Satgas Covid-19: Bapak Presiden Tekankan Pentingnya Data dalam Setiap Kebijakan
Merdeka.com - Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menilai hasil survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) soal perilaku kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di masa Pandemi Covid-19 sebagai dasar menentukan kebijakan strategis.
"Dalam berbagai kesempatan Bapak Presiden menekankan pentingnya data, dan setiap kebijakan yang dilakukan harus berdasarkan data, berdasarkan kajian dan juga survei," katanya pada kesempatan diskusi virtual, Senin (28/9).
Menurutnya, hasil survei terkait perilaku masyarakat di masa Pandemi Covid-19 sangatlah strategis. Lantaran penyebaran Covid-19 yang disebarkan oleh manusia memiliki perbedaan dengan virus seperti flu burung dan flu babi yang perantaranya melalui hewan.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Apa itu zoonosis? Penyakit zoonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia.
-
Bagaimana virus dengue menyebar ke manusia? Jika nyamuk ini terinfeksi virus dengue, mereka dapat mentransmisikan virus tersebut kepada manusia saat menggigit.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Mengapa penemuan mumi burung viral? Video momen penemuan mengerikan ini segera ia unggah di TikTok.
-
Mengapa cacar monyet menular? Cacar monyet juga dapat menular dari orang ke orang, tetapi sumber utamanya adalah hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai yang terinfeksi. Penularan antarmanusia terjadi melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit.
Oleh sebab itu, Doni menyampaikan, dari hasil survei ini, Satgas bisa mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap ancaman Covid-19.
"Maka kita harus mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman masyarakat terhadap virus ini. Dan kira-kira apa saja yang menjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan ketentuan terhadap suatu protokol kesehatan," jelasnya.
Masyarakat Garda Terdepan Pencegahan Covid-19
Lebih lanjut, Doni mengatakan bahwa penanganan pandemi Covid-19 tidak bisa hanya mengandalkan tenaga medis, aspek kesehatan, maupun aspek medis semata. Karena penanganan Covid-19 adalah operasi kesehatan.
"Karena apa yang kita kerjakan saat ini bukanlah semata-mata operasi medis atau operasi kesehatan. Tetapi lebih cenderung kepada operasi kemanusiaan,” katanya.
"Maksudnya adalah menempatkan masyarakat sebagai garda terdepan sebagai ujung tombak dalam pencegahan. Karena kalau tidak ada upaya maksimal dalam proses upaya pencegahan. Maka RS akan banyak terisi pasien Covid-19," tambahnya.
Atas hal itu, Doni menegaskan dalam penanganan Covid-19 posisi tenaga kesehatan adalah benteng terakhir. Oleh sebab itu, ia mengajak masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan dengan baik supaya dapat memutus mata rantai Covid-19.
"Yang diminta itu (patuhi protokol kesehatan) tidaklah sebanding dengan pengorbanan para dokter, para pejuang kemanusiaan termasuk juga para perawat, yang menghabiskan waktunya bersama pasien Covid. Yang sudah pasti mereka memiliki risiko yang sangat besar,” jelasnya.
Hasil Survei BPS
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19. Sebanyak 92 persen masyarakat mematuhi protokol kesehatan terkait penggunaan masker.
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menjelaskan survei ini dilakukan secara daring sejak 7- 14 September. Dengan jumlah responden sebanyak 90.967 orang.
Terbagi dalam 45 persen laki-laki dan 55 persen perempuan yang didominasi 69 persen responden berusia 45 tahun ke bawah. Kemudian, 61 persen berpendidikan lulusan perguruan tinggi mulai D1 sampai S3.
"Hasilnya, masyarakat yang mematuhi penggunaan masker itu sebanyak 92 persen, ini kabar yang menggembirakan," ujar Suhariyanto dalam diskusi virtual, Senin (28/9).
Lebih lanjut, terkait data memakai hand sanitizer 77,71 persen, cuci tangan selama 20 detik 75,38 persen, hindari jabat tangan 81,85 persen, hindari kerumunan 76,69 persen, dan jaga jarak 73,54 persen.
"Jika dibandingkan dengan hasil survei pada April lalu, persentase kepatuhan masyarakat memakai masker meningkat 8 persen. Tetapi persentase yang mencuci tangan dan menjaga jarak mengalami penurunan," tuturnya.
Atas hal itu, Suhariyanto menilai bahwa ke depan seluruh pihak harus memulai untuk melakukan sosialisasi terhadap pelaksanaan 3M yakni, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
"Penerapan 3M itu haruslah paralel karena pakai masker tanpa jaga jarak tidak ada gunanya juga," tuturnya.
Alasan Masyarakat Tak Patuh Protokol Kesehatan
Selain kepatuhan, Suhariyanto juga menyampaikan alasan masyarakat tak patuhi protokol kesehatan. Lebih banyak menilai, karena tidak adanya sanksi yang tegas.
"Lebih dari setengah responden sekitar 55 persen berpendapat bahwa tidak ada sanksi menjadi alasan utama tidak menerapkan protokol kesehatan," katanya.
Kemudian, 39 persen menjawab karena tidak adanya kejadian Covid-19 di lingkungannya, lalu 33 persen merasa sulit bila harus menerapkan protokol kesehatan dalam bekerja.
Sedangkan, 23 persen menilai harga masker hand sanitizer, dan APD mahal, 21 persen akibat mengikuti orang lain, dan 19 persen karena faktor aparat atau pimpinan yang tidak memberikan contoh.
"Jadi walau sekarang pemerintah telah menetapkan sanksi, tetapi ke depan sepertinya sanksi perlu dipertegas lagi," sarannya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.
Baca SelengkapnyaMasuknya virus flu babi ke Sulut karena ada unsur kelalaian manusia yang membawa ternak babi masuk ke Sulut melalui jalan tikus.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaSejumlah penyakit zoonosis bisa mengancam kesehatan manusia dan disebabkan oleh hewan.
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai macam virus yang dapat membawa penyakit serius.
Baca SelengkapnyaKelompok orang yang rawan tertular cacar monyet diminta untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi menyatakan vaksin cacar monyet masih menyasar kelompok tertentu, seperti penderita HIV.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaMengingat virus cacar monyet bukanlah penyakit sembarangan.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani mengingatkan Pemerintah akan pentingnya kesiapan dalam menghadapi potensi pandemi yang mungkin terjadi di masa depan.
Baca SelengkapnyaVirus nipah (NiV) adalah virus yang dapat menular dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia. Virus ini dapat menyebabkan gejala yang beragam.
Baca Selengkapnya