Satu per Satu Ketua DPW Perindo Mundur Jelang Pemilu 2024, Ada Apa?
Merdeka.com - Sejumlah kader dan ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Indonesia (Perindo) mundur. Keputusan mereka hengkang dari partai pimpinan Hary Tanoesoedibjo terjadi di saat pelaksanaan Pemilu 2024 semakin dekat.
Bukan tanpa sebab mereka memutuskan keluar. Sejumlah alasan mereka utarakan sebagai poin pembenaran untuk tidak lagi memperkuat struktur mesin partai di daerah.
Seperti yang disampaikan Yuni Astuti. Politikus perempuan ini sudah memantapkan diri mundur sebagai Ketua DPW Partai Perindo Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
-
Kenapa caleg terpilih PDIP mundur? 'Sebelum mereka bertempur ada aturan main itu namanya, mereka (enam caleg) surat pengunduran diri termasuk saya. Sudah proses nanti kalau terjadi permasalahan ini diselesaikan dengan kemenangan di wilayah itu,' kata Sekretaris DPD PDIP Jateng, Sumanto Rabu (5/6).
-
Siapa yang dipecat dari partai politik? Sayangnya, pada tahun 2018, ia dipecat dari partai tersebut karena dituduh melakukan kecurangan suara pada pemilu sebelumnya.
-
Kapan Pemilu 2024 di Indonesia? Pemilih yang sudah terdaftar dalam DPT dapat menggunakan hak suaranya di TPS pada hari Rabu 14 Februari 2024 pada pukul 07.00-13.00 waktu setempat.
-
Siapa yang dipecat oleh PDIP? PDIP telah memecat Cinta Mega usai ketahuan diduga main judi slot Politikus PDIP Cinta Mega akhirnya dipecat oleh partai, usai ketahuan diduga bermain judi online slot saat rapat paripurna bulan lalu.
-
Apa yang sedang dilakukan PDI Perjuangan terkait pilkada 2024? Hasto Kristiyanto mengatakan partainya masih mencermati nama-nama tokoh yang diusulkan untuk diusung sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta pada Pilkada serentak 2024.
-
Siapa yang memberhentikan Ketua KPU? 'Menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada teradu Hasyim Asy'ari selaku ketua merangkap anggota Komisi Pemilihan Umum RI terhitung putusan ini dibacakan,' kata Ketua DKPP RI Heddy Lugito dalam sidang pembacaan putusan di kantor DKPP RI, Jakarta Pusat.
Yuni Astuti mengatakan pengunduran dirinya ini telah disampaikan ke DPP Partai Perindo pada Sabtu (1/4) lalu.
"Saya menyatakan resmi mundur sebagai Ketua DPW Perindo DIY per 1 April 2023. Ada perbedaan prinsip antara saya dengan Ketua Umum Perindo Hary Tanoe," kata Yuni di Yogyakarta, Minggu (2/4).
Yuni membeberkan alasan prinsip ini di antaranya masalah pengangkatan bakal calon legislatif (bacaleg) Partai Perindo yang merupakan terpidana kasus korupsi. Prinsip ini disebut Yuni tidak sesuai dengan kebijakannya saat menjabat sebagai Ketua DPW Perindo DIY yang menolak mantan terpidana kasus korupsi sebagai bacaleg.
"Saya sewaktu menjabat Ketua DPW Perindo DIY waktu itu menolak di DIY ada terpidana kasus korupsi untuk mendaftarkan diri sebagai bacaleg. Beberapa DPW lain juga ada yang bersikap sama dengan DIY. Tapi ini sikap DPP justru berbeda," ucap Yuni.
Yuni menegaskan, seusai dirinya mengundurkan diri dari Perindo DIY, maka sejak 3 April 2023 dirinya bukan lagi merupakan anggota partai politik berlogo Rajawali.
"Saya sudah mengundurkan diri dan mengirimkan surat resmi ke Pak Hary Tanoe per 1 April 2023. Mau ada jawaban atau tidak dari Ketua Umum atau DPP, saya sejak 3 April 2023 besok bukan lagi anggota Perindo maupun partai politik lain," ungkap Yuni.
Yuni menceritakan selama menjabat sebagai Ketua DPW Perindo DIY, semua tanggung jawab dan tugas partai yang diberikan sudah dikerjakan. Dia membangun Perindo DIY dari nol hingga meloloskan ke tahap verifikasi administrasi maupun verifikasi faktual.
"Saya memutuskan untuk masuk dan bergabung sebagai Ketua DPW Perindo DIY setelah bertemu dan dilamar langsung oleh Pak Hary Tanoe. Saat itu kondisi di DPW maupun DPD Perindo yang ada di DIY dalam keadaan kosong baik anggota maupun pengurusnya," tutur Yuni.
"Saya bangun kepengurusan dari nol. DPW kepengurusan saya susun dan saya lengkapi. Saya juga membuat struktur DPD-DPD, baik itu ketua maupun pengurus lainnya," sambung Yuni.
Yuni Astuti menceritakan dengan berbagai kondisi yang ada dan dinamikanya, semua kepengurusan terbentuk. Saat verifikasi administrasi maupun faktual, lanjut Yuni Astuti, semua dinyatakan lolos.
"Syarat verifikasi faktual minimal lolos syaratnya empat kabupaten atau kota. Perindo DIY lolos verifikasi di lima kabupaten atau kota. Perindo DIY 100 persen dinyatakan lolos verifikasi dan bisa menjadi peserta pemilu 2024. Saya sudah menjalankan semua tugas dan amanah yang diberikan oleh Partai Perindo," terangnya.
Terkait pengunduran diri sebagai Ketua DPW Perindo DIY, Yuni membeberkan sebenarnya bukan hanya dirinya saja yang mundur dari Partai Perindo. Ada sejumlah pengurus maupun ketua di daerah lain yang juga lebih dulu memilih keluar dari Perindo.
"Silakan saja di-browsing, banyak kok beritanya pengurus lain yang mundur. Saya tidak perlu sebut daerah mana saja tapi monggo dicari sendiri saja," tutup Yuni.
Sebelumnya di Bulan Februari lalu, aksi pengunduran diri juga dilakukan pengurus DPW Perindo Nusa Tenggara Barat (NTB). Bahkan kala itu sejumlah pengurus ramai-ramai mundur.
"Setelah melalui diskusi panjang, kami berlima bersepakat menyatakan ke luar dari keanggotaan dan kepengurusan Partai Perindo NTB," kata Sekretaris Wilayah DPW Perindo NTB, Abdul Majid didampingi pengurus DPW Perindo NTB lainnya di Kota Mataram. Dikutip dari Antara.
Lima orang yang menyatakan mundur yaitu Ketua DPW Perindo NTB Lalu Atharifatullah, Wakil Ketua Osta Zesca Rompas, Sekretaris Abdul Majid, Wakil Sekretaris Lestari Eka Santhy dan Bendahara Zumroni.
Majid mengungkapkan sejumlah alasan di balik pengunduran diri mereka sebagai pengurus maupun sebagai kader Perindo. Salah satunya, mereka melihat tujuan partai sudah tidak sesuai dengan visi misi yang digaungkan selama ini, di mana memperjuangkan kesejahteraan rakyat.
Kemudian mereka melihat Partai Perindo yang menyatakan diri sebagai partai yang inklusif dan terbuka bagi semua kalangan ternyata tidak terbukti di NTB.
Dia pun mencontohkan pernyataan Ketua Harian Partai Perindo Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi yang selalu menegaskan menolak politik identitas.
Ternyata menurutnya, pernyataan tersebut tidak terbukti. Menurutnya, hal itu bisa dilihat penyebutan ormas tertentu. Padahal, pengurus dan kader Perindo banyak berlatar belakang dari organisasi masyarakat.
"Jadi kami melihat apa yang disampaikan TGB selama ini kami anggap hanya kampanye biasa dan slogan kosong," ucapnya.
"Mungkin saya disingkirkan karena berbeda dengan mereka, sehingga kami anggap seolah-olah partai ini dimanfaatkan hanya untuk satu golongan sehingga apa yang digemborkan di NTB itu tidak terbukti soal inklusif dan terbuka tersebut," sambung Majid.
Menurut dia, sebagai pengurus selama ini pihaknya selalu mentaati apa yang telah digariskan partai tanpa pernah melanggar.
"Kalau pun ada kekecewaan, pasti. Tetapi tidak semata-mata karena kecewa. Intinya kami kecewa cara partai memperlakukan kami," tegas Majid.
Selain ramai-ramai menyatakan mengundurkan diri sebagai kader dan pengurus partai. Mereka pun kemudian secara serentak membakar sejumlah baju dan Kartu Anggota (KTA) Partai Perindo.
Sementara mantan Ketua DPW Perindo NTB, Lalu Atharifatullah mengaku pengunduran dirinya sebagai kader maupun pengurus karena sudah tidak dihargai.
"Tidak ada etika. Padahal kami berada di partai ini sudah hampir 8 tahun dari 2014, semenjak belum jadi Partai Perindo," ungkapnya.
Athar mengaku sudah ditawari jabatan baru di pengurus DPW Perindo NTB, tetapi dirinya menolak. Karena keputusannya sudah bulat, tetap mundur dari partai. Namun, dirinya menolak langkah yang diambilnya tersebut dikaitkan dengan posisi tertentu di partai. Tetapi lebih kepada persoalan dirinya sudah tidak merasa nyaman lagi jika terus berada di partai itu.
"Kami datang dan diterima baik-baik di partai ini. Maka keluar pun kami juga baik-baik. Harapan kami tentu pantai ini semakin baik sesuai dengan harapan masyarakat," ujar Athar sapaan akrabnya.
Dirinya pun berharap kepada pengurus yang baru untuk memperhatikan para kader maupun pengurus yang ada di 10 kabupaten dan kota di NTB.
"Saya minta kepada pengurus DPD itu tetap dipertahankan karena bagaimanapun mereka adalah garda terdepan partai," pungkasnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Ketua DPW Partai Perindo Jawa Barat (Jabar) Ferrari Nurrachadian juga tercatat mundur dari struktural partai. Dia tidak menjelaskan alasan pastinya.
Dia tercatat mengundurkan diri sejak tanggal 25 Februari lalu. Meski tidak menjelaskan alasannya, dia sempat mengaku sudah berupaya maksimal membesarkan partai.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Projo Sulsel mengaku mengundurkan diri karena menghormati Perindo yang berbeda dukungan di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKeempat anggota Dewan itu tetap dilantik di Gedung DPRD Kota Batu pada Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaSebanyak 19 anggota DPR RI terpilih mundur karena maju Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaRatusan kader ini mengikuti langkah politik yang diambil Maruarar Sirait.
Baca SelengkapnyaPresiden PKS Ahmad Syaikhu menjadi satu-satunya ketua umum partai parlemen yang maju sebagai calon legislatif bernomor urut satu.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto mengaku tak mengerti siapa yang ditinggal atau meninggalkan PDIP.
Baca SelengkapnyaPara Pj kepala daerah itu paling lambat melaporkan pengunduran diri pada 17 Juli 2024, sehingga Kemendagri bisa mempersiapkan pengganti mereka.
Baca SelengkapnyaKomarudin menjelaskan, pemberhentian dua kader PDIP itu karena adanya sengketa di internal partai.
Baca SelengkapnyaHendrar Prihadi mengatakan telah berkoordinasi dengan pimpinan berkaitan dengan pengunduran dirinya sebagai Kepala LKPP.
Baca SelengkapnyaHasto menegaskan PDIP tetap berdiri kokoh, meski ditinggalkan kadernya.
Baca SelengkapnyaTiga dari 580 anggota DPR dilantik itu adalah mantan Menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaKetua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hari Tanoesoedibjo bersama istri dan lima anaknya kompak maju sebagai calon legislatif (Caleg) pada Pemilu 2024.
Baca Selengkapnya