Semburan lumpur mirip Lapindo juga terjadi di Muarojambi
Merdeka.com - Semburan lumpur seperti kejadian lumpur Lapindo terjadi di atas lahan eks Taman Setiti yang luasnya mencapai satu hektare. Lahan tersebut adalah bekas pekerjaan seismik (peledakan) sumber minyak oleh PT Elnusa di Desa Muaro Pijoan, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi
Semburan tersebut muncul akibat adanya kegiatan seismuk yang dilakukan oleh PT Elnusa. Lumpur bercampur air tersebut juga mengalir ke Sungai Pijoan yang alirannya mencapai ke Sungai Batanghari, Jambi.
Akibat aliran lumpur itu, produksi batu bata masyarakat setempat menjadi terganggu, warga mengkhawatirkan ada efek lain, terutama air bersih dan kesehatan.
-
Apa itu Lumpur Lapindo? Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya. Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
-
Dimana Lumpur Lapindo terjadi? Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
-
Kenapa Lumpur Lapindo terjadi? Dikatakan bahwa rencana pengeboran dilakukan dengan target formasi Kujung, ternyata di lokasi tempat pengeboran tidak dilakukan formasi Kujung.
-
Kenapa sumur di Lebak kering? “Biasanya pakai jet pump, cuma karena sekarang kering, kebanyakan warga sini dan kampung sebelah ngambil air di sumur ini,“ kata salah satu warga, Dopi.
-
Mengapa sumur diisi pasir? Menariknya, sumur-sumur ini pertama kali tercatat dalam prasasti yang terukir di tembok Kuil Karnak pada masa pemerintahan Raja Seti I. Waziri juga menjelaskan, empat dari lima sumur yang ditemukan tampaknya telah diisi dengan pasir untuk mencegah pasukan Persia mendapatkan air.
-
Mengapa sumur tersebut kering? 'Sumur air dia yang model timbaan pakai katrol, kurang lebih 25 meter dalamnya,' katanya.
Gubernur Jambi Hasan Basri Agus saat meninjau lokasi pada Jumat (10/10) menyatakan akan memanggil PT Elnusa terkait munculnya semburan lumpur di Desa Muaro Pijoan itu.
"Saya akan panggil Elnusa, sebagai perusahaan yang melaksanakan ekplorasi, mengapa mereka lambat menangani, itu yang akan kita tanya," katanya, seperti dikutip dari Antara, Senin (13/10).
Gubernur sempat menyesalkan pihak perusahaan yang berjanji akan menyelesaikan permasalahan setelah lebaran, tapi sampai sekarang belum dilakukan, sementara komunikasi dengan Pertamina juga lambat.
Namun, Pertamina sudah berjanji akan menurunkan petugasnya dari Jakarta untuk turun ke lapangan (lokasi) dan tim Pertamina EP akan segera menutup lubang dengan semen.
Media Relation Pertamina EP, Panji melalui rilisnya, Senin menyebutkan, bahwa lubang air akibat seismik yang menyemburkan lumpur berhasil ditutup dan dihentikan pada Sabtu sore (11/10).
Penutupan lubang dengan cara dicor semen itu dilakukan oleh tim Pertamina EP Field Jambi yang turun ke lokasi setelah mendapat laporan.
"Berdasarkan pantauan hingga kini tidak ada lagi air yang keluar dari lubang tersebut, dan tim Pertamina EP akan terus memantau," kata Panji.
Sementara itu, Kepala Desa Muaro Pijoan, M Dhani ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa lubang yang mengeluarkan air bercampur lumpur akibat aktivitas seismik di eks Taman Setiti sudah ditutup dengan cara dicor semen.
Kondisi terakhir, air dan lumpur sudah dikeringkan, setelah itu ditimbun dengan batu dan dicor dengan semen oleh tim Pertamina EP.
"Kita lihat saja nanti, mudah-mudahan air bercampur lumpur itu tidak mengalir lagi," katanya.
Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kabupaten Muarojambi, katanya, juga telah mengambil sampel lumpur yang mengalir di Desa Muaro Pijoan, Kecamatan Jaluko itu.
"Dampak lingkungannya masih harus dicek di laboratorium oleh Pertamina," kata Kepala KLH Muarojambi, A Gani.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gundukan yang diduga gunung berapi itu beberapa kali diunggah di media sosial dan diberi nama Bledug Kramesan.
Baca SelengkapnyaBerikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Baca SelengkapnyaWarga Bawean Digegerkan Kemunculan Sumber Mata Air Panas usai Gempa di Tuban, Begini Penampakannya
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca SelengkapnyaTebing Setinggi 100 Meter Longsor, 4 Penambang dan 2 Truk Pasir Tertimbun Material Tanah
Baca SelengkapnyaAncaman banjir masih terus membayangi Ibu Kota Jakarta, terlebih ketika musim penghujan tiba.
Baca SelengkapnyaAnak-anak terpaksa digendong warga agar sepatu dan baju mereka tidak basah saat melintasi sungai Regoyo.
Baca SelengkapnyaWarga yang menjadi korban tersebut adalah Suparman, warga Kesamben, Blitar, Jawa Timur
Baca SelengkapnyaPemerintah provinsi DKI Jakarta terus melakukan berbagai upaya dan langkah untuk mengatasi banjir di Jakarta.
Baca SelengkapnyaPermukiman warga di Kebon Pala, Jatinegara, terendam banjir kiriman dari Bogor yang menyebabkan Sungai Ciliwung meluap.
Baca SelengkapnyaBukit lumpur itu sudah berkali-kali meletus dan menelan korban jiwa.
Baca Selengkapnya