Sekolah-sekolah di Banyuwangi Didorong Mengelola Sampah Secara Berkelanjutan
Merdeka.com - Sekolah di Banyuwangi didorong untuk menerapkan pengelolaan sampah secara baik dan berkelanjutan melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan ini bagian dari Banyuwangi Hijau, program pengendalian sampah yang dicanangkan Bupati Ipuk Fiestiandani pada tahun 2022 lalu.
Para promotor UKS sekolah di tingkat dasar dan menengah pertama dibimbing oleh tim promotor UKS Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Banyuwangi dan Banyuwangi Hijau.
"Kami mendatangkan 20 promotor UKS untuk dibina. Mereka akan dibekali ilmu tentang pengelolaan sampah di sekolah," kata Ketua Stikes Banyuwangi Soekardjo, dalam acara Praktik Baik Edukasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan pada Program UKS di Stikes Banyuwangi, Selasa (27/6).
-
Apa yang dilakukan Pemkab Bantul untuk mengatasi sampah? “Mohon kerja sama kabupaten/kota untuk mengambil langkah-langkah penanganan sampah secara mandiri di wilayah masing-masing. Penutupan itu juga hasil kesepakatan rapat Sekda DIY dengan Sekda Kabupaten Sleman, Sekda Kabupaten Bantul, dan Sekda Kota Yogyakarta,“ katanya melalui sebuah surat edaran.
-
Bagaimana cara sekolah melibatkan siswa dalam program pengurangan sampah plastik? Melibatkan siswa, guru, dan staf sekolah secara aktif dalam program pengurangan sampah plastik adalah kunci keberhasilan. Sekolah dapat membentuk kelompok lingkungan hidup atau klub eco-friendly yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mengambil tindakan nyata untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Kegiatan seperti kampanye medisasi atau lomba menghias kotak daur ulang dapat menjadi inisiatif yang menyenangkan dan edukatif.
-
Mengapa penting bagi sekolah untuk mengelola sampah plastik secara efektif? Sekolah harus memiliki sistem pengolahan sampah yang efektif. Membuat area untuk memisahkan sampah organik dan sampah non-organik serta memasang tempat sampah dengan label yang jelas. Selain itu, sekolah juga dapat menggandeng organisasi daur ulang lokal untuk mengelola dan mendaur ulang sampah plastik yang terkumpul.
-
Apa yang dilakukan SD Pelita Fajar untuk atasi sampah? Sekolah ini bahkan sudah melakukan gerakan antisipasi sampah berlebih sebelum masa darurat sampah di ibu kota Provinsi Jawa Barat itu.
-
Apa program Dekan Unisba untuk pengelolaan sampah? Ia lantas mengembangkan sistem Eco Campus agar kejadian 'Bandung Lautan Sampah' terulang.
-
Siapa yang menjalankan program bank sampah di Kampung Sukasari? 'Sebagai contoh, kami sudah memiliki kurang lebih 187 nasabah bank sampah dan per-tiga hingga empat minggu kami dapat mengumpulkan tiga hingga empat kwintal sampah.Lalu, kami jual ke pengepul dan mendapatkan sekitar Rp 2 juta hingga Rp 3 juta rupiah. Nanti, dikembalikan kepada nasabah yang menabung,' kata Ketua Kampung Proklim RW012 Kelurahan Sukasari, Sulasih Nasir
Menurut Soekardjo, program pendampingan ini merupakan tahap kedua. Sebelumnya, sebanyak 12 sekolah telah lebih dulu didampingi dalam hal pengelolaan sampah.
Beberapa dari sekolah itu, kata dia, telah mampu menerapkan proses pengelolaan sampah dengan cara pemilahan. Para siswa di sekolah-sekolah tersebut juga mulai terbiasa untuk memilah sampah dan membuangnya sesuai jenis.
"Pengelolaan sampah harus dimulai dari dini. Caranya dengan mengubah perilaku dari sekolah. Ini selaras dengan program Banyuwangi Hijau," tambahnya.
©2023 Merdeka.comBahkan, dua sekolah di Banyuwangi juga telah memiliki tempat penampungan sampah yang jaraknya ideal, yakni beberapa ratus meter dari ruang-ruang yang ada di sekolah.
"Ada 12 sekolah yang telah didampingi juga telah mampu mengelola sampah secara baik. Minimal, para siswanya telah terbiasa untuk membuang sampah sesuai dengan jenisnya," kata Soekardjo.
Sekedar diketahui, Pemkab Banyuwangi telah meluncurkan program pengendalian sampah yang bertajuk "Banyuwangi Hijau" sebagai upaya melakukan langkah konkret mengendalikan sampah plastik.
"Kami terus berkomitmen melakukan upaya pengendalian sampah, khususnya sampah plastik. Kami menggelar sejumlah kegiatan untuk mengampanyekan pengendalian sampah. Termasuk dengan sekolah-sekolah ini, harapannya akan perilaku di sekolah ini akan diterapkan di lingkungan rumahnya sehingga bisa menjadi budaya di generasi muda ini kelak," ujar Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidu, Dwi Handayani.
Kepala UPT Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup, Amrulloh menambahkan, program pendampingan lewat UKS bertujuan untuk mewujudkan sekolah peduli lingkungan. Kabupaten Banyuwangi memiliki program Sekolah Adiwiyata yang menjadikan pengelolaan sampah menjadi salah satu indikator penilaiannya.
"Di Banyuwangi, 15 persen sekolah sudah memenuhi kriteria indikator itu. Kita berharap jumlah sekolah yang mampu mengelola sampah secara baik dan berkelanjutan bakal bertambah," kata Amrulloh.
Dalam acara itu, para promotor UKS dari sekolah-sekolah yang didampingi juga diajak untuk menilik tempat pengolahan sampah di Stikes, SMPN 2 Genteng, dan MTsN 3 Banyuwangi.
Di Stikes, sampah-sampah dari kampus diolah agar bermanfaat. Sampah-sampah organik diolah menjadi budidaya magot dan diolah menjadi kompos. Sementara sampah nonorganik dipilah untuk dipilih bagian yang masih bisa dimanfaatkan. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah penghargaan yang menjadi perlambang supremasi kebersihan kota dan lingkungan hidup.
Baca SelengkapnyaSimulasi ini diikuti puluhan siswa SDN 5 Desa Tamanbaru, Kecamatan Glagah Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPemerintah Norwegia mengapresiasi komitmen Pemkab Banyuwangi, yang dinilai cukup kuat menggerakkan seluruh elemen dalam penanganan persampahan.
Baca SelengkapnyaSiswa di sini diajarkan untuk memilah sampah sejak dini.
Baca SelengkapnyaMendorong penanganan sampah yang berwawasan lingkungan, pemkab Banyuwangi terus memfasilitasi berdirinya TPS3R.
Baca SelengkapnyaAksi 'Big Clean Up Muncar' berlangsung selama sepekan lebih yang dimulai sejak Jumat pekan lalu (1/9/2023).
Baca SelengkapnyaProgram ini mengedukasi para pelajar dan mahasiswa secara aktif bagaimana menjaga kebersihan sungai dan lingkungannya.
Baca SelengkapnyaKemenko Marves menggelar lokakarya nasional Dekarbonisasi Sektor Persampahan di Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaMengajarkan siswa untuk mengurangi penggunaan plastik dapat membangun kesadaran akan pentingnya menjaga bumi untuk masa depan yang lebih baik.
Baca SelengkapnyaPiala Adipura terakhir diraih Banyuwangi pada tahun 2017.
Baca SelengkapnyaRatusan relawan lingkungan Banyuwangi yang tergabung dalam EcoRanger menggelar clean up day di Pantai Gumuk Kancil
Baca SelengkapnyaKampung Edukasi Sampah dibentuk dengan tujuan membuat warganya hidup nyaman dan sehat.
Baca Selengkapnya