Turis kecewa bunga Rafflesia di Bengkulu dicat pilox pengurus
Merdeka.com - Para pengunjung habitat bunga langka Rafflesia arnoldii di hutan Bukit Barisan Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, mengaku kecewa setelah menyaksikan satu bunga mekar dilapisi cat pilox untuk mempertahankan warna merahnya.
"Kesan alami hilang karena bunga sudah berubah warna merah tua, setelah pengelola memberi cat jenis pilox warna merah," kata Tantra Yuda, seorang pengunjung bunga itu, Kamis (29/6).
Ia mengatakan, pengelola kawasan itu memberi cat pilox merah pada bunga yang aslinya mulai menghitam karena sudah mekar pada hari keempat atau kelima. Seharusnya, kata Tantra, bunga tersebut dibiarkan alami sesuai siklusnya.
-
Apa yang unik dari Bunga Rafflesia? Tidak seperti bunga pada umumnya, Rafflesia Arnoldi hanya berupa kuncup atau bunga mekar. Tidak ada daun, batang, dan akar pada bunga ini.
-
Dimana bisa melihat Bunga Raflesia di Pangandaran? Di Cagar Alam ini, wisatawan dapat melihat beragam flora dan fauna seperti Kera Ekor Panjang, Lutung, Rusa, Kalong, Landak Jawa, Biawak dan Bunga Raflesia.
-
Siapa penemu Bunga Rafflesia? Uniknya walaupun dinamakan Rafflesia, orang yang pertama kali menemukan bunga bangkai ini bukanlah Thomas Stamford Raffles, Gubernur Hindia Belanda waktu itu, melainkan seorang dokter dan penjelajah asal Prancis, Louis Aguste Deschamps.
-
Bagaimana Bengkulu menjadi tujuan wisata? Wisata Bengkulu memiliki daya tariknya tersendiri di antara wisata di berbagai daerah di Indonesia.
-
Dimana Rafflesia ditemukan pertama kali? Banyak sumber yang menyebut bahwa bunga ini pertama kali ditemukan di Bengkulu. Namun ada juga yang menyebut kalau bunga itu pertama kali ditemukan pada abad ke-18 di Pulau Nusakambangan.
-
Apa yang terkenal di Bengkulu? Provinsi Bengkulu terkenal dengan Bunga Rafflesia Arnoldii, yang menjadi keunikan utama wisatanya.
"Sebaiknya dibiarkan saja alami, jangan dilapis cat. Pengunjung merasa tertipu kalau begini," kata dia, seperti dikutip dari Antara.
Sementara Koordinator Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu, Sofian Ramadhan mengatakan, sudah mengingatkan pihak pengelola untuk tidak mengecat bunga yang merupakan flora dilindungi itu.
"Kami sudah mengingatkan pengelola untuk tidak mengecat bunga itu karena bisa memperburuk citra wisata Bengkulu," kata Sofian.
Sofian mengatakan, habitat bunga langka Rafflesia arnoldii di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah, Kaur dan Bengkulu Utara, selama ini mampu menarik turis asing dan nusantara untuk berkunjung ke habitat bunga tersebut.
Ia memperkirakan pengelola lokal bunga mekar yang merupakan warga Desa Taba Teret, Bengkulu Tengah mengecat bunga tersebut sehingga tahan lama, sebab jumlah pengunjung juga meningkat saat libur Lebaran.
Namun, menurut dia, tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan pihaknya berencana melaporkan perbuatan tak terpuji itu kepada pihak berwenang di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi Bengkulu terkenal dengan Bunga Rafflesia Arnoldii, yang menjadi keunikan utama wisatanya.
Baca SelengkapnyaTaman bunga Amarilis ini milik Pak Sukadi yang berada di Dusun Ngasemayu, Desa Salam, Patuk, Gunungkidul.
Baca SelengkapnyaKemajuan media sosial membuat sebuah tempat dengan pemandangan indah mudah viral.
Baca SelengkapnyaKebun Raya Liwa menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Provinsi Lampung.
Baca SelengkapnyaTempat wisata yang dulunya indah, menjadi rusak akibat warga berbondong-bondong datang ke lokasi setelah viral di medsos
Baca SelengkapnyaLokasi ini menjadi alternatif bagi warga yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaDari Si Pitung sampai pasar bunga terbesar se Asia Tenggara jadi hal yang identik di Rawa Belong Jakarta Barat
Baca SelengkapnyaTNBBS membujur dari Bengkulu hingga Lampung dengan luas 355.511 hektare
Baca SelengkapnyaTernyata tak hanya jalur kawasan Puncak Bogor saja yang mengalami kemacetan. Sejumlah jalur pendakian di berbagai daerah turut menarik minat ribuan wisatawan.
Baca SelengkapnyaNiat hati ingin liburan, tempat wisatanya ternyata sudah 'hilang'. Jadi gagal liburan nih!
Baca Selengkapnya