Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teror Patok Bambu Bercat Merah di Sawah Warga Pantura Tangerang

Teror Patok Bambu Bercat Merah di Sawah Warga Pantura Tangerang Persoalan lahan di Pantura Tangerang. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Rencana pengembangan kawasan Pantai Utara (Pantura) Tangerang, banyak menyisakan persoalan bagi masyarakat di wilayah itu. Terlebih bagi masyarakat dengan mata pencarian utama sebagai nelayan dan petani.

Persoalan agraria dengan banyaknya kemunculan ganda bukti sah kepemilikan tanah, penyerobotan dan penguasaan tanah menjadi cerita sengkarut dari rencana besar pengembangan kawasan pesisir utara yang berdekatan dengan kawasan Bandara Soekarno-Hatta dan Jakarta Utara.

Menilik letak geografis Pantura yang strategis tersebut, tidak heran kawasan kumuh dengan banyak penduduk miskin itu, akan disulap menjadi kawasan premium sebagai pusat bisnis, komersil dan hunian.

Doni, petani sekaligus pemilik tanah di Desa Kalibaru, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, akhir-akhir ini dibuat resah dengan pemasangan tiang patok pembatas lahan sawah oleh orang yang tidak diketahui. Kondisi ini juga dialami oleh beberapa petani di sana.

"Bukan hanya saya, tapi banyak juga petani di sini yang merasa aneh dengan adanya patok-patok itu. Karena pemasangan patoknya dilakukan tanpa sepengetahuan dan pemberitahuan terlebih dahulu," kata Doni, ditemui di kawasan Pakuhaji, Sabtu (18/6).

Dia dan warga lainnya yakin, pemasangan patok liar di area lahan persawahan warga itu, diduga dilakukan mafia tanah yang belakangan kerap meneror masyarakat.

"Saya khawatir itu modus mafia tanah, karena modus bambu dicat merah ini sudah sering terjadi dan dilakukan oleh mafia tanah. Saya tidak tahu siapa dan kapan patok-patok ini dipasang. Namun patok-patok ini mulai ada sejak hari Senin (6/6) lalu," terangnya.

Sebelumnya, Sofyan Djalil sewaktu masih menjabat Menteri ATR/BPN saat diwawancarai wartawan usai pembagian sertifikat tanah dalam program PTSL di Kabupaten Tangerang, menyatakan adanya praktik mafia pertanahan di wilayah kabupaten Tangerang.

"Ya memang wilayah Kabupaten Tangerang itu ada dan modusnya seram sekali," kata dia.

Dia menyebutkan, telah melakukan penindakan terhadap 125 ASN dan mensanksi mereka dalam dugaan keterlibatan pada praktik mafia tanah.

"Mereka yang terbukti menyalahgunakan kewenangannya untuk melancarkan aksi mafia tanah pun telah diberikan sanksi bahkan hingga pemecatan," tegas Sofyan.

Dalam aksinya itu, para mafia pertanahan melakukan berbagai cara atau modus untuk merebut hak lahan orang lain, dengan menerbitkan atau menggunakan lebih dari satu surat atas hak lahan.

Ada juga yang menerbitkan atau menggunakan dokumen yang terindikasi palsu. Melakukan okupasi atau penguasaan tanah tanpa izin di atas tanah milik orang lain dan juga merubah/memindahkan/menghilangkan patok tanda batas tanah yang sudah ada turun temurun.

"Ada juga yang mengajukan permohonan sertifikat pengganti karena hilang hingga terjadi adanya sertifikat ganda," kata dia.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
FOTO: Menyusuri Desa-Desa Terimpit Pembangunan PIK 2
FOTO: Menyusuri Desa-Desa Terimpit Pembangunan PIK 2

Meskipun berdekatan langsung, kawasan elite PIK 2 dan desa-desa di sekitarnya dipisahkan dengan tembok beton yang cukup tinggi.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Tanggul Bambu Jadi Penangkal Abrasi di Pesisir Bekasi
FOTO: Penampakan Tanggul Bambu Jadi Penangkal Abrasi di Pesisir Bekasi

Bambu-bambu tersebut dipasang di pesisir pantai kawasan Pelabuhan Marunda Center Terminal (MCT) Jurong Port JV, Tarumajaya, Bekasi.

Baca Selengkapnya
Menyusuri Kampung Empang Muara Angke, Warga Hidup Berdampingan dengan Limbah Kerang Hijau
Menyusuri Kampung Empang Muara Angke, Warga Hidup Berdampingan dengan Limbah Kerang Hijau

Tumpukan kerang, aroma anyir, dan suara mesin kapal menyambut pengunjung yang datang ke Kampung Empang, Kawasan Muara Angke, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan
Protes Ada Tambang Pasir, Warga Sekampung di Lumajang Cor Jalan

Budi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir

Baca Selengkapnya
Prabowo Ungkap Alasan di Balik Pembangunan Giant Sea Wall di Pulau Jawa
Prabowo Ungkap Alasan di Balik Pembangunan Giant Sea Wall di Pulau Jawa

Sebagai tulang punggung ekonomi nasional justru masyarakat di wilayah pesisir pulau Jawa masih hidup memprihatinkan akibat permasalahan banjir rob.

Baca Selengkapnya
Nelayan di Tarakan Bersyukur Dapat Perlindungan Sosial
Nelayan di Tarakan Bersyukur Dapat Perlindungan Sosial

Menjadi nelayan merupakan sebuah profesi yang memiliki resiko., tidak jarang harus berjumpa dengan badai di tengah laut.

Baca Selengkapnya
Penurunan Permukaan Tanah Buat Jakarta Rugi Rp10 Triliun per Tahun
Penurunan Permukaan Tanah Buat Jakarta Rugi Rp10 Triliun per Tahun

Selain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.

Baca Selengkapnya
Dua Dunia Berbeda, PIK 2 dan Desa Kecil di Ujung Jakarta
Dua Dunia Berbeda, PIK 2 dan Desa Kecil di Ujung Jakarta

Warga memanfaatkan jalan pipa. Jalan tersebut tidak terhubung dengan jalan utama PIK 2.

Baca Selengkapnya
Duka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun
Duka Warga Pesisir Padang Pariaman, Rumahnya Hancur Dihantam Abrasi Bertahun-Tahun

Tingginya gelombang dan naiknya permukaan laut merusak rumah warga

Baca Selengkapnya
FOTO: Masifnya Pembangunan Perniagaan dan Hunian di Utara Jakarta Bikin Nasib Pendapatan Nelayan Dadap Berkurang Drastis
FOTO: Masifnya Pembangunan Perniagaan dan Hunian di Utara Jakarta Bikin Nasib Pendapatan Nelayan Dadap Berkurang Drastis

Hasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.

Baca Selengkapnya
Kisah Kampung Mati Simonet Pekalongan, Ditinggalkan Penduduknya Karena Banjir Rob
Kisah Kampung Mati Simonet Pekalongan, Ditinggalkan Penduduknya Karena Banjir Rob

Dulu Dusun Simonet merupakan kampung yang ramai. Tapi kini tak ada satupun warga yanga bermukim di sana.

Baca Selengkapnya