Ustaz Syafiq Riza Basalamah Unggah Surat Keberatan GP Ansor, Ini Isinya
Ustaz Syafiq Riza Basalamah buka suara terkait penolakan kedatangan dalam pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.
Melalui akun Instagram @syafiqrizabasalamah_official, ustaz Syafiq menyampaikan bahwa GP Ansor membatalkan kajiannya di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.
Ustaz Syafiq Riza Basalamah Unggah Surat Keberatan GP Ansor, Ini Isinya
Ustaz Syafiq Riza Basalamah buka suara terkait penolakan kedatangan dalam pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya. Penolakan itu menimbulkan kericuhan pada Kamis (22/2) malam.
Melalui akun Instagram @syafiqrizabasalamah_official, ustaz Syafiq menyampaikan bahwa GP Ansor membatalkan kajiannya di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya.
"Qoddarullah kajian dibatalkan, semoga Allah menjaga kita semua," tulis ustaz Syafiq, Jumat (23/2).
Dia juga membagikan surat keberatan GP Ansor jika dirinya mengisi kajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar. Dalam surat itu, ada dua alasan GP Ansor menolak kedatangan ustaz Syafiq.
Pertama, ceramah ustaz Syafiq bersifat provokatif dan adu domba. Kedua, isi ceramah ustaz Syafiq menimbulkan kebencian dan memecah belah kerukunan umat Islam. Khususnya di Kecamatan Gunung Anyar.
"Pada dasarnya kami bukan anti pengajian yang diselenggarakan siapapun, kapanpun, di manapun sangat dianjurkan. Namun, kami sangat keberatan keras atas dakwah Syafiq Riza Basalamah yang menimbulkan keresahan pada masyarakat kita," demikian bunyi surat
tersebut.
merdeka.com
Pengajian di Masjid Assalam Purimas Kota Gunung Anyar Surabaya pada Kamis (22/2) malam dibubarkan paksa oleh Barisan Ansor Serbaguna Nahdlatul Ulama (Banser). Pembubaran itu menimbulkan kericuhan.
Pengurus Masjid Assalam Purimas pun membeberkan kronologi peristiwa tersebut.
Ketua Yayasan Masjid Assalam, Iskandar Zulkarnain menjelaskan, sebelum kehadiran Ustaz Syafiq di tempatnya, diakui sudah terjadi dua kali pertemuan dengan beberapa pihak. Dari para pihak tersebut, hadir di antaranya adalah Banser-Ansor.
"Kita ada dua kali pertemuan dengan beberapa pihak. Ada juga mereka (Banser-Ansor)," katanya, Jumat (23/2).
Dia menyebut, pada pertemuan pertama, yang terjadi tidak ada masalah apapun, seperti penolakan. Namun, pada pertemuan kedua, ada penolakan dari pihak Banser-Ansor.
Atas penolakan itu lah, diakui pihaknya sudah menurut. Mereka bahkan sudah men-takedown undangan atau pemberitahuan yang terlanjur tersebar.
"Flyer yang tersebar sudah kita minta takedown," tambahnya.
Dia mengakui, jemaah yang datang pada saat itu masih cukup banyak. Dia bahkan memperkirakan di angka seribuan jemaah. Hal ini lah, yang diakui membuat Banser dan Ansor mengira acara masih dilanjutkan.
"Padahal sudah kita batalkan. Jumlah jamaah yang hadir itu biasanya sekitar dua ribuan. Lah kemarin mungkin ada jamaah yang tidak tahu kalau acara sudah dibatalkan. Jadi ada sekitar seribuan jamaah yang masih hadir tadi malam,"
jelasnya.
merdeka.com
Dia menyebut, permintaan Banser-Ansor untuk membatalkan acara pengajian itu sudah dituruti pihaknya. Namun, ada miss komunikasi yang membuat jamaah tetap datang dan peristiwa itu lah yang menyebabkan Banser-Ansor menganggap acara pengajian tetap ada.
"Ada pertemuan yang disepakati ya kita sepakati keinginan dari Banser. Sekarang kan zamannya cepat sekali ya dan cepat sampai ke jamaah dan mereka pemikirannya langsung, maghrib sudah ramai dan kami tidak bisa membendung, jadi setelah pertemuan itu datang jamaah untuk salat magrib. Malam tadi karena salah tangkap dan menganggap kok jadi, padahal Ustad Syafiq tidak datang, tidak di sini, dan memang tidak ada kajian,"
tegasnya.
merdeka.com
Soal ceramah para ustaz yang pernah diundang, dia mengakui jika pengurus masjid cukup selektif. Mereka bahkan memiliki SOP (standar operasional prosedur) untuk mana yang boleh dan tidak boleh disampaikan oleh para penceramah. Beberapa poin pun ditekankan agar dapat menjaga kerukunan umat.
"Kami sebagai pengurus masjid ada SOP, tidak hanya Ustaz Syafiq, tapi pada seluruh ustaz, apa yang boleh dan tidak boleh disampaikan oleh mereka. Misal, bagaimana Islam bersatu dan tidak holeh bilang dari golongan a, b, dan c. Selama kajian selalu briefing, apa saja yang boleh dan tidak, kita hidup bukan di wilayah homogen, bukan di ruang hampa. Jadi mohon untuk tidak menyinggung kubu sana maupun kubu sini, tapi kajian yang merekatkan umat Islam, ini kesalahpahaman saja,"
ujarnya
merdeka.com
Dia menyebut, Masjid Assalam diakui sering digunakan oleh komunitas-komunitas Muslim.
Hal ini wajar, mengingat lokasi masjid yang dianggap cukup strategis, terutama untuk ustaz-ustaz yang melakukan perjalanan jauh, lantaran dekat dengan transit Bandara Juanda Surabaya.
"(Masjid) sering memang ditempati komunitas-komunitas muslim. Karena lokasi cukup strategis apalagi bagi ustaz-ustaz yang dekat dengan transit juanda," tambahnya.
Dia menyebut, kejadian ricuh Kamis malam itu pun dianggapnya sebagai sesuatu yang tidak diharapkan dan tidak diduganya.
Meski demikian, dia menyebut akan tetap berbaik sangka terhadap para Banser dan Ansor serta tidak mempersoalkan masalah tersebut.
"Kejadian semalam tidak kita harapkan dan tidak diduga, itu spontanitas saja, kami masih berbaik sangka saja, istilahnya khusnudzon. Mereka saudara kami juga, dan sama-sama datang ke masjid dan tidak kami persoalkan," tutupnya.