menjadi Rais Akbar NU pertama.
-
Kenapa NU didirikan? Organisasi Islam yang didirikan di Surabaya ini bergerak di bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi.
-
Kapan NU berdiri? Pada awal berdirinya Nahdlatul Ulama pada 31 Januari 1926 di Surabaya, Hasan Gipo terpilih menjadi Ketua Umum Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama (HBNO), atau sekarang disebut Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
-
Siapa yang hadir di acara peringatan satu abad NU? Langkah Zulhas ini pun menorehkan hasil memuaskan, dengan hadirnya Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), Sekjen PBNU Saifullah Yusuf dan jajaran pengurus PBNU Jatim.
-
Bagaimana NU dan Muhammadiyah berdampak pada perkembangan Islam di Indonesia? NU dan Muhammadiyah berperan penting dalam sejarah perjalanan negara ini dan berpengaruh besar terhadap perkembangan Islam di Indonesia.
Kedua, lanjut dia sebagai organisasi dengan massa terbesar, NU berhasil memainkan peran dalam dinamika politik Tanah Air, mulai dari pra-kemerdekaan, kemerdekaan, hingga pascakemerdekaan.
Bahkan, kata Sa'dullah dalam mengatasi pemberontakan Partai Komunis Indonesia, NU menjadi organisasi sipil yang paling aktif terlibat dalam menumpas pemberontakan.
"Ketiga, dalam konteks pendidikan, NU dengan pesantren-nya berhasil mengintegrasikan antara pendidikan modern (sekolah formal) dengan tetap mempertahankan identitas pesantren-nya," tuturnya.
Hingga hari ini, menurut Sa'dullah publik dapat menyaksikan pesantren NU semakin berkembang pesat dengan Lembaga Pendidikan formal yang ada di dalamnya.
"Keempat, dalam dimensi kebudayaan, NU menjadi garda depan sebagai aktor pelestari kebudayaan lokal, tradisi-tradisi yang oleh kalangan modernis diharamkan, justru dimodifikasi oleh NU menjadi sesuatu yang bernuansa Islam dan bermuatan dakwah sebagaimana ajaran para Wali Songo," ucapnya seperti dilansir dari Antara.
Kelima, NU menjadi penyokong utama beragam agenda pemerintah, terutama terkait isu radikalisme beragama di Indonesia, dan secara gemilang berhasil menjadi representasi Islam rahmatan lil alamin bagi dunia luar.
"Tentu tidak dapat meramal masa depan, namun berpijak pada masa lalu dan realitas saat ini, banyak hal yang harus dilakukan oleh NU dalam menyongsong abad kedua," kata dia
Tantangan pertama menurutnya meski secara kuantitas menjadi mayoritas, namun faktanya NU masih memiliki banyak kelemahan baik di bidang ekonomi maupun sumber daya manusia terutama terkait domain riset dan teknologi.
"Era dimana teknologi digital menjadi primadona, adalah sebuah keniscayaan bagi NU untuk melakukan pemberdayaan umatnya di ranah ini. Kedua, meski selalu berperan penting dalam setiap peristiwa politik di Tanah Air, namun secara politik NU kerap ditinggal ketika berbicara sharing kekuasaan," katanya.
Menurut dia dalam setiap pemilu, suara NU selalu laku di pasaran para calon legislatif maupun kandidat di eksekutif, namun setelah itu NU malah ditinggalkan.
"Pengecualian adalah sosok KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang berhasil menjadi Presiden RI ke-4," kata dia.
Tantangan ketiga, pesantren berhasil eksis hingga saat ini, namun masih kental asumsi bahwa pesantren hanya melahirkan ulama yang menguasai kitab kuning dan memimpin tahlil atau ritual keagamaan.
"Ke depan, sesuai dengan tantangan poin pertama dan kedua di atas, pesantren harus mulai memikirkan kurikulum yang berorientasi pada penguasaan teknologi informasi bagi para santri-nya," ujarnya.
Keempat, kata Sa'dullah meski telah berkembang pesat dan kaum Nahdliyyin tersebar di mana-mana, namun basis massa NU tetap adalah warga pedesaan sebagaimana Islam tradisional berada.
"Secara ekonomi, masih berada di kelas menengah ke bawah sehingga pekerjaan besar ke depan adalah menciptakan para saudagar baru di NU," tutur Sa'dullah.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
warisan pertama para kiai NU adalah paham keagamaan Ahlussunnah Waljama'ah (Aswaja)
Baca SelengkapnyaMahfud memandang ada peran ulama termasuk santri-santri dari kiai Hamid memperjuangkan Indonesia merdeka.
Baca SelengkapnyaDua organisasi ini dianggap sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerbedaan NU dan Muhammadiyah dapat meningkatkan toleransi bangsa.
Baca SelengkapnyaNU perlu merambah dunia ilmu pengetahuan dan teknologi serta kewirausahaan. Agar tidak hanya berkutat di bidang sosial kemanusiaan dan keagamaan.
Baca SelengkapnyaNU menjadi ormas Islam yang paling tinggi tingkat kepuasannya terhadap kinerja pemerintahan Jokowi dengan 78,4 persen.
Baca SelengkapnyaKetum PBNU Gus Yahya menyambut baik kebijakan organisasi masyarakat (ormas) keagamaan yang memperoleh Izin Usaha Pertambangan dari Jokowi.
Baca SelengkapnyaHarlah ke-25 PKB digelar di Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSoal posisi menteri untuk warga NU, Gus Yahya menyerahkan kepada Prabowo.
Baca SelengkapnyaDalam pertemuan tersebut, ujar KH Achmad, Abuya Muhtadi memberikan pesan sederhana namun mengandung makna luar biasa dan mendalam.
Baca SelengkapnyaPesantren Lateng menjadi tempat berdirinya GP Ansor diusulkan jadi cagar budaya.
Baca Selengkapnya