Survei: Elektabilitas Jokowi di Jatim 77,69 Persen, Prabowo 20,19 Persen
Merdeka.com - Jelang Pemilu 17 April 2019, elektabilitas Capres Cawapres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin makin meroket di Jawa Timur, jauh mengungguli rivalnya Prabowo Subianto-Sandiaga S Uno. Khususnya di Surabaya dan Sidoarjo, yang dikenal sebagai basis dua partai pendukung petahana, yaitu PDI Perjuangan dan PKB.
Dari hasil survei SCG Research and Consulting terhadap 520 responden pada 17-24 Maret 2019 lalu, 77,69 persennya memilih Jokowi-Ma'ruf. Sementara Paslon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno hanya dipilih 20,19 persen. Sedangkan 2,12 persen responden sisanya belum menentukan pilihan.
Menurut Direktur eksekutif SCG Research and Consulting, Didik Prasetiyono, surveinya ini memiliki margin of error sekitar 2,45 persen pada tingkat kepercayaan 98 persen dengan simpangan baku 0,5.
-
Siapa yang ingin Prabowo menangkan di Jawa Timur? AHY mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kenapa elektabilitas Prabowo naik? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Bagaimana pengaruh Jokowi terhadap Pilgub Jateng? Responden yang puas dengan kinerja presiden Jokowi mendukung Kaesang dengan 33,8 persen. Di posisi kedua Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Ahmad Luthfi 29,1 persen dan diposisi ketiga Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul 14,8 persen.
-
Kenapa Prabowo Subianto didukung di Jember? 'Sila ke-3 dalam Pancasila, yakni Persatuan Indonesia. Nah, pasangan nomor dua Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang konsisten menjaga dan merawat Persatuan Indonesia,' kata aktivis 98 ini.
-
Bagaimana efek persatuan Jokowi dan Prabowo? “Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum,“ sambungnya.
"Jokowi-Ma'ruf unggul di semua kelompok demografis. Jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, segmen pekerjaan/profesi, dan tingkat ekonomi," kata Didik dalam rilis hasil surveinya, Jumat (5/4).
Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf secara signifikan disumbang dari Kota Surabaya yang merupakan 'kandang banteng' yaitu 82,9 persen.
"Sementara Prabowo-Sandi, 14,84 persen. Pemilih yang belum menentukan pilihan di Kota Surabaya, sebanyak 2,26 persen," ungkapnya.
Sedangkan di basis PKB, Kabupaten Sidoarjo, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf unggul 70 persen dari Prabowo-Sandi yang hanya 28,1 persen, dengan undecided voters mencapai 1,9 persen. "Jokowi-Ma'ruf unggul di semua kelompok demografis. Jenis kelamin, pendidikan, agama, segmen pekerjaan/profesi dan ekonomi."
Pemilih NU dan Muhammadiyah
Khusus pada demografis agama, lanjutnya, ada dua massa Ormas besar, yaitu Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dengan 57,7 persen populasi penelitian.
Dari sub pertanyaan asosiasi identitas dua kelompok tersebut, kata Didik, ditemukan hasil yang bertolak belakang.
Dari responden yang mengasosiasikan diri sebagai pemilih kelompok Nahdliyin (sebutan warga NU) 86,33 persennya menyatakan dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf.
"Dan 11 persen (warga NU) memilih Prabowo-Sandi. Sementara undecided voters-nya adalah 2,67 persen. Untuk kelompok Muhammadiyah (3,85 persen populasi penelitian), 100 persennya memilih Prabowo-Sandi," paparnya.
Didik menyebut, tingginya elektabilitas Jokowi-Ma'ruf di Jawa Timur ini lebih dipengaruhi beberapa faktor. Seperti kepuasan terhadap Pemerintahan Jokowi-JK, 84,62 persen, kualitas pemerintahan patahana juga dianggap lebih baik dibanding sebelumnya, yaitu 86,92 persen.
Kemudian persepsi pemerintahan bersih alias tidak korup mencapai 73,27 persen, kemanfaatan pembangunan (88,65 persen), dan optimisme pertumbuhan perekonomian (73,65 persen).
"Sementara hoaks yang beredar dan berpengaruh terhadap elektabilitas Jokowi-Ma'ruf, yaitu Indonesia terlilit utang 25,58 persen, serbuan TKA ilegal 44,23 persen, Jokowi dalam pengaruh asing 22,12 persen, dan kemiskinan meningkat 38,46 persen," ungkapnya lagi.
Didik meyakini, bahwa elektabilitas kedua Paslon tak akan banyak berubah hingga coblosan 12 April mendatang karena keduanya telah mencapai popularitas optimal.
"Namun jumlah swing voters di wilayah Dapil I Surabaya-Sidoarjo, juga dapat menentukan hasil akhir coblosan. Hal inilah yang harus diperhatikan Timses kedua Paslon," katanya mengingatkan.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo mendapatkan dukungan sebesar 33,7 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSurvei LSI: Elektabilitas PDIP di Jatim Peringkat Pertama, Bagaimana dengan Ganjar?
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada tiga faktor yang membuat elektabilitas Prabowo-Gibran mendominasi kota yang terkenal dengan kesenian reog tersebut.
Baca SelengkapnyaSebaliknya, penurunan dialami pasangan nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Padahal, Ganjar pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaSurvei dilaksanakan pada 25–31 Januari 2024 di 11 daerah di Jawa Timur
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik merilis hasil surveinya yang menunjukkan Partai Gerindra menyalip PDIP dan PKB di Jatim.
Baca SelengkapnyaLembaga survei Indikator Politik Indonesia mencatat elektabilitas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mencapai 56,2 persen di Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSementara elektabilitas PDIP dan Gerindra berada di bawah PKB.
Baca SelengkapnyaEektabilitas Prabowo berada di angka 39,7 persen naik dibanding Agustus 2023
Baca SelengkapnyaElektabilitas Prabowo mengungguli Ganjar di Jabar, Jatim, dan Banten.
Baca SelengkapnyaPerolehan suara Prabowo-Gibran meningkat sejak Oktober 2023 dengan perolehan 35,8 persen. Lalu, naik tajam pada November 2023 menjadi 45 persen.
Baca SelengkapnyaPrabowo disebut berpotensi meraup suara mayoritas di Jawa Timur.
Baca Selengkapnya