Tritura, senjata mahasiswa gulingkan Presiden Soekarno
Merdeka.com - "Bubarkan PKI, Reetol Kabinet Dwikora dan Turunkan Harga!"
10 Januari 1966, teriakan massa Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu membakar langit Jakarta. Mereka geram pada Presiden Soekarno yang tak membubarkan Partai Komunis Indonesia yang dituding bertanggung jawab atas peristiwa G30 September.
Para mahasiswa juga kesal melihat perilaku koruptif para menteri di Kabinet Dwikora. Di tengah kesulitan rakyat, para menteri hidup berfoya-foya.
-
Mengapa mahasiswa demo di tahun 1965? Para mahasiswa yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) itu tidak puas dengan kebijakan pemerintahan Orde Lama. Mereka terus melakukan demonstrasi dan meminta Presiden Sukarno bertindak tegas terhadap PKI dan menteri-menteri yang tidak becus bekerja.
-
Apa yang dibakar massa? Tampak beberapa massa sedang membakar motor. Tak jelas motor siapa yang dibakar, yang jelas motor yang dibakar tak hanya satu.
-
Bagaimana Soekarno menggambarkan semangat juang bangsa Indonesia? Kemerdekaan hanyalah didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar-kobar dengan tekad, 'Merdeka, merdeka atau mati'!
-
Apa yang dilakukan Soekarno saat proklamasi? Bung Karno menggambarkan upacara itu sangat sederhana. Bendera pertama yang dikibarkan adalah jahitan tangan Ibu Fatmawati. Tiangnya dari batang bambu yang ditancapkan beberapa saat sebelumnya ke tanah. Tidak ada musik, tidak ada orkestra, hanya lagu Indonesia Raya yang dinyanyikan bersama. “Alhamdulillah, Bendera Republik Sekarang Telah Berkibar.“ “Kalau pun ia diturunkan lagi, itu harus melalui mayat dari 72 juta bangsaku. Kami tak akan melupakan semboyan revolusi: Sekali Merdeka tetap Merdeka!“ tegas Bung Karno.
-
Di mana kebakaran hebat terjadi di Jakarta pada masa kolonial? Salah satu momen penerapan kredit rumah terjadi pada 1917, setelah terjadi bencana kebakaran hebat di wilayah Kramat Kwintang.
-
Kata-kata bijak Soekarno apa yang bisa membakar semangat perjuangan? “Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan minta-minta, apalagi jika bantuan-bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka, daripada makan bestik tapi budak.“
Saat itu perekonomian Indonesia nyaris ambruk. Harga BBM naik dari Rp 4 menjadi Rp 250. Harga-harga langsung melambung. Beras dan kebutuhan pokok lain menghilang dari pasaran. Kalau ada, harganya naik puluhan kali lipat.
Soe Hok Gie, salah satu tokoh mahasiswa 66 mengutip penjelasan seorang perwira. Dia menilai keputusan buruk di bidang ekonomi sengaja dilakukan pemerintah untuk mengalihkan isu pembubaran PKI dan membuat Jakarta chaos. TNI yang saat itu mendapat simpati masyarakat akan berbalik dimusuhi rakyat jika menindak rakyat yang bergerak. Dalam hal ini jelas PKI yang diuntungkan.
Presiden Soekarno terkesan enggan membubarkan PKI karena hanya PKI lah yang menjadi penyeimbang kekuatan TNI AD. Sedangkan soal harga-harga yang semakin naik, wartawan senior Rosihan Anwar menulis jika para menteri melarang pejabat memberikan laporan situasi sebenarnya pada Bung Karno. Alasannya "Takut Bapak marah.."
Para mahasiswa bergerak ke rumah para menteri dan Istana Negara. Menteri Chairul Saleh dituding jadi otak kenaikan harga sementara Soebandrio disebut sebagai antek Peking (China).
Mereka juga membuat tulisan yang membuat Soekarno berang. "Stop import istri atau Istana Sarang Lonte!"
Soekarno marah-marah. Dia membubarkan KAMI. Namun gerakan mahasiswa dan pelajar tak surut. Demonstrasi besar-besaran terus terjadi.
TNI ada di belakang melindungi para mahasiswa itu. Dalam biografinya Soeharto memberikan perintah langsung pada Jenderal Kemal Idris, Kepala Staf Kostrad untuk menjaga para mahasiswa dari serangan Tjakrabirawa, pasukan pengawal Bung Karno.
"Saya menaruh harapan pada anak-anak muda yang mengadakan demonstrasi itu," kata Soeharto.
11 Maret 1966, lahirlah surat perintah yang kontroversial itu. Dalam perintahnya, Soekarno memberikan wewenang pada Jenderal Soeharto untuk memulihkan keamanan dan ketertiban. Inilah titik awal kejatuhan Orde Lama.
Berbekal surat perintah itu, Soeharto langsung membubarkan PKI. Pukul 06.00 WIB, RRI menyiarkan pengumuman pelarangan PKI beserta seluruh underbouwnya.
Mayjen Kemal Idris pun membangunkan beberapa mahasiswa yang tertidur di markas Kostrad.
"Kalian menang. PKI dibubarkan!" Kata Kemal yang disambut kegembiraan para mahasiswa.
Di jalan-jalan pun rakyat menyambut pembubaran PKI. Mereka bersorak-sorai menyambut parade militer yang digelar Soeharto. Saat itu rakyat dan mahasiswa seolah merasa perjuangan mereka berhasil.
Kelak, puluhan tahun kemudian, gerakan mahasiswa pula yang menggulingkan Soeharto tahun 1998. (mdk/bal)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tritura sendiri merupakan momentum perpindahan dari masa pemerintahan Orde Lama (Soekarno) menuju Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto.
Baca SelengkapnyaIstilah "Tritura" merupakan singkatan dari "Tri Tuntutan Rakyat" (Tiga Tuntutan Rakyat).
Baca SelengkapnyaMiliter ada di belakang aksi-aksi mahasiswa pasca G30S/PKI. Ini pengakuan para jenderal saat itu.
Baca SelengkapnyaApa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaPada 25 Januari 1978, operasi kilat berhasil membungkam sementara gerakan mahasiswa Bandung.
Baca SelengkapnyaSaat para pemuda menantangnya untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, Sukarno menolaknya. Dia memilih tanggal 17 Agustus. Apa makna di baliknya?
Baca SelengkapnyaPeristiwa Maukar terjadi di tengah kondisi politik yang penuh gejolak. Ketika berbagai pemberontakan muncul di daerah-daerah yang menginginkan otonomi daerah.
Baca SelengkapnyaSimak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.
Baca SelengkapnyaDiketahui, setiap 12 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Tragedi Trisakti.
Baca SelengkapnyaDi tengah kesunyian beranda Istana, tiba-tiba dari atas langit Istana, terdengar suara pesawat.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca Selengkapnya