Sebelum Meninggal, Korban Gigitan Rabies Mengalami Gejala Takut Air dan Cahaya
Merdeka.com - Korban kasus gigitan anjing rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah. Hingga Kamis (14/6), jumlah korban gigitan anjing bertambah menjadi 322 orang, dengan korban meninggal dunia berjumlah tiga orang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten TTS, Ria Tahun mengatakan, korban gigitan anjing hingga meninggal dunia kini berjumlah tiga orang. Masing-masing berinisial AB (45) asal Desa Fenun, AGK (5) asal Kualin dan DM (3,4) asal Kokoi.
"Gejala yang dirasakan para korban yakni demam, takut air, takut terhadap cahaya, serta takut pergerakan angin," kata Ria, Kamis (15/6).
-
Siapa yang paling sering menyebabkan kematian akibat rabies? Meskipun kematian akibat serangan hewan peliharaan jarang terjadi, WHO melaporkan bahwa sekitar 99% kasus kematian akibat rabies pada manusia disebabkan oleh anjing.
-
Siapa yang rentan terkena rabies? Menurut data yang dilansir dari World Health Organization (WHO), sebanyak 59.000 penduduk di seluruh dunia meninggal akibat rabies, dan 99% di antaranya terkena gigitan anjing yang telah terinfeksi virus rabies.
-
Apa yang dimaksud dengan rabies? Rabies adalah infeksi virus yang menyebar melalui gigitan hewan yang telah terifeksi sebelumnya. Virus rabies ini dapat masuk dalam kelompok rhabdovirus.
-
Apa penyebab rabies? Rabies disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies. Jilatan hewan yang terinfeksi ke mulut, mata, atau luka terbuka, juga bisa menjadi cara virus rabies menular dari hewan ke manusia.
-
Di mana rabies bisa ditemui? Dalam hal ini, rabies bisa ditemui di 150 negara dan di semua benua, kecuali Antartika dan Arktik.
-
Siapa yang rentan terinfeksi rabies? Terkena gigitan kucing yang terkena rabies menjadi hal yang berbahaya.
Menurut Ria Tahun, hingga Rabu (14/6) kemarin jumlah korban gigitan anjing di Kabupaten TTS bertambah menjadi 377 orang, dengan lokasi penyebaran di 25 kecamatan dan 106 desa.
"Korban balita 56 orang, anak usia sekolah 104 orang, usia produktif berjumlah 137 orang. Sedangkan lansia berjumlah 40 orang," ungkapnya.
Dia menambahkan, korban yang digigit pada bagian leher, wajah dan kepala berjumlah 21 orang, pada bahu ke bawah sampai lutut dan juga tangan sebanyak 149. Sedangkan korban gigitan pada bagian tubuh betis ke bawah sampai jari-jari kaki berjumlah 184 orang.
"Gejala khas rabies terdapat pada tiga orang korban. Gejala tidak khas sebanyak 54 orang, sedangkan tidak atau belum menunjukkan gejala berjumlah 280 orang," ungkap Ria Tahun.
Polisi dan TNI Eliminasi Anjing Bergejala Rabies
Menindaklanjuti instruksi Bupati Kabupaten TTS, aparat Kepolisian bersama TNI menyusuri kebun, serta pekarangan rumah warga Desa Netnutnana, Kecamatan Amanatun Selatan, untuk mencari anjing bergejala rabies.
Dalam pencarian tersebut, jika ditemukan anjing bergejala rabies oleh petugas, maka akan dieliminasi menggunakan senapan angin. Hal ini dilakukan agar korban gigitan tidak meluas.
"Kabupaten TTS memang sementara ini ditetapkan KLB rabies, sehingga atas kebijakan bupati dan mencegah korban gigitan makin meluas, maka petugas mengambil langkah eliminasi," kata Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang bocah berusia enam tahun berinisial AN tewas pasca-digigit anjing rabies di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca SelengkapnyaVirus rabies kembali merebak dan menelan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki itu digigit anjing pada Selasa, 6 Februari sekitar pukul 15.00 WITA.
Baca SelengkapnyaMenurut Yohanes Sadipun, awalnya korban yang merupakan siswa sekolah dasar itu dicakar anjing rabies bersama dua temannya.
Baca SelengkapnyaSepanjang tahun 2023 ini, ada hampir 4.000 kasus gigitan hewan rabies di Sumut.
Baca SelengkapnyaKetiga korban terdiri dari dua pria dewasa dan bocah berusia 10 tahun.
Baca SelengkapnyaKorban antraks ikut menyembelih dan memakan sapi yang sudah mati.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, Pemkab belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit antraks.
Baca SelengkapnyaBila sudah muncul gejala karena terlambat penanganannya, maka risiko yang terjadi adalah 100 persen meninggal.
Baca SelengkapnyaKasus penularan virus rabies ke manusia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) belakangan semakin mewabah.
Baca SelengkapnyaKeluarga memilih agar korban menjalani rawat jalan sebelum meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKorban sempat dilarikan ke RSUD Puri Husada Tembilahan namun nyawanya tidak terselamatkan.
Baca Selengkapnya