Viral Cita Citata Sebut Suntik Putih dan Vitamin C Sebabkan Autoimun, Ini Penjelasan Dokter
Penyanyi Sri Cita Rahayu atau dikenal dengan Cita Citata mengaku mengidap penyakit autoimun.
Dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik, Arini Astasari Widodo merespons pengakuan Cita Citata.
Viral Cita Citata Sebut Suntik Putih dan Vitamin C Sebabkan Autoimun, Ini Penjelasan Dokter
Penyanyi Sri Cita Rahayu atau dikenal dengan Cita Citata mengaku mengidap penyakit autoimun. Pengakuan ini menghebohkan media sosial.
Lewat akun Instagram @cita_rahayu, Cita Citata mengatakan, autoimun yang dia derita ini disebabkan oleh gaya hidupnya sendiri, yakni sering suntik putih atau vitamin C.
Dokter spesialis kulit, kelamin, dan estetik, Arini Astasari Widodo merespons pengakuan Cita Citata. Dia mengatakan, keterkaitan antara suntik putih dengan autoimun belum terlalu jelas.
Arini mengakui, pernah ada laporan efek samping dari suntik putih. Namun, bukan autoimun. Melainkan ruam kulit, alergi, atau reaksi di tempat suntikan.
Khusus suntikan vitamin C, kata Arini, umumnya dianggap aman ketika diberikan dalam dosis yang direkomendasikan.
“Bahkan vitamin C pernah diteliti dapat membantu pasien dengan autoimun dan alergi,”
jelas Arini melalui keterangan tertulis, Jumat (12/1).
merdeka.com
Bahan Injeksi Putih
Arini menyebut, injeksi pemutih kulit sering kali menggunakan zat seperti glutation, vitamin C, dan antioksidan lainnya.
Glutation adalah antioksidan yang diproduksi secara alami dalam tubuh. Glutation berperan dalam detoksifikasi dan melindungi sel dari kerusakan.
Sementara vitamin C adalah antioksidan dengan berbagai manfaat kesehatan, termasuk mendukung sistem kekebalan.
“Bukti ilmiah tentang keterkaitan langsung antara bahan-bahan ini dan reaksi autoimun terbatas. Namun, respons individu dapat bervariasi,” jelas Arini.
Sedangkan bahan lain yang digunakan dalam injeksi putih bisa mengandung arbutin, kojic acid, atau enzim tertentu.
“Sering kali ditemukan sediaan injeksi pemutih yang isinya bermacam-macam. Tidak menutup kemungkinan kandungan lain di luar vitamin C dan glutation yang dapat memicu reaksi alergi,” ucap Arini.
Arini menekankan, meskipun bahan-bahan injeksi pemutih tersebut bisa mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, namun tidak terkait dengan autoimun.
“Reaksi autoimun melibatkan sistem kekebalan yang secara keliru menyerang jaringan tubuh sendiri, dan pemicu penyakit autoimun bersifat kompleks dan multifaktorial," kata dia.
"Tidak menutup kemungkinan ada individu yang sudah ada bakat autoimun tetapi tidak menyadari atau penyakitnya belum bermanifestasi,” sambungnya.
Jangan Suntik Pemutih dan Vitamin C Sembarangan
Arini mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan injeksi pemutih dan vitamin C di klinik atau tempat praktik yang tak memiliki lisensi berisiko dan berbahaya untuk kesehatan.
Dia mengingatkan, klinik tanpa lisensi mungkin tidak memiliki tenaga kesehatan yang sesuai kualifikasi untuk menilai status kesehatan pasien, memastikan perawatan tersebut aman dan sesuai dengan kebutuhan khusus mereka.
“Selain itu, klinik tanpa regulasi dapat menggunakan produk yang tidak tersertifikasi, yang berarti tidak terjamin kondisinya apakah kondisinya baik, apakah ada kontaminasi, dan apakah seluruh kandungannya aman untuk diinjeksikan,”
imbuh Arini.
merdeka.com
Dia mengatakan, dosis yang salah, langkah-langkah pencegahan infeksi yang tidak memadai, bisa menimbulkan risiko yang serius bagi kesehatan jangka panjang.
“Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan atau dokter kulit yang berkompeten sebelum menjalani perawatan pemutih kulit apa pun,” ujarnya.
Arini menambahkan, supplemen yang diinjeksikan intravena meskipun dengan tujuan memutihkan kulit, dapat mempengaruhi kesehatan organ lain karena apapun yang diinjeksikan intravena akan dibawa oleh darah ke seluruh organ tubuh.
“Pastikan supplemen untuk memutihkan kulit secara intravena dilakukan di klinik berlisensi dan dilakukan setelah berkonsultasi dengan dokter,” tutupnya.