Wakapolri duga kuat penusuk anggota Brimob termasuk jaringan ISIS
Merdeka.com - Kepolisian masih mendalami kasus penusukkan kepada anggota Brimob usai salat Isya di masjid seberang Mabes Polri, Jakarta, Jumat malam kemarin. Mereka menduga kuat bahwa pelaku masih ada kaitannya dengan jaringan ISIS.
Hal itu diungkapkan Wakapolri Komjen Syafruddin saat mendatangi lokasi kejadian. "Hampir ada (kaitan ISIS)," ujar Syafruddin, Sabtu (1/7).
Dia mengaku belum ada laporan terbaru dalam kasus ini. Namun, dapat dipastikan bahwa anak buahnya menjadi korban teror tengah mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Para korban mendapat luka pada bagian mulut.
-
Siapa yang diduga sebagai pelaku? 'Kalau musuh kita mah nggak tahu ya, kita gak bisa nilai orang depan kita baik di belakang mungkin kita nggak tahu. Kalo musuh gue selama ini nggak ada musuh ya, mungkin musuh gua yang kemarin doang ya, yang bermasalah sama gua doang kali yak,' ungkapnya.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus ini? Terdakwa Fatia Maulidiyanti menjalani pemeriksaan dalam sidang kasus dugaan pencemaran nama baik Menko Luhut Binsar Pandjaitan pada hari ini, Senin (28/8).
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
"Belum ada laporan terbaru. Masih dikembangkan. Di rumah sakit Polri dua orang. Dua duanya mulutnya kena," ujarnya.
Mabes Polri juga memastikan bahwa semua biaya perawatan untuk para anggotanya menjadi korban ditanggung sepenuhnya.
Seperti diketahui, insiden penusukkan itu terjadi sekira pukul 19.40 WIB. Saat anggota melaksanakan Salat Isya, tiba-tiba pelaku juga melaksanakan salat meneriakkan 'Thogut' kemudian menikam anggota Brimob posisinya persis di sebelahnya.
Setelah itu pelaku mengancam semua jemaah sedang salat dengan mengacungkan pisau sambil meneriakkan Thogut. Pelaku lalu melarikan diri ke arah terminal Blok M, sambil mengancam dan menantang kelompok anggota Brimob bertugas jaga.
Anggota Brimob sempat memberikan tembakan peringatan ke pelaku. Namun, pelaku berbalik arah menantang dengan meneriakkan 'Allahu Akbar' sambil mengacungkan pisau. Lalu anggota brimob melumpuhkan pelaku di tempat. Garis polisi telah dipasang di sekitar lokasi.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polda Metro Jaya akan memberikan pernyataan terkait ini nanti sore
Baca SelengkapnyaSenjata api rakitan ilegal tersebut merupakan milik tersangka IG yang kemudian dibawa oleh tersangka IMS ke Rusun Polri Cikeas.
Baca SelengkapnyaPerintah Kapolri itu guna memastikan apakah DE yang merupakan pegawai KAI berdiri sendiri atau tergabung dalam jaringan kelompok teroris lain.
Baca SelengkapnyaKedua terduga teroris itu berinisial RJ dan AM. Petugas melakukan penangkapan pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri menangkap enam tersangka diduga terlibat dalam aksi jaringan terorisme di Kalbar dan Sumsel.
Baca SelengkapnyaKronologi Polisi Tembak Polisi di Rusun Polri Cikeas Bogor
Baca SelengkapnyaKorban saat ini sedang dalam penanganan medis di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPenangkapan tiga anggota polisi karena diduga terkait terorisme, menyusul pengembangan tersangka pegawai KAI.
Baca SelengkapnyaPenyidik telah berkoordinasi dengan Densus 88 Antiteror. Hasilnya, pelaku dipastikan bukan bagian dari jaringan terorisme.
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ia memastikan hingga kini belum ada peningkatan eskalasi ancaman teroris di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPenyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaMahfud menyebut, kasus ini sudah direspons cepat oleh kepolisian.
Baca Selengkapnya