Setelah diancam warga, Bupati Bogor menjanjikan perbaikan jalan
Merdeka.com - Setelah ribuan warganya mengancam bakal memisahkan diri atau pindah domisili ke Bekasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor akhirnya merespons terkait permasalahan warga yang selama ini mengeluh kurang diperhatikan.
Bupati Bogor Nurhayanti berjanji segera memenuhi tuntutan warga Desa Bojongkulur, khususnya warga Perumahan Vila Nusa Indah 2 yang meminta mendapatkan perhatian terkait infrastruktur jalan yang hampir 10 tahun dibiarkan rusak. Nurhayanti mengaku sudah menerjunkan tim yang dipimpin Asisten Pemerintahan Burhanudin.
"Tim tersebut sudah ke lokasi pada hari Senin untuk memetakan penanganan yang harus dilakukan, dan saya sudah menerima harapan (tuntutan) dari masyarakat. Itu masukan yang sangat berharga," ujarnya, Selasa (24/05).
-
Kenapa Bobby Nasution minta jalan ke Gereja HKI diperbaiki? Terakhir, sebelum meninggalkan lokasi, Bobby Nasution juga minta Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK) Kota Medan untuk memperbaiki jalan menuju Gereja HKI tersebut.
-
Siapa yang ikut memperbaiki jalan? Dalam pengecoran jalan tersebut, Wawan mengajak para pemuda setempat. Selain itu ia juga mengajak perguruan silat PSHT setempat untuk memperbaiki jalanan tersebut.
-
Kenapa warga demo jalan rusak? 'Ke mana uang pajak kami? Ke mana uang pajak kami? Bertahun-tahun kami merasakan jalan rusak yang seperti ini,' seru sang orator dalam sebuah video yang diunggah lewat Instagram @merapi_uncover.
-
Siapa yang berjanji memperbaiki jalan? 'Saya berjanji akan membangun jalan ini pada tahun 2025. Sumber dana bisa dari APBD atau dari provinsi. Mana yang kira-kira lebih cepat lebih baik,' ucap Bupati Grobogan Sri Sumarni.
-
Di mana jalan rusak yang membuat warga harus menandu pasien? Sejumlah penduduk di Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sumatra Utara, harus berjuang saat merujuk seorang warga sakit menggunakan tandu.
-
Kenapa Jalan Baru Kuningan dibangun? Ketika itu, wilayah selatan Jawa Barat tersebut tengah menggencarkan pembangunan daerahnya sebagai daya tarik baru di wilayah pulau Jawa.
Lebih lanjut dia mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang merumuskan penanganan strategis jangka pendek agar masyarakat warga Desa Bojongkulur, yang menuntut pindah ke Bekasi tidak menjalankan aksi serupa.
"Saat kita masih merumuskan (mengatasi banjir), dan untuk infrastruktur (jalan rusak) di Desa Bojongkulur saat ini sedang dalam pelelangan," katanya.
Dia menjelaskan, dalam memperbaiki infrastruktur ini bukan hanya kewenangan Pemkab Bogor, ada juga yang memang sudah menjadi kewenangan pemerintah pusat.
"Kita sedang kordinasi dengan pemerintah pusat dan hasil nanti diinformasikan, pelelangan pekerjaan jalan Desa Bojongkulur sebetulnya sudah diprogramkan tahun 2016 ini, tinggal menunggu pelelangan saja," ungkapnya.
Koordinator Aksi Tri Hernanto menuturkan, keinginan pindah administrasi diklaimnya mendapat dukungan sedikitnya dari delapan rukun warga (RW) yang berada di perumahan dan warga sekitar perumahan. Tuntutan tersebut bukan tanpa alasan.
Dulu perumahan Vila Nusa Indah saat masih dikelola pengembang sangat mendapat perhatian. Semua jalan mulus, saluran air lancar dan warga merasa nyaman hidup bertetangga.
"Kemudian pada akhir 2005 pengembang menyerahkan fasilitas sosial dan fasilitas umum perumahan kepada Pemkab Bogor. Saat itulah warga mulai dengan swadaya masyarakat menjaga lingkungan tetap baik. Karena mengandalkan Pemkab Bogor tak kunjung diperhatikan," paparnya.
Sekitar awal 2007, terjadilah kerusakan jalan yang cukup parah karena banjir besar. Dengan cara swadaya masyarakat, warga kembali membersihkan memperbaiki kerusakan fasilitas umum lainnya yang diakibatkan banjir.
Pada 2013, Sungai Cileungsi meluap hingga menjebol tanggul sepanjang 200 meter yang dibangun Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung dan Cisadane.
"Banjir itu memang parah. Bantuan yang diberikan Pemkab Bogor tidak maksimal dan kembali dengan swadaya masyarakat melakukan perbaikan dan pengecoran," paparnya.
Hingga pada April 2016, banjir kembali melanda akibat Sungai Cileungsi meluap. Setidaknya 4.000 rumah ikut tergenang hingga 2 meter.
"Dan lagi-lagi, kata Tri, Pemkab Bogor tidak memberikan kontribusi yang maksimal. Warga bener-benar lelah. Sebetulnya masihkah warga Vila Nusa Indah dianggap sebagai warga Bogor? Kenapa selama 21 tahun tidak ada anggaran yang masuk untuk memperbaiki lingkungan. Ini namanya gaya kolonial, warga terus dibebani pajak yang terus naik tapi aset ditelantarkan," katanya.
Maka dari itu, pihaknya bersama warga lainnya sepakat membuat petisi berisi tuntutan pembangunan atau perbaikan lingkungan Vila Nusa Indah yang telah menjadi aset Pemkab Bogor, meliputi taman, jalan dan saluran air serta membangun tanggul atau bendung yang kuat untuk mencegah banjir.
"Bila Bupati Bogor tidak mampu untuk mewujudkan keinginan tersebut, lebih baik Pemkab Bogor mengiklaskan warga Vila Nusa Indah berpindah ke Kota Bekasi," jelasnya.
Saking kesalnya, warga juga sempat merasa tak memiliki kepala daerah. "Padahal ini masih masuk wilayah Kabupaten Bogor, dan warga melalui lembaga swadaya masyarakat (LSM) sempat melakukan aksi dengan menanami pohon pisang digenangan air jalan rusak," ujar Nanang (45), warga Bojongkulur, Gunung Putri, Kabupaten Bogor yang memiliki warung Pecel Ayam saat ditemui di lokasi jalan rusak, Selasa (24/05).
Dia mengaku bingung, Bojongkulur padahal masih berdekatan dengan Gunung Putri, yang masuk dalam perkotaan.
"Bahkan ini daerah dekat dengan rumah mantan Presiden SBY. Tapi tetap saja enggak diperhatikan, apa karena lokasinya berbatasan dengan Bekasi, jadi enggak perlu diperhatikan," tuturnya.
Berdasarkan pantauan kerusakan parah sepanjang 2 kilometer terjadi mulai dari Kampung Cikeas Udik, Desa Nagrak, Ciangsana dan Bojongkulur. Jalan rusak tersebut terlihat pertama kali tak jauh dari simpang Cikeas Udik–Transyogi yang sudah dibeton dengan panjang 1 kilometer. Setelah itu, terlihat air menggenang di jalan rusak yang sudah terlihat aspal, bahkan membentuk kubangan air seperti kolam ikan selebar 2x3 meter.
Kondisi tersebut terlihat di Desa Nagrak menuju Desa Ciangsana dan Bojongkulur dengan panjang sekitar 400 meter. Kemudian memasuki Desa Ciangsana tak jauh dari gapura Selamat Datang, terlihat kerusakan serupa genangan air bercampur lumpur sepanjang 200 meter dan di Desa Bojongkulur yang berbatasan dengan Bekasi kerusakan sepanjang 1,4 kilometer terlihat parah, meski sudah ditutupi batu kapur. Namun tetap saja, tak membuat pengendara baik roda dua maupun empat bisa melintasi dengan nyaman.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rombongan Bupati Grobogan yang melintasi Desa Pandanharum, Kecamatan Gabus, Grobogan, dihadang oleh warga.
Baca SelengkapnyaAksi demo sebuah pengguna akun TikTok bernama Heri Syakila akhirnya berbuah manis.
Baca SelengkapnyaSering dilewati truk pengangkut material proyek, dampak buruk dirasakan masyarakat dan lingkungan di Sumedang
Baca SelengkapnyaTahun 2024 ini, Banyuwangi melakukan pembangunan dan perbaikan jalan total sepanjang 821,48 kilometer.
Baca SelengkapnyaJalan Tol Puncak-Cianjur, memerlukan kajian mendalam dalam aspek dampak lingkungan dan potensi kebencanaan.
Baca SelengkapnyaWarga sudah berulang kali mencari keadilan dengan cara melapor ke pemda setempat. Tetapi suara hati mereka dianggap angin lalu.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menugaskan pemerintah daerah dan Kementerian PUPR untuk memperbaiki 17 ruas jalan
Baca SelengkapnyaTampak sejumlah kendaraan berlalu-lalang di atas jalan yang penuh dengan kubangan air.
Baca SelengkapnyaBima mengaku bangga meninggalkan Kota Bogor dengan kondisi warga yang semakin baik.
Baca SelengkapnyaJalan tembus itu melewati tengah ladang jagung berbukit dan hutan jati.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Pramono saat menemui warga di Jalan Belawan, Cideng Jakarta Pusat, Senin (30/9).
Baca SelengkapnyaFasilitas maupun rumah warga yang rusak akibat pembangunan itu harus segera diperbaiki atau diganti dalam waktu singkat.
Baca Selengkapnya