Trauma bocah 8 Tahun saksikan langsung korban tewas gempa Palu
Merdeka.com - Hapsah asyik mengisap susu kemasan sambil bersenda gurau dengan teman sebayanya. Ekspresinya menutupi rasa trauma yang dialaminya saat bencana gempa dan tsunami terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, pada Jumat 28 September 2018 lalu.
Bocah perempuan berusia delapan tahun itu masih ingat bagaimana kondisi anak kecil di hadapannya saat tertimpa pintu bangunan. Pelan-pelan dia mendadak bercerita.
"Lagi di TK. Mama bacatat nama yang masih (di situ). Saya main boneka," tutur Hapsah saat berbincang dengan Liputan6.com di pengungsian Masjid Agung Darussalam, Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (14/10)
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Apa yang dialami anak 8 tahun di Semarang? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya. Dia mengalami luka bakar cukup parah di punggung hingga kaki. Kini korban hanya bisa merintih kesakitan sembari terbaring lemah di atas tempat tidurnya.
-
Kenapa anak korban merasa sedih? 'Ma? Cepet banget perginya? Yeyen Nakal ya? Yeyen minta maaf ya ma sudah jadi anak yang kurang baik. Mama enggak perlu mikirin Yen lagi ya, di sini Yen baik. Mama baik di sana ya, Yen sayang banget sama mama,' tutur dia.
-
Apa yang terjadi pada bocah di Tasikmalaya? Ada-ada saja kejadian yang menimpa bocah 3 tahun asal Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Dia tak berhenti menangis usai kepalanya tersangkut di kaleng wafer.
-
Apa saja dampak trauma pada anak? Trauma dapat menyebabkan anak mengalami berbagai masalah, seperti kecemasan, depresi, gangguan tidur, dan kesulitan berkonsentrasi.
-
Siapa yang selalu ada saat anak perempuan terluka? 'Saat hidupmu bahagia, ibumu tidak pernah memintamu untuk membagi kebahagiaan mu kepadanya, tapi saat kamu terluka ibumu selalu datang untuk menerima bagian dari luka mu.'
Ibunya bekerja di Taman Kanak-Kanak (TK) Aisyiyah Palu. Saat bencana terjadi, masih ada seorang anak yang belum pulang. Sementara malam akan segera datang.
"Karena dianya belum dijemput papanya. Jadinya pulangnya malam. Mamanya di luar negeri. Papanya kerja. Pas gempa papanya baru datang berjalan kaki pegang sana sini," jelas dia.
Namun, si anak yang dijemput ternyata meninggal dunia. Dia menderita luka di kepala dan terhimpit pintu yang jatuh di bagian kakinya. Hapsah cuma bisa berteriak dan kemudian terus berusaha berlari bersama ibunya.
Hingga kini bayangan itu masih terngiang di kepalanya. Meski begitu, bocah kelas tiga SDN Inpres 1 Kamonji Kota Palu itu lebih khawatir dengan ibunya.
"Lari pegangan tempat-tempat bermain (saat gempa). Mamaku cuma lari, jatuh, lari, jatuh. Aku bilang pegangan sini, pegangan sini. Mamaku terkancing terus napasnya gara-gara gempa. Sudah tiga kali beli obat belum sembuh," beber Hapsah.
Rencananya, Hapsah akan pindah ke Gorontalo bersama kedua orangtuanya dan si adik yang masih berusia satu tahun. Sementara kini sang ayah masih turut membantu mencari korban jiwa korban gempa dan tsunami Kota Palu.
"Papa disuruh bacari mayat," Hapsah menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bocah itu terlihat begitu terpukul saat melihat ibunya dikubur.
Baca SelengkapnyaKedua orang tua bocah malang itu sama-sama bekerja di rumah sakit S.K Lerik Kota Kupang
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan anak yang berpelukan dengan ibunya saat gempa Barang.
Baca SelengkapnyaBupati juga ikut menyalatkan almarhum Fauzan di masjid dekat rumahnya bersama warga sekitar.
Baca SelengkapnyaKapolsek Cilandak Kompol Wahid Key menyebut kejadian malang itu terjadi sekira pukul 17.00 WIB tadi sore.
Baca SelengkapnyaKapolsek menjelaskan, awalnya warga mengira korban hanya terluka di bagian kaki karena banyak darah mengalir.
Baca SelengkapnyaAnak itu meninggal dunia jatuh dari lantai 8 Rusunawa Rawa Bebek karena sedang menunggu guru mengaji.
Baca SelengkapnyaKasus kecelakaan tersebut masih diselidiki Polsek Cakung.
Baca SelengkapnyaWahyu mengaku kedua orang tuanya meninggal dunia akibat tsunami dan gempa yang menerjang Kota Palu pada tahun 2018..
Baca SelengkapnyaSeorang bocah laki-laki inisial QAK berusia enam tahun tewas setelah terjatuh dari lantai 8 di Gedung Rusunawa Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (25/6)
Baca SelengkapnyaMomen orang tua wakili anaknya yang meninggal sehari sebelum wisuda ini viral, bikin sedih.
Baca SelengkapnyaBocah itu sempat dilaporkan hilang saat orang tuanya berkegiatan di Masjid Raya Al-Jabbar pada Minggu (17/12) malam.
Baca Selengkapnya