Tradisi Tumpeng Sewu, Selamatan Desa Menyantap Kuliner Pecel Pitik khas Banyuwangi
Merdeka.com - Tradisi Tumpeng Sewu di gelar di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah Banyuwangi. Warga Kemiren keluar rumah dan membawa tumpeng untuk disantap di sepanjang jalan Desa. Acara ini merupakan rangkaian ritual bersih desa, agar masyarakat terhindar dari mara bahaya.
Festival Tumpeng Sewu digelar masyarakat Desa Kemiren, Minggu (2/7/2022) malam. Sejak sore, warga Kemiren telah menggelar tikar di depan rumahnya masing-masing untuk persiapan tradisi ini. Masyarakat pun duduk bersila sambil menikmati tumpeng sewu. Sementara jalan menuju Desa Adat Kemiren, mulai pukul 17:00 Wib ditutup.
Tradisi Tumpeng Sewu, Selamatan Desa Menyantap Kuliner Pecel Pitik khas Banyuwangi©2022 Merdeka.comPada tradisi ini ribuan masyarakat dari berbagai penjuru desa maupun wisatawan hadir di Desa Kemiren untuk menikmati ribuan Tumpeng Sewu yang disajikan berderet-deret di sepanjang jalan desa.
-
Apa yang dimaksud dengan doa tolak bala? Doa tolak bala adalah salah satu amalan yang penting untuk dipanjatkan. Termasuk untuk menghindari bala.
-
Kenapa doa tolak bala penting? Doa adalah sebagai bentuk penghambaan diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
-
Doa apa untuk terhindar penyakit berbahaya? Agar terhindar dari berbagai penyakit berbahaya, umat Islam bisa membaca doa. Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an Surah Al-Mu’min ayat 60, Allah SWT berfirman, yang artinya: “Berdoalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina“.
-
Kenapa doa tolak bala dianjurkan usai sholat? Doa tolak bala sebenarnya juga dianjurkan selalu diamalkan tiap selesai sholat. Adapun tujuannya adalah agar Allah SWT senantiasa melindungi Anda dari marabahaya.
Menariknya, pecel pitik menjadi menu wajib yang tersedia di setiap tumpeng. Pecel pitik adalah makanan khas suku Osing, ayam kampung yang dibakar lalu dicampur dengan parutan kelapa dengan racikan bumbu tertentu.
Iring-iringan barong pun melintas dan melakukan Ider Bumi. Beberapa panitia kemudian menyalakan beberapa obor yang ada di sepanjang jalan.
Tradisi Tumpeng Sewu, Selamatan Desa Menyantap Kuliner Pecel Pitik khas Banyuwangi©2022 Merdeka.comBaru sekitar pukul 18.30 Wib atau usai salat Maghrib, ritual ini mulai dibuka. Usai dibacakan doa, ritual ini dimulai. Di bawah temaram api obor, semua orang duduk dengan tertib bersila di atas tikar maupun karpet yang tergelar di depan rumah.
Di hadapannya tersedia tumpeng yang ditutup daun pisang. Dilengkapi lauk khas warga Kemiren, pecel pithik dan sayur lalapan sebagai pelengkapnya.
Menurut Suhaimi, sesepuh Desa Kemiren, Tumpeng Sewu merupakan tradisi adat warga Using, suku asli masyarakat Banyuwangi, yang digelar awal Iduladha.
"Kita terus lestarikan adat dan tradisi budaya ratusan tahun lalu. Semoga dengan kegiatan ini warga Kemiren dijauhkan mara bahaya," tambahnya.
Tradisi Tumpeng Sewu, Selamatan Desa Menyantap Kuliner Pecel Pitik khas Banyuwangi©2022 Merdeka.comSebelum makan Tumpeng Sewu warga diajak berdoa agar desanya dijauhkan dari segala bencana dan sumber penyakit. Sebab, ritual Tumpeng Sewu diyakini merupakan selamatan tolak bala.
"Setiap rumah warga Using di Kemiren mengeluarkan minimal satu tumpeng yang diletakkan di depan rumahnya. Siapapun bisa makan dan tentunya gratis," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan tradisi telah menjadi atraksi yang menarik bagi wisatawan.
"Makanya pemerintah terus konsisten mengangkat tradisi ini dalam sebuah festival. Selain sebagai upaya melestarikan tradisi leluhur juga diharapkan mampu menjadi sebuah atraksi yang mampu menarik wisatawan," kata Bramuda.
Tradisi Tumpeng Sewu, Selamatan Desa Menyantap Kuliner Pecel Pitik khas Banyuwangi©2022 Merdeka.comDia melanjutkan, dengan menjadi atraksi yang menarik wisatawan, diharapkan mampu menggeliatkan perekonomian daerah.
"Kekhasan semacam ini banyak diminati wisatawan. Ditambah lagi keramahtamahan warga Kemiren, tradisi ini akhirnya menjadi salah satu favorit bagi wisatawan," pungkasnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan turun-temurun karena dianggap membawa keberkahan
Baca SelengkapnyaSelain memohon doa untuk kelancaran pertanian, tradisi ini juga digelar sebagai cara memupuk keguyuban dan persaudaraan petani.
Baca SelengkapnyaRitual adat Kebo-keboan Alas Malang yang digelar masyarakat Desa Alas Malang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Minggu (30/7), berlangsung meriah.
Baca SelengkapnyaRatiban merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual doa kepada Tuhan sebagai ritual tolak bala yang dilaksanakan setiap bulan Sya'far atau setiap hari Rabu terakhir pada penanggalan Hijriah.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Sendang, Semarang
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar sebagai bentuk doa agar terhindar dari bencana dan selalu diberi hasil alam melimpah.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sangatlah mirip seperti Kenduri yang berisi lantunan doa-doa yang sekarang sudah mulai ditinggalkan bahkan sejak tahun 1980-an silam.
Baca SelengkapnyaAda filosofi tersendiri di balik tradisi penyajian tumpeng di Indonesia. sejak zaman Hindu-Buddha hingga Islam Jawa.
Baca SelengkapnyaTulak Bala, tradisi menolak bala dari bencana maupun wabah khas masyarakat pesisir Pantai Barat Aceh.
Baca SelengkapnyaDi balik pelaksanaannya, tradisi Nyadran memiliki nilai-nilai sosial budaya yang terkandung di dalamnya.
Baca Selengkapnya