Wali Kota Bogor diminta tengahi konflik pembangunan masjid disebut aliran wahabi
Merdeka.com - Ratusan warga yang bermukim di wilayah Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, mendatangi lokasi pembangunan Masjid Imam Ahmad bin Hanbal di Jalan Pandu Raya, Senin (7/8) lalu. Mereka menolak pembangunan masjid karena dinilai meresahkan warga sekitar. Masjid itu disebut-sebut akan diisi oleh orang-orang faham wahabi.
Menanggapi hal itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Andre Rosiade mengingatkan, Wali Kota Bima Arya Sugiarto untuk turun tangan menyelesaikan permasalahan pembangunan Masjid Imam Ahmad bin Hanbal (MIAH) tersebut.
Menurutnya, permasalahan pembangunan masjid tersebut harus segera diselesaikan untuk menghindari terjadinya konflik horizontal di tengah masyarakat. Khususnya dua pihak yang mendukung dan pihak yang ingin menggagalkan pembangunan masjid.
-
Siapa yang membangun masjid itu? Situs ini merupakan sebuah masjid yang dibangun dari tanah dan batu oleh dinasti abad pertengahan yang berkuasa di Afrika Utara dan Spanyol.
-
Kenapa beberapa orang menghindari rumah belakang masjid? Mereka beranggapan bahwa karena masjid merupakan tempat ibadah yang sakral, adanya kehidupan sehari-hari di dekatnya dapat mengganggu konsentrasi dan ketenangan ibadah.
-
Di mana masjid itu? Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Apa yang terjadi pada Masjid Batabuah? Sebuah masjid nampak berdiri sendiri di antara puing-puing bangunan lainnya. Masjid di Batabuah Sumbar Ini Tetap Berdiri Kokoh Meski Diterjang Banjir Bandang Lahar Dingin, Ini Potretnya
-
Kenapa Wahabi menghancurkan tempat suci? Pada awalnya aliran ini terbentuk, Abdul Wahhab bersama beberapa pengikutnya menghancurkan tempat-tempat suci, karena menurutnya semua itu bukanlah objek pemujaan yang pantas.
-
Bagaimana kondisi sekitar Masjid Batabuah? Dalam video yang direkam dari ketinggian itu memperlihatkan kondisi di sekitar masjid. Nampak beberapa fasilitas umum sudah rusak berat lalu ditambah dengan warna lahar dingin yang hampir menutupi seluruh permukaan tanah.
"Bima Arya harus segera turun tangan, selesaikan masalah secepatnya agar tidak terjadi konflik horizontal yang akan merugikan masyarakat Bogor sendiri," terang Andre kepada wartawan, Selasa (29/8).
Diungkapkan Andre, dari laporan masyarakat diketahui jika pihak yang kontra ditengarai ingin menggagalkan pembangunan Masjid Ahmad bin Hanbal. Di sisi lain, pemugaran masjid yang sudah memegang Izin Mendirikan Bangunan (IMB) sejak setahun lalu.
Pengurus melakukan pemugaran karena masjid sudah tidak mampu menampung jemaah yang jumlahnya semakin banyak. Pemugaran dilakukan untuk memperluas areal masjid agar menampung jamaah dimaksud.
"IMB sudah keluar sejak setahun lalu, masyarakat sejak awal mendukung pemugaran. Entak kenapa tiba-tiba terjadi demonstrasi oleh kelompok yang menolak pembangunan masjid," jelas Andre.
Ditengarai, pihak yang menolak pembangunan masjid ini bukan masyarakat sekitar Masjid Ahmad bin Hanbal. Karena itu pula, Andre meminta Bima Arya segera turun tangan dan menyelesaikan masalah ini secara netral dan bijak.
"Jangan sampai masalah ini berlarut-larut yang pada akhirnya menyebabkan konflik horizontal sesama umat muslim. Jangan telat, selesaikan secepatnya," kata dia.
Selain turun tangan, ia juga menyarankan Wali Kota Bima Arya segera berkoordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat. Duduk bersama dan mencari solusi terbaik atas permasalahan yang ada.
Apabila ada tuduhan penyelewengan dalam pemahaman agama, biarkan Ulama yang menjadi hakim dalam hal ini. Bukan massa demonstrasi yang menghakimi sendiri, sebab MUI sangat paham soal penyelewengan agama.
"Semakin cepat semakin baik, ajak Forkopimda dan MUI duduk bersama mencari jalan dan solusi terbaik atas permasalahan yang ada," tutup Andre.
Diberitakan sebelumnya, Salah satu warga, Maman (37) mengatakan, warga pada umumnya menolak keberadaan masjid itu yang dianggap sebagai tempat ibadah bagi jemaah aliran Wahabi. Warga pun menolak karena dapat mengacaukan persatuan umat Islam.
"Dulu, sempat dibangun tapi ditolak dan pembangunan dihentikan. Sekarang mau dibangun lagi karena sudah mendapat Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Pemkot Bogor," kata Maman.
"Umat di sini yang awalnya tenang merasa terganggu. Itu intinya," sambungnya.
Sementara itu, Camat Bogor Utara Atep Budiman mengakui, jika masalah tersebut sudah pernah dibahas di level Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida). Menurut Atep, warga yang menolak merasa ada hal-hal yang belum terpenuhi seluruhnya terkait soal teknis maupun non teknis.
"Sulit juga saya menjelaskan masalah non-teknisnya, ya. Tapi, kalau masalah teknisnya terkait soal perizinan," ungkap Atep.
Sementara, dari pihak jemaah Masjid Imam Ahmad bin Hanbal belum mau memberikan komentar terkait masalah tersebut. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satpol PP bersama tim Pengawasan Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem) menyegel satu unit bangunan di Garut, Jawa Barat, Rabu (3/7).
Baca SelengkapnyaLokasi yang dipakai oleh masyarakat untuk tidur tersebut bukanlah area suci untuk tempat salat, melainkan aula tempat pertemuan dan pelaksanaan kegiatan oleh pe
Baca SelengkapnyaIdris menjelaskan, pemanfaatan ruko harus ada izin pemanfaatan ruko untuk rumah ibadah selama dua tahun.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi itu dilakukan di Jalan Ir. H. Juanda, Depok.
Baca SelengkapnyaKeberadaan makam keramat palsu ini sempat viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaSaat massa datang , Kapel tersebut sedang tidak menggelar ibadah.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan jemaah yang membeludak di jalanan demi mengejar malam lailatul qadar.
Baca SelengkapnyaAcara Munas Ahmadiyah rencananya diadakan pertengahan November mendatang dengan mengundang ribuan peserta seluruh Indonesia.
Baca SelengkapnyaKendati tak cukup luas, namun antusiasme warganya begitu luar biasa.
Baca SelengkapnyaTujuan BNPT atas wacana itu mengontrol tempat ibadah dari kegiatan radikalisme.
Baca SelengkapnyaPada aksi yang kelima ini jumlah massa terlihat semakin sedikit dan anak-anak yang ikut juga semakin berkurang.
Baca SelengkapnyaKonflik antara Pondok Pesantren (ponpes) Khoirur Rooziqiin dengan warga Perumahan Caltex ternyata sempat sampai jalur hukum.
Baca Selengkapnya