Ketahui Sejarah Lumpur Lapindo Sidoarjo Beserta Penyebab & Dampaknya bagi Sekitar
Berikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Berikut sejarah lumpur Lapindo Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar.
Ketahui Sejarah Lumpur Lapindo Sidoarjo Beserta Penyebab & Dampaknya bagi Sekitar
Masih ingat dengan lumpur Lapindo Sidoarjo?
Lumpur Lapindo Sidoarjo merupakan salah satu bencana alam di Indonesia yang sampai sekarang belum menemukan jawabannya.
Sebab, penyebab munculnya lumpur panas Lapindo masih dalam perdebatan dan belum menemukan hasil yang final.
Bencana yang terjadi pada tahun 2006 silam ini juga masih menjadi perhatian para ahli geologi.
Lumpur Lapindo sendiri adalah bencana lumpur panas yang menyembur di lokasi Pengeboran Lapindo Brantas, Sidoarjo.
-
Mengapa Lembah Pasir Sumbul viral? Berbeda dengan wisata hutan dan bukit di daerah lainnya, wisata alam ini jadi viral lantaran adanya rumput yang hijau dan tertata rapi.
-
Apa dampak Sumatera Thawalib? Dengan hadirnya Sumatra Thawalib dengan ajaran-ajaran pembaharuannya, hal ini langsung dirasakan dampaknya pada abad ke-20 ketika penjajah mulai menduduki Nusantara.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
-
Apa yang terjadi di Indonesia? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan dalam sepekan ke depan hampir seluruh wilayah di Indonesia akan dilanda suhu panas.
-
Apa saja dampak banjir Semarang? Banjir yang menggenangi Stasiun Semarang Tawang membuat perjalanan kereta api terganggu
-
Apa penyebab utama peristiwa Talangsari? Sejak aturan itu diterapkan, semua organisasi masyarakat, termasuk organisasi keagamaan, wajib menjadikan Pancasila sebagai asas utama.
Bukan hanya satu lokasi, lumpur panas ini membuat kawasan pemukiman, pertanian dan perindustrian di sejumlah kecamatan di Sidoarjo turut tergenang.
Bahkan, lumpur panasnya pun sampai saat ini dikabarkan masih terus menyembur. Lantas bagaimana sejarah Lumpur Lapindo di Sidoarjo beserta penyebab dan dampaknya bagi sekitar?
Melansir dari berbagai sumber, Rabu (13/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Sejarah Lumpur Lapindo
Menurut Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo, Kementerian PUPR, lumpur Lapindo pertama kali muncul pada tanggal 29 Mei 2006 silam.
Pusat maupun titik semburan lumpur panas Lapindo ini berada di Desa Siring, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Lokasi semburan ini juga berada di kawasan pemukiman penduduk. Selain itu, di sekitarnya juga terletak di salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Dikatakan, pusat semburan terletak sekitar 200 meter dari sumur pengeboran gas Banjar Panji - 1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo Kabupaten Sidoarjo.
17 tahun berlalu, belum ada tenda-tanda semburan Lumpur Lapindo atau dikenal juga dengan Lumpur Sidoarjo ini berhenti.
Bahkan, para ahli geologi memperkirakan semburan lumpur panas tersebut akan berlangsung selama lebih dari 30 tahun.
Tentu saja bencana ini tidak bisa disamakan dengan bencana alam lainnya. Di mana umumnya berlangsung pendek.
Penyebab Lumpur Lapindo Menurut Para Ahli
Melansir dari liputan6.com, terdapat banyak teori tentang kemunculan lumpur Lapindo. Para ahli mengidentifikasi bahwa lumpur Lapindo ini terjadi disebabkan oleh bentuk hasil proses struktural gunung api lumpur (mud volcano).
Mud volcano merupakan bentukan ekstrusif erupsi lumpur dengan kandungan air dan gas metan yang tinggi.
Selain itu, menurut Milkov, mud diapirs dan mud volcano terbentuk pada cekungan elional yang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Tingginya aktivitas tektonik (tekanan struktur geologi dan kegempaan)
2. Sedimen muda dan tebal yang terdeposisi secara cepat,
3. Sedimen memiliki kandungan air yang relatif tinggi,
4. Adanya lapisan plastis di bawah permukaan,
5. Adanya tekanan fluida dan sedimen yang tidak terkompaksi sempurna,
6. Tingginya potensi gas dan hidrokarbon,
7. Tingginya gradien geotermal.
Penjelasan tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya lumpur Lapindo yang terjadi di Porong Sidoarjo, Jawa Timur.
Secara umum, ada dua pandangan terkait penyebab terjadinya lumpur Lapindo:
1. Kesalahan Pengeboran
Penyebab lumpur Lapindo menurut para ahli yang pertama adalah akibat dari kesalahan dalam pengeboran.
Adapun ahli yang menyatakan tentang kesalahan pengeboran menjadi penyebab lumpur Lapindo diungkapkan oleh Davies dkk.
Ia berpendapat bahwa semburan lumpur lapindo di Sidoarjo disebabkan oleh kesalahan teknis dalam mengebor.
Hal tersebut ditunjukkan oleh Rojaba, yang juga mengatakan bahwa PT. Lapindo Brantas melakukan pengeboran sumur selama 3 bulan dan mencapai kedalaman 10.300 kaki.
Pada kedalaman 9.297 kaki, terjadilah ledakan lumpur yang pertama kalinya.
Dikatakan bahwa rencana pengeboran dilakukan dengan target formasi Kujung, ternyata di lokasi tempat pengeboran tidak dilakukan formasi Kujung.
Selain itu, ketika pengeboran dilakukan, lubang sumur tidak dipasangi casing, sehingga fluida yang mendapat tekanan naik ke atas mengakibatkan semburan lumpur.
Terlebih fluida ini berusaha mencari jalan lain untuk keluar karena pada lubang sumur sudah ditutup.
Semburan fluida tersebut kemudian keluar dari beberapa tempat di area sekitar sumur seperti sawah dan rawa.
2. Faktor Bencana Alam
Penyebab lumpur Lapindo yang kedua adalah karena faktor bencana alam yang tidak bisa diprediksi kapan datangnya.
Adapun ahli yang menyatakan tentang faktor bencana alam menjadi penyebab lumpur Lapindo diungkapkan oleh Mazzini dkk.
Ia mengatakan bahwa semburan lumpur Lapindo merupakan salah satu bentuk bencana alam yang dipengaruhi oleh gempa bumi berkekuatan 6,2 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di bantul.
Relation and security manager PT Lapindo Brantas, Budi Susanto mengatakan bahwa semburan lumpur disebabkan oleh faktor gempa yang terjadi sebelumnya di bantul.
Ia mengatakan bahwa sebelum terjadi semburan lumpur, telah terjadi gempa bumi yang getarannya sampai di Sidoarjo.
Dampak Lumpur Lapindo
Adanya semburan lumpur dalam skala besar di Sidoarjo ini menimbulkan dampak yang tidak bisa dianggap remeh.
Terdapat sekitar 16 desa di 3 kecamatan tergenang oleh lumpur.
Selain itu 30 pabrik yang terkena dampak genangan lumpur Lapindo ini juga harus menghentikan aktivitasnya.
Hal itu tentu berakibat pada ribuan tenaga kerja yang harus kehilangan sumber mata pencahariannya. Selain itu, pemukiman warga juga terendam oleh lumpur Lapindo.
Tercatat sekitar 1.810 rumah warga terdampak semburan lumpur ini. Ditambah 2 bangunan kantor, 15 pabrik dan 15 masjid dan mushola juga terendam.
Dampak yang ditimbulkan oleh semburan lumpur Lapindo itu tentu bukanlah dampak yang remeh.
Semburan lumpur yang besar tersebut merusak sebagian besar rumah warga dan beberapa bangunan sehingga aktivitas masyarakat setempat menjadi lumpuh.