Tebing 15 Meter di Kediri Longsor Timpa Rumah Warga
Merdeka.com - Satu rumah warga di lereng Gunung Wilis di Desa Blimbing, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, rusak setelah tertimpa material tanah longsor menyusul hujan deras melanda daerah ini pada Jumat (1/1) mulai pagi hingga malam hari.
Han Aswara, salah seorang perangkat di Desa Blimbing, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, mengemukakan rumah yang tertimpa tanah longsor itu milik Pujiono.
"Kemarin itu hujan mulai sekitar jam 10.00 WIB. Longsornya sekitar jam 18.00 WIB. Saat itu, korban bersama istri dan anaknya yang masih bayi juga masih di rumah," kata Han Aswara di Kediri, Sabtu (2/1).
-
Siapa saja yang selamat? Basarnas Makassar mencatat 11 orang selamat, dua meninggal dunia, dan 24 lainnya masih dalam pencarian.
-
Siapa yang selamat dari kebakaran Gunung Lawu? Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @explorekabkaranganyar pada Senin (2/9), tampak dalam dokumentasi sebuah video Mbok Yem dalam kondisi selamat. Selain itu, warungnya juga tidak mengalami kebakaran.
-
Apa yang diselamatkan oleh para perwira TNI? Semua kembali ke staf dengan membawa uang untuk pasukan-pasukan dan dinas-dinas untuk melaksanakan secara resmi timbang terima uang itu.
-
Siapa pemilik rumah terbengkalai? Rumah ini dulunya dimiliki oleh almarhum artis Suzzanna.
-
Siapa pemilik rumah sekarang? Penjaga rumah mengungkap bahwa rumah tersebut telah berpindah tangan ke Muzdalifah.
-
Bagaimana kondisi rumah setelah longsor? Kondisi rumah-rumah yang berada di lokasi bencana tampak banyak yang hancur rata dengan tanah. Rumah yang masih berdiri sudah tak lagi menyisakan atap atau tembok dinding.
Ia mengatakan akibat dari hujan yang cukup lama itu, tebing setinggi 15 meter dan lebar 8 meter di belakang rumah milik Pujiono itu longsor. Material tanah longsor itu menimpa rumah Pujiono. Lima rumah lainnya yang juga dekat dengan rumah Pujiono juga terancam terkena tanah longsor.
Han juga menambahkan, dalam kejadian Jumat malam tersebut tidak ada korban jiwa. Pemilik rumah dan seluruh anggota keluarganya juga berhasil menyelamatkan diri.
Pujiono, pemilik rumah mengaku bencana ini terjadi sudah yang ketiga kalinya menimpa rumahnya. Ia belum mempunyai pilihan untuk pindah ke daerah yang lebih aman dengan membawa seluruh anggota keluarganya.
"Terkena bagian belakang rumah. Ini sudah yang ketiga kalinya dan ini yang paling parah," kata Pujiono.
Sementara itu, para tetangga Pujiono juga gotong royong membantu memperbaiki rumah itu. Namun, guna mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, akhirnya rumah itu dibongkar.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Slamet Turmudi mengatakan kondisi kerusakan rumah Pujiono memang berat, sehingga rumah itu dianjurkan untuk dibongkar.
"Rumahnya tidak bisa ditempati karena tertimpa tanah longsor. Pak Pujiono dan istri sekarang tinggal di rumah mertua, lokasinya juga tidak jauh dari rumahnya," kata dia.
Slamet menambahkan, rumah Pujiono terletak di bagian bawah dan di atas bukit belakang rumahnya sebenarnya juga ada dibangun rumah. Bahkan, di samping rumah Pujino sebenarnya juga ada tembok penahan tebing. Diduga karena konstruksi pembangunan tembok penahan tebing kurang benar, tidak ada tempat rembesan air, sehingga tidak mampu menahan air.
"Kemungkinan salah konstruksi pembangunan tempat penahan tebing, tidak ada tempat rembesan air, sehingga tidak mampu menahan air. Selain itu, kondisi bagian belakang juga rawan, tingkat kemiringan tebing sekitar 60 derajat," ujar dia.
BPBD Kabupaten Kediri, kata Slamet, akan komunikasi dengan pemerintah desa setempat mencarikan lokasi tanah yang bisa dibangun rumah bagi Pujiono. Terlebih lagi, kejadian longsor ini sudah yang ketiga kalinya, dan yang ketiga ini adalah yang paling parah.
Ia juga meminta warga berhati-hati. Informasi dari BMKG, ancaman bencana masih bisa terjadi hingga Februari 2020.
"Ancaman bencana sesuai dengan perkiraan BMKG, curah hujan sampai Februari 2020. Potensi longsor, banjir sudah kami petakan. Angin puting beliuang, hujan disertai angin kencang ini sampai Februari," kata dia.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
17 Mobil pemadam dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api.
Baca SelengkapnyaKorban bersama temannya jatuh saat membantu padamkan kebakaran 9 unit rumah.
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaPeristiwa terjadi pada Jumat dinihari pukul 01.00 WIB, di Dusun Talang Sindang, Kecamatan Bandar Negeri Suoh.
Baca SelengkapnyaTidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Panghuni rumah sudah berhasil dievakuasi sebelum rumah ambruk.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal merupakan pasangan suami-istri, bernama Ida Bagus Eka Widya Cipta (40) dan Ida Ayu Putu Mutiari (38).
Baca SelengkapnyaSatu orang meninggal dunia dalam kejadian ini bernama I Ketut Tunas (60).
Baca SelengkapnyaBasarnas memastikan sampai saat ini tidak ada korban jiwa akibat gempa bumi tersebut.
Baca SelengkapnyaBupati Bantul mengatakan bahwa hingga saat ini warganya belum perlu bantuan dari luar
Baca SelengkapnyaNana Mirdad terkejut saat merasakan gempa di rumahnya. Ia teriak dan langsung membawa semua orang yang ada di rumah untuk keluar.
Baca Selengkapnyasebanyak lima unit mobil damkar bersama 20 personel diterjunkan ke lokasi
Baca SelengkapnyaSebanyak 500 keluarga menjadi korban banjir di Bekasi
Baca Selengkapnya