Subsidi pendidikan dicabut, puluhan wali murid mengadu ke DPRD Depok
Merdeka.com - Puluhan orang tua siswa yang tergabung di Persatuan Orang Tua Siswa Kota Depok (Poskade) melakukan aksi damai di halaman gedung DPRD Kota Depok di Kecamatan Sukmajaya, Senin (31/7). Mereka melakukan aksi unjuk rasa dengan membentangkan spanduk, baliho dan menyuarakan soal pendidikan di Kota Depok.
Aksi mereka sempat memanas lantaran para pengunjuk rasa dihadang barikade petugas dan pintu gerbang utama DPRD Kota Depok.
Harum salah satu orang tua siswa dalam orasinya mengatakan aksi unjuk rasa ini sebagai sikap adanya pengambil alihan SMA/SMK ke propinsi Jawa Barat. "Kalau kami rasa pengambil alihan SMA/SMK ke Propinsi kira kami lebih bagus namun malah banyak masalah sehingga yang menjadi korban para siswa-siswi," katanya, Senin (31/7).
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Apa yang dilakukan Pemprov DKI terhadap para pelajar? Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menggelar apel pengarahan kepada ratusan pelajar terindikasi hendak tawuran di Balai Kota DKI Jakarta.
-
Siapa saja yang ikut demo di KPU? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
Menurutnya, semenjak pengelolaan SMA/SMK di Kota Depok diambil oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat berdampak dengan dicabutnya subsidi Pendidikan oleh Pemerintah Kota Depok. Kebijakan itu, kata dia, menimbulkan dampak terganggunya operasional. Untuk menutupi operasional maka orang tua siswa dibebankan sumbangan.
Oleh karenanya, para orang tua siswa menuntut kepada Pemkot Depok melalui DPRD Kota Depok untuk mengembalikan subsidi dana pendidikan untuk SMA/SMK Kota Depok di mana sebelumnya Rp 2 juta per siswa per tahun. "Namun saat diambil kelola oleh Pemprov Jawa Barat siswa yang mendapatkan Rp 500 ribu, kami rasa itu tidak cukup, dan siswa akan menjadi korbannya," jelasnya.
Seharusnya, tegas dia, Pemkot Depok tidak hanya diam saja. Karena ini menyangkut kegiatan belajar anak didik. Mereka juga menutut kepada Pemkot Depok termasuk DPRD bisa memberikan bantuan kepada SMA/SMK melalui APBD dalam bentuk hibah atau bansos.
Sehingga tidak ada lagi pungutan liar di SMA/SMK di Kota Depok atas nama apapun, seluruh warga Kota Depok tanpa diskriminasi harus menikmati pendidikan gratis 12 tahun yang dijanjikan oleh pemerintah.
"Kami menuntut agar seluruh anggota DPRD Kota Depok dapat memperjuangkan aspirasi seluruh orang tua siswa SMA SMK dengan melaksanakan salah satu fungsinya yaitu fungsi anggaran," pungkasnya.
(mdk/msh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa yang tergabung dalam Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) itu mempersoalkan 51 calon peserta didik (CPD) lulusan SMPN 19 Depok yang dianulir dari 8 SMA Negeri.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Depok mencarikan sekolah agar 51 siswa itu dapat diterima di sekolah swasta.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaKehadiran mereka disambut sejumlah mahasiswa yang masih bertahan di sekitar gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaOrang tua murid SDN Pocin 1 merasa kecewa dengan putusan PTUN Bandung yang menolak gugatan mereka.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPara pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaMereka coba kembali mendekati gedung DPRD sambil melempar botol, kayu dan batu.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaReaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca Selengkapnya