Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Upaya Padamkan Kebakaran Hutan, 1,8 Ton Garam Disemai di Langit Riau

Upaya Padamkan Kebakaran Hutan, 1,8 Ton Garam Disemai di Langit Riau Kebakaran lahan di Dumai. ©2016 merdeka.com/abdullah sani

Merdeka.com - Untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah Riau, Satuan Tugas Udara melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan. Sebanyak 1,8 ton garam sudah disemai di langit Riau.

Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Marsekal Pertama TNI Ronny Moningka, mengatakan penyemaian garam dilakukan menggunakan pesawat Cassa 212 yang merupakan bantuan dari Skadron Udara 4 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.

"Cassa sudah mulai beroperasi sejak Selasa kemarin hingga nanti kondisi dinyatakan sudah kondusif," ujar Moningka, Kamis (28/2).

Sementara itu, Kepala Dinas Operasi Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Penerbang Jajang Setiawan, mengatakan untuk mekanisme penyemaian garam ini pihaknya berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.

"Yang menjadi kriteria, harus dilihat potensi awan yang memungkinkan menjadi awan hujan. Ada kriteria awan tertentu sehingga membacanya menggunakan satelit," kata Jajang.

Setelah ditentukan awan mana yang berpotensi menghasilkan hujan, selanjutnya dilihat daerah mana yang memiliki titik panas (hotspot) atau daerah rawan Karhutla.

"Peta rawan hujan, peta hotspot disandingkan dengan peta satelit cuaca yang awan prospek tadi. Maka disemai garam. Diharapkan menghasilkan hujan yang memang dibutuhkan daerah tersebut," jelasnya.

Sebanyak 600 kilogram garam disemai di langit Riau pada Selasa, dan 800 kilogram disemai kemarin. "Penyemaian dilakukan tiap hari. Selasa 600 kilogram, Rabu 800 kilogram," kata Jajang.

Kemudian dilanjutkan pada Kamis sekitar 400 kilogram. Untuk saat ini, ada sekitar 12,5 ton garam yang disimpan di Posko Penanggulangan

Karhutla di Lanud Roesmin Nrjadin. "Begitu garam habis kami akan berkoordinasi dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Setidaknya kami harus menjaga 20 ton garam," kata Jajang.

Penyemaian garam ini akan terus berlanjut hingga musim kemarau di Riau berakhir. Sementara itu, musim kemarau di Bumi Lancang Kuning ini sendiri diprediksi akan panjang hingga Oktober mendatang.

"Ini akan berlanjut ke depannya sampai ada instruksi lebih lanjut. Jika cuaca El Nino, maka selama itu jika tidak ada hujan dan rawan titik api maka TMC tidak akan dicabut dan tetap penyemaian garam," katanya.

(mdk/lia)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Cegah Karhutla Meluas, Cuaca Wilayah Sumsel Dimodifikasi Selama 10 Hari
Cegah Karhutla Meluas, Cuaca Wilayah Sumsel Dimodifikasi Selama 10 Hari

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.

Baca Selengkapnya
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari
Karhutla Mulai Marak di Sumsel, Puluhan Hektare Lahan Terbakar dalam Sehari

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.

Baca Selengkapnya
Karhutla Sumsel Meluas, Api Bermunculan di Wilayah Tiga Kabupaten
Karhutla Sumsel Meluas, Api Bermunculan di Wilayah Tiga Kabupaten

Kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.

Baca Selengkapnya
Penampakan Langit Biru dan Pelangi di Pekanbaru saat Kabut Asap Hilang Diguyur Hujan
Penampakan Langit Biru dan Pelangi di Pekanbaru saat Kabut Asap Hilang Diguyur Hujan

Saat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.

Baca Selengkapnya
Riau Siaga Darurat Karhutla, Jenderal Bintang 2 Ini Perintahkan Anak Buah Gencar Patroli: Jangan Kasih Kendor
Riau Siaga Darurat Karhutla, Jenderal Bintang 2 Ini Perintahkan Anak Buah Gencar Patroli: Jangan Kasih Kendor

"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.

Baca Selengkapnya
Apel Gelar Pasukan Tangani Karhutla, Kapolres Rohul: Jangan Coba-coba Bakar Lahan
Apel Gelar Pasukan Tangani Karhutla, Kapolres Rohul: Jangan Coba-coba Bakar Lahan

Selama periode 1 Juli sampai 24 Juli 2024, terdapat 28 titik panas

Baca Selengkapnya
Cerita Tim Karhutla 4 Hari Bahu Membahu Padamkan Kebakaran Lahan
Cerita Tim Karhutla 4 Hari Bahu Membahu Padamkan Kebakaran Lahan

Puluhan personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya
Sepanjang 2024, 1.500 Ha Lahan di Riau Terbakar, 7 Orang jadi Tersangka
Sepanjang 2024, 1.500 Ha Lahan di Riau Terbakar, 7 Orang jadi Tersangka

Masyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.

Baca Selengkapnya
6 Fakta di Balik Terbakarnya TPA Putri Cempo Solo, Dampak Musim Kemarau
6 Fakta di Balik Terbakarnya TPA Putri Cempo Solo, Dampak Musim Kemarau

Usaha pemadaman dilakukan dengan mengerahkan tim damkar dari daerah-daerah lain

Baca Selengkapnya
547 Hotspot Terdeteksi, Jambi Siaga Karhutla Jelang Puncak Kemarau
547 Hotspot Terdeteksi, Jambi Siaga Karhutla Jelang Puncak Kemarau

BMKG mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana karhutla.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perjuangan Petugas Berjibaku Padamkan Karhutla di Ogan Ilir Sampai Kerahkan Helikopter
FOTO: Perjuangan Petugas Berjibaku Padamkan Karhutla di Ogan Ilir Sampai Kerahkan Helikopter

Memasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.

Baca Selengkapnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya
Karhutla di Sumsel Sekarang Lebih Parah Dibanding 2019, Ini Penyebabnya

Karhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.

Baca Selengkapnya