Teror Patok Bambu Bercat Merah di Sawah Warga Pantura Tangerang
Merdeka.com - Rencana pengembangan kawasan Pantai Utara (Pantura) Tangerang, banyak menyisakan persoalan bagi masyarakat di wilayah itu. Terlebih bagi masyarakat dengan mata pencarian utama sebagai nelayan dan petani.
Persoalan agraria dengan banyaknya kemunculan ganda bukti sah kepemilikan tanah, penyerobotan dan penguasaan tanah menjadi cerita sengkarut dari rencana besar pengembangan kawasan pesisir utara yang berdekatan dengan kawasan Bandara Soekarno-Hatta dan Jakarta Utara.
Menilik letak geografis Pantura yang strategis tersebut, tidak heran kawasan kumuh dengan banyak penduduk miskin itu, akan disulap menjadi kawasan premium sebagai pusat bisnis, komersil dan hunian.
-
Apa yang dibuat warga Tangerang untuk raup untung? Seorang warga Kota Tangerang berhasil meraup cuan hingga belasan juta rupiah dari usaha pembuatan tas plastik rajut.
-
Kapan nelayan Pantura mulai terdampak? Pada tahun 1743 Masehi, daerah pesisir pantai utara Jawa yang sebelumnya masuk wilayah kekuasaan Kerajaan Mataram Islam mulai dikuasai VOC.
-
Di mana nelayan Pantura melaut? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
-
Apa yang mengancam desa pesisir Karawang? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Bagaimana nelayan Pantura beradaptasi dengan perubahan? Mereka tetap berlayar di zona-zona tangkap tradisional mereka dan mempertahankan metode penangkapan ikan yang sudah dijalankan sejak dahulu.
-
Kenapa Tarakan penting untuk nelayan? Kalau di tarakan alhamdulillah tarakan selalu dorong berikan perlindungan sosial nelayan, karenan salah satu rentan bahaya dan musibah,' ujar Rustan dari Kesatuan Nelayan Tradisional Tarakan.
Doni, petani sekaligus pemilik tanah di Desa Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, akhir-akhir ini dibuat resah dengan pemasangan tiang patok pembatas lahan sawah oleh orang yang tidak diketahui. Kondisi ini juga dialami oleh beberapa petani di sana.
"Bukan hanya saya, tapi banyak juga petani di sini yang merasa aneh dengan adanya patok-patok itu. Karena pemasangan patoknya dilakukan tanpa sepengetahuan dan pemberitahuan terlebih dahulu," kata Doni, ditemui di kawasan Pakuhaji, Sabtu (18/6).
Dia dan warga lainnya yakin, pemasangan patok liar di area lahan persawahan warga itu, diduga dilakukan mafia tanah yang belakangan kerap meneror masyarakat.
"Saya khawatir itu modus mafia tanah, karena modus bambu dicat merah ini sudah sering terjadi dan dilakukan oleh mafia tanah. Saya tidak tahu siapa dan kapan patok-patok ini dipasang. Namun patok-patok ini mulai ada sejak hari Senin (6/6) lalu," terangnya.
Sebelumnya, Sofyan Djalil sewaktu masih menjabat Menteri ATR/BPN saat diwawancarai wartawan usai pembagian sertifikat tanah dalam program PTSL di Kabupaten Tangerang, menyatakan adanya praktik mafia pertanahan di wilayah kabupaten Tangerang.
"Ya memang wilayah Kabupaten Tangerang itu ada dan modusnya seram sekali," kata dia.
Dia menyebutkan, telah melakukan penindakan terhadap 125 ASN dan mensanksi mereka dalam dugaan keterlibatan pada praktik mafia tanah.
"Mereka yang terbukti menyalahgunakan kewenangannya untuk melancarkan aksi mafia tanah pun telah diberikan sanksi bahkan hingga pemecatan," tegas Sofyan.
Dalam aksinya itu, para mafia pertanahan melakukan berbagai cara atau modus untuk merebut hak lahan orang lain, dengan menerbitkan atau menggunakan lebih dari satu surat atas hak lahan.
Ada juga yang menerbitkan atau menggunakan dokumen yang terindikasi palsu. Melakukan okupasi atau penguasaan tanah tanpa izin di atas tanah milik orang lain dan juga merubah/memindahkan/menghilangkan patok tanda batas tanah yang sudah ada turun temurun.
"Ada juga yang mengajukan permohonan sertifikat pengganti karena hilang hingga terjadi adanya sertifikat ganda," kata dia.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meskipun berdekatan langsung, kawasan elite PIK 2 dan desa-desa di sekitarnya dipisahkan dengan tembok beton yang cukup tinggi.
Baca SelengkapnyaBambu-bambu tersebut dipasang di pesisir pantai kawasan Pelabuhan Marunda Center Terminal (MCT) Jurong Port JV, Tarumajaya, Bekasi.
Baca SelengkapnyaTumpukan kerang, aroma anyir, dan suara mesin kapal menyambut pengunjung yang datang ke Kampung Empang, Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaSebagai tulang punggung ekonomi nasional justru masyarakat di wilayah pesisir pulau Jawa masih hidup memprihatinkan akibat permasalahan banjir rob.
Baca SelengkapnyaMenjadi nelayan merupakan sebuah profesi yang memiliki resiko., tidak jarang harus berjumpa dengan badai di tengah laut.
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca SelengkapnyaWarga memanfaatkan jalan pipa. Jalan tersebut tidak terhubung dengan jalan utama PIK 2.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaDulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.
Baca Selengkapnya