Suspek Cacar Monyet di Makassar Bertambah Jadi Dua Orang
Merdeka.com - Jumlah warga Makassar suspek monkeypox atau cacar monyet bertambah menjadi dua orang. Pasien baru, seorang laki-laki berusia 21 tahun, kini juga tengah diisolasi di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulsel Erwan Tri Sulistyo mengatakan saat ini sudah ada dua pasien suspek cacar monyet. Keduanya kini dirawat di Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Universitas Hasanuddin dan RS Labuang Baji.
"Untuk kasus suspek cacar monyet yang kedua ini dia laki-laki usia 21 tahun. Dia sudah dirawat di RS Labuang Baji," ujarnya kepada wartawan, Rabu (24/8).
-
Siapa yang berisiko tinggi tertular cacar monyet? Selain itu, Hanny menyampaikan bahwa infeksi Mpox banyak dilaporkan pada populasi khusus, seperti kelompok yang melakukan kontak seksual sesama jenis, yang membuat kelompok ini memiliki risiko penularan tertinggi.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena cacar monyet? Selanjutnya, dokter Hanny juga menyarankan bahwa populasi yang termasuk dalam kategori risiko tinggi, misalnya mereka yang memiliki multiple partner dan kondisi imunokompromais (autoimun, penyakit kronis lainnya), sebaiknya menghindari perilaku yang berisiko.
-
Siapa yang beresiko tertular cacar monyet? Penyakit ini bisa menimpa siapapun melalui sentuhan dengan orang atau hewan yang terinfeksi virus monkeypox.
-
Apa itu cacar monyet? Penyakit cacar monyet merupakan infeksi virus yang ditandai dengan munculnya bintil bernanah di kulit.
-
Di mana cacar monyet sudah terdeteksi? Berdasarkan data Kemenkes RI, kasus cacar monyet di Indonesia hingga kini baru ditemukan di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
Beda dari Kasus Pertama
Kasus suspek cacar monyet yang kedua ini berbeda dibandingkan pertama. Pasien suspek cacar monyet yang kedua ini tidak pernah ke luar kota.
"Kasus suspek yang pertama itu kan habis dari perjalanan ke Jakarta. Kalau yang kedua ini tidak pernah melakukan perjalanan ke mana-mana," ungkapnya.
Seusai terdeteksi dua warga suspek cacar monyet, pihaknya akan melakukan tracing terhadap keluarga kedua pasien tersebut. Keluarga diharapkan melaporkan ke tenaga medis jika mengalami gejala cacar monyet.
"Pihak keluarga (pasien), kalau ada gejala-gejala yang sama untuk segera melaporkan agar diperiksakan oleh petugas kesehatan dan diambil sampelnya kalau misalnya sudah mengalami ruam-ruam," ucapnya.
Suspek Pertama
Diberitakan sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Sulsel Arman Bausat mengaku dirinya mendapatkan laporan dari staf tentang ada warga suspek cacar monyet. Berdasarkan laporan, pasien suspek cacar monyet tersebut baru pulang dari Jakarta.
"Saya dapat laporan kemarin sama staf ada pasien yang berpergian ke Jakarta dan tanggal 18 Agustus kembali ke Makassar dengan gejala dia ada ruam-ruam dan demam," ujarnya kepada wartawan, Selasa (23/8).
Karena adanya gejala tersebut, RS Unhas langsung melakukan isolasi terhadap pasien tersebut. Pasalnya, Dinkes Sulsel sudah mengantisipasi jika ada warga bergejala cacar monyet.
"Dia mengalami demam dan ada ruam sehingga pasien itu mencari pengobatan di rumah sakit. Karena dicurigai, pasien ditempatkan di ruang isolasi," kata dia.
Direktur Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Dadi Makassar ini menambahkan pihaknya sudah mengambil sampel dari pasien suspek cacar monyet. Sampel tersebut akan diperiksa di Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Sulsel dan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Kita berharap hasilnya bisa cepat keluar agar diketahui secara pasti apakah cacar monyet atau bukan," kata dia.
Sementara itu, Direktur RS Unhas Makassar Siti Maisuri T Chalid mengaku pihaknya belum bisa memastikan pasien tersebut apakah terpapar cacar monyet atau bukan. Meski demikian, pihaknya memasukkan pasien tersebut di ruang isolasi sebagai langkah kehati-hatian.
"Belum dipastikan pasien ini cacar monyet. Hanya saja memang perlu kehati-hatian, apalagi hasil laboratorium belum lengkap dan disimpulkan," ujarnya.
Maisuri mengaku kondisi pasien suspek cacar monyet tersebut dalam kondisi baik. Ia menyebut masih menunggu hasil laboratorium.
Reporter: Ihwan Fajar
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pertama cacar monyet terjadi pada Agustus 2022 lalu. Pasien itu pun sudah dinyatakan sembuh.
Baca SelengkapnyaKemenkes memprediksi jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca SelengkapnyaPenemuan kasus tersebut tercatat pada 23 Agustus 2024 dengan dua orang diantaranya terkonfirmasi positif.
Baca SelengkapnyaAdapun ke-5 pasien tersebut seluruhnya berasal dari Kota Tangsel.
Baca SelengkapnyaNgabila berujar, empat kasus ini merupakan temuan yang berbeda dan tak berkaitan satu sama lain.
Baca SelengkapnyaDinkes DKI sedang melakukan pelacakan dengan menelusuri sejumlah orang yang pernah kontak erat dengan sang pasien.
Baca SelengkapnyaSemua pasien yang terkonfirmasi menderita cacar monyet adalah pria.
Baca SelengkapnyaTotal kasus positif cacar monyet di Jakarta mencapai 24 orang.
Baca SelengkapnyaTemuan ini dilaporkan Dinas Kesehatan DKI Jakarta pada Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi, jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.
Baca SelengkapnyaKasus cacar monyet di DKI Jakarta kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaKemenkes ungkap gejala dari virus cacar monyet atau monkeypox
Baca Selengkapnya