Upaya Padamkan Kebakaran Hutan, 1,8 Ton Garam Disemai di Langit Riau
Merdeka.com - Untuk menanggulangi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di sejumlah daerah Riau, Satuan Tugas Udara melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan. Sebanyak 1,8 ton garam sudah disemai di langit Riau.
Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Marsekal Pertama TNI Ronny Moningka, mengatakan penyemaian garam dilakukan menggunakan pesawat Cassa 212 yang merupakan bantuan dari Skadron Udara 4 Lanud Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur.
"Cassa sudah mulai beroperasi sejak Selasa kemarin hingga nanti kondisi dinyatakan sudah kondusif," ujar Moningka, Kamis (28/2).
-
Bagaimana cuaca panas ekstrem memicu kebakaran hutan? Cuaca panas ekstrem dapat memicu percikan apik di area hutan, kemudian semakin menyebar dan menyebabkan kebarakan dalam skala besar.
-
Dimana hujan terberat? Rekor curah hujan tertinggi tercatat di Cherrapunji, India, yang menerima lebih dari 11.871 mm hujan per tahun.
-
Dimana hutan awan tropis berada? Hutan awan tropis hanya ada di daerah tropis, di kedua sisi garis khatulistiwa.
-
Hujan panas diyakini tanda apa? Beberapa masyarakat meyakini bahwa hujan panas merupakan tanda-tanda alam akan terjadinya bencana atau peristiwa penting yang akan datang.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Dimana suhu panas terjadi? Tim Pusat Meteorologi Publik BMKG Miming mengatakan, dalam dua hari terakhir kondisi suhu panas maksimum tersebut sudah mulai melanda sejumlah wilayah mulai dari Sumatera Utara, Aceh, Jawa Timur, dan Bali.
Sementara itu, Kepala Dinas Operasi Lanud Roesmin Nurjadin, Kolonel Penerbang Jajang Setiawan, mengatakan untuk mekanisme penyemaian garam ini pihaknya berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru.
"Yang menjadi kriteria, harus dilihat potensi awan yang memungkinkan menjadi awan hujan. Ada kriteria awan tertentu sehingga membacanya menggunakan satelit," kata Jajang.
Setelah ditentukan awan mana yang berpotensi menghasilkan hujan, selanjutnya dilihat daerah mana yang memiliki titik panas (hotspot) atau daerah rawan Karhutla.
"Peta rawan hujan, peta hotspot disandingkan dengan peta satelit cuaca yang awan prospek tadi. Maka disemai garam. Diharapkan menghasilkan hujan yang memang dibutuhkan daerah tersebut," jelasnya.
Sebanyak 600 kilogram garam disemai di langit Riau pada Selasa, dan 800 kilogram disemai kemarin. "Penyemaian dilakukan tiap hari. Selasa 600 kilogram, Rabu 800 kilogram," kata Jajang.
Kemudian dilanjutkan pada Kamis sekitar 400 kilogram. Untuk saat ini, ada sekitar 12,5 ton garam yang disimpan di Posko Penanggulangan
Karhutla di Lanud Roesmin Nrjadin. "Begitu garam habis kami akan berkoordinasi dengan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi). Setidaknya kami harus menjaga 20 ton garam," kata Jajang.
Penyemaian garam ini akan terus berlanjut hingga musim kemarau di Riau berakhir. Sementara itu, musim kemarau di Bumi Lancang Kuning ini sendiri diprediksi akan panjang hingga Oktober mendatang.
"Ini akan berlanjut ke depannya sampai ada instruksi lebih lanjut. Jika cuaca El Nino, maka selama itu jika tidak ada hujan dan rawan titik api maka TMC tidak akan dicabut dan tetap penyemaian garam," katanya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai marak di Sumatera Selatan menjadi perhatian serius pemerintah. Cuaca di wilayah itu pun dimodifikasi.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai marak terjadi di Sumatera Selatan bersamaan dengan datangnya puncak musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan semakin meluas. Selain Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan Ogan Ilir, api mulai bermunculan di Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSaat ini kondisi langit di Pekanbaru yang awalnya disebut tidak sehat, kini sudah biru dan status udara dinyatakan sehat.
Baca Selengkapnya"Jangan kasih kendor bagi pelaku-pelaku kebakaran lahan baik perorangan maupun perusahaan," kata Kapolda Riau.
Baca SelengkapnyaSelama periode 1 Juli sampai 24 Juli 2024, terdapat 28 titik panas
Baca SelengkapnyaPuluhan personel dikerahkan untuk memadamkan kebakaran hutan dan lahan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diimbau tidak melakukan pembakaran, baik saat membuka lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.
Baca SelengkapnyaUsaha pemadaman dilakukan dengan mengerahkan tim damkar dari daerah-daerah lain
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana karhutla.
Baca SelengkapnyaMemasuki musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan dilaporkan terjadi Ogan Ilir.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca Selengkapnya