Sengketa Lahan, Warga di Inhu Bentrok dengan Sekuriti Perusahaan
Merdeka.com - Sengketa tanah di Dusun IV Desa Talang 7 Buah Tangga, Kecamatan Rakit Kulim, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau berujung ricuh. Warga terlibat adu fisik dengan pengamanan salah satu perusahaan perkebunan di sana.
Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, konflik tersebut terjadi ketika perusahaan mengerahkan alat berat untuk memutuskan akses jalan.
"Terjadi gesekan fisik di lahan sengketa oleh sekuriti perusahaan dengan masyarakat sekitar pukul 13.00 WIB," kata Sunarto saat dikonfirmasi, Rabu (19/12).
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Kenapa konflik agraria di Tanjung Morawa memicu kerusuhan? Namun pasca kemerdekaan Indonesia, Deli Planters Vereeniging kembali dan ingin mengusir para penduduk yang sudah lama merawat tanah yang tinggalkannya tersebut. Penduduk yang sebagian besar petani itu menolak dan terjadilah konflik besar-besaran.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Kenapa warga berebut gunungan dan tenongan di Sadranan? 'Acara ini memang digelar setiap tahun. Di dalamnya ada buah, ada sego liwet. Warga yang mendapatkannya boleh makan di tempat atau dibawa pulang. Semua itu demi keberkahan di kampung kami,' kata Rahmat Arifin, tokoh masyarakat setempat.
Sejumlah satpam dan polisi mengawal penggalian atau pemutusan akses jalan kebun masyarakat ke akses lokasi milik perusahaan sekitar pukul 11.00 WIB. 2 jam kemudian, satpam perusahaan sekitar 30 orang dan sejumlah polisi datang ke lokasi tersebut.
Warga berjumlah sekitar 50 orang datang ke lokasi. Mereka ingin menghentikan aktivitas alat berat itu agar tak memutus jalan. Sebab jalan tersebut sehari-hari digunakan warga untuk beraktivitas, salah satunya anak sekolah dan akses jalan mencari nafkah.
"Lalu masyarakat dengan sekuriti saling bersitegang dan terjadi cekcok. Ada korban luka baik dari sekuriti perusahaan dan masyarakat," jelas Sunarto.
Dia menyebutkan, satu satpam yang terluka robek di bagian kepala bernama Muba Siahaan. Namun korban paling banyak di pihak warga, yakni empat orang terluka.
Keempat korban adalah Anggiat Sinaga (26), Parlin Sinaga (29), Rampatua Naibaho (50) dan Binus Turnib (64). "Pengakuan para korban terkena tendangan dan pukulan dari sekuriti saat di lokasi," jelasnya.
Kejadian itu membuat Kapolsek Kelayang AKP Rinaldi Parlindungan mengambil keputusan untuk menghentikan aktivitas pengerukan tanah tersebut.
Polisi juga mendatangi masyarakat dan mengimbau untuk menahan diri, untuk mencegah hal-hal yang melanggar aturan hukum. "Personel kita sudah bersiaga di lokasi untuk mengantisipasi terjadi aksi lanjutan," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaPlisi menemukan bahwa ada perseteruan tanah ulayat antara Kaum Saogo dan Kaum Sakerebeu.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah ini karena sengketa lahan antara Desa Ilepati dan Bugalima sejak 70an tahun lalu hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaSejauh ini, dikatakan Kapolres Jakarta Utara tidak ada korban jiwa dari bentrokan warga itu.
Baca SelengkapnyaSuara tembakan terdengar sangat banyak dan dalam jarak yang cukup dekat
Baca SelengkapnyaBentrokan kembali terjadi antara warga Rempang, Kepulauan Riau, dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaBelum diketahui pasti penyebab pecahnya kericuhan itu. Namun kuat dugaan, konflik itu dipicu perebutan batas lahan.
Baca SelengkapnyaDalam insiden itu diketahui telah membuat satu orang warga sipil bernama Raden Barus (61) meninggal dunia dan delapan warga lainnya mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaMasalah ini selesai usa mediasi dua belah pihak. Antara kedua ormas sepakat tidak melakukan aktivitas apapun di lahan tersebut sampai adanya putusan pengadilan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu menyebabkan satu orang tewas. Penyebab pasti bentrokan tersebut masih terus diselidiki,
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaHadi Tjahjanto mengungkapkan, lahan tinggal sebagai pemicu kericuhan di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, tidak memiliki sertifikat.
Baca Selengkapnya