Ahmad Ali-AKA Punya Program Santripreneur di Sulteng, Begini Harapan Khusus PBNU
PBNU mendukung calon kepala daerah atau kepala daerah di berbagai daerah untuk serius mengawal santri dan alumni menjadi santripreuner.
Ketua Pimpinan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Aizuddin Abdurrahman mendukung calon kepala daerah atau kepala daerah di berbagai daerah untuk serius mengawal santri dan alumni menjadi santripreuner.
Gus Aiz, begitu mantan Ketua Umum PP Pagar Nusa NU merespons sejumlah calon kepala daerah yang menjadikan santri sebagai salah satu fokus yang akan dilibatkan dalam program menciptakan lapangan kerja lewat santripreuner.
Misalnya saja, Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) nomor urut 1 Ahmad Ali-AKA.
Pasangan ini menggaungkan program santri akan menjadi salah satu prioritas yang akan dilibatkan dalam program 10 ribu wirausaha baru dalam mengentaskan kemiskinan dan mengurangi angka pengangguran.
“PBNU mendukung, mendorong dan berpesan kepada seluruh kepala daerah termasuk Sulteng, untuk peduli terhadap santri, guru dan pesantren. Jangan ada kesan santri termarjinalkan. Ada kesan santri atau alumni pondok cuma bisa mengaji dan mengajar. Padahal santri ada nilai lebih, apalagi jadi enterpreuner,” kata Gus Aiz saat dihubungi.
Cucu dari pendiri Pondok Pesantren Tebuireng dan Pendiri Nahdlatul Ulama (NU) Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari ini juga berharap, calon kepala daerah bisa mengawal santri hingga menjadikan lulusan pesantren bisa menjadi pengusaha baru dan menciptakan lapangan kerja baru bila terpilih memimpin daerah.
“Janji soal santripreuner harapannya terealisasi (jika terpilih). Kalau program santripreuner ini bisa dikelola dengan positif, kami berharap 60 persen saja dari setiap pesantren bisa dikawal sudah bagus. Jadi memang lapangan kerja baru dibutuh bagi mereka yang lulus nyantri,” kata Gus Aiz.
Dia kemudian mengingatkan berbeda dengan lulusan Lembaga Pendidikan umum, santri memiliki modal lebih mandiri dan memiliki pendidikan karakter yang lebih unggul.
Untuk itu, ia berpesan kepala daerah bisa mendampingi santri yang ingin jadi enterpreuner dari permodalan, badan hukum, produksi, strategi bisnis hingga pemasaran.
“Kalau bisa ada yang di luar santri sukses tapi tak pernah mondok, bisa dikenalkan ke lingkungan pesantren untuk kasih pembekalan. Begitu juga sebaliknya. Lulusan santri yang berbakat lebih bagus lagi karena dia punya sisi regiliusitas yang bagus. Jadi asas kemanfaatan diperluas, jangan cuma santri aja,” katanya.
Kesejahteraan Guru Pesantren
Tak hanya soal melibatkan program-program usaha yang sudah berdiri di pesantren dan kalangan alumni, Gus Aiz juga menitipkan pesan agar guru di pesantren juga dilibatkan dan disejahterakan dengan bentuk insentif.
“Guru di pesantren juga harus disejahterakan kepala daerah. Pendidikan akhlak itu jadi fondasi penting bagi santri yang mau jadi enterpreuner atau bukan. Jadi selain mengasah softskill dan hardskill santri, guru yang membina santri harus dibuat Sejahtera,” ungkapnya.
Sejauh ini, Gus Aiz, mengakui PBNU akan mendorong dan menjadi jembatan atau titik temu antara kepala daerah dengan santri yang biasanya akan dikawal oleh PWNU di daerah.
PWNU juga berharap selain pemerintah daerah, anggota dewan daerah terlibat aktif dalam memastikan program-program pengentasan kemiskinan ekstrem dan mengurangi pengangguran lewat pelibatan santri.
“PWNU biasanya akan kerjasama dengan Gubernur atau kepala daerah. Kami berharap pimpinan daerah bisa melibatkan perusahaan-perusahaan besar atau BUMD lewat dana CSR atau sosial lainnya. Harus ada kepedulian lebih pada santri, alumni dan guru di pesantren,” terang Gus Aiz.
Sebelumnya, Cawagub Sulteng AKA mengatakan, dirinya dan Calon Gubenur Ahmad Ali akan melibatkan santri dalam program prioritasnya di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulteng 2024 yakni saat menciptakan 10 ribu wirausahan baru di Sulteng.
“10 Ribu wirausaha baru, salah satu prioritasnya menghasilkan ribuan santripreneur. Tentu pemberdayaan ekonomi kami prioritaskan juga ke pemuda gereja, Hindu darma dan dan ada dalam visi misi kami. Kami buka akses modal, pendampingan, pelatihan penjualan dan pasar bagi semua kalangan untuk usaha,” ujar AKA.
Santri Berjiwa Usaha
AKA mengungkapkan, sejumlah alasan 10 ribu wirausaha menyasar santri yakni tingginya semangat bisnis dan besarnya gelombang gerakan kewirausahaan di pada satu setengah decade dI Indonesia.
Fenomena ini melahirkan generasi baru santripreneur yang berperan mendorong pertumbuhan ekonomi seperti mendirikan koperasi, mengembangkan UMKM, bahkan ada yang memiliki inkubator bisnis.
AKA memastikan akan melibatkan pengurus pesantren, pimpinan pompes, dan pihak lainnya untuk mewujudkan santripreneur ini. Menurutnya, keterlibatan aktif para pemilik dan pompes mempercepat pengembangan individu santri dalam mempersiapkan diri.
“Kami butuh kolaborasi aktif dengan mereka (pimpinan ponpes). Karena sudah terbukti peran mereka sangat sentral yakni melahirkan mental para santri berjiwa usaha di Indonesia. Kami (pemerintah) bertugas sebagai fasilitator,” tegasnya.
Alasan lainnya adalah Sulteng menjadi wilayah yang strategis sebagai daerah penyangga IKN baru dan sebagai akses masuk bagi agenda prioritas pembangunan kedepan. AKA mengatakan Sulteng bisa dikatakan sebagai provinsi penyangga mengingat lokasinya yang strategis dan dekat dengan IKN.
“Berapa banyak kebutuhan yang diperlukan untuk IKN, primer maupun sekunder? Sulteng harus jadi pemain utama untuk memenuhi kebutuhan itu, kita punya SDM, punya lahan, punya dana dan punya akses kuat ke pusat (Prabowo), Santri harus ambil peran disini sebagai pengusaha,” tegasnya.
Turunkan Angka Kemiskinan
AKA mengatakan dengan membangun semangat usaha di tengah para santri itu juga sebagai jalan untuk mengentaskan kemiskinan dan pengganguran yang cukup tinggi di Sulteng.
Tingkat kemiskinan mencapai 11,77 persen berada di atas target tingkat kemiskinan dalam RPJMD Sulteng sebesar 7,65 persen.
Sementara Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 3,15 persen pada Februari 2024 berada di atas target TPT Tahun 2024 mencapai 2,54 persen.
“Dengan menciptakan Wirausaha baru, banyak persoalan ikut terselesaikan termasuk menurunkan angka kemiskinan sesuai target RPJMD, kalau perlu melampaui target,” ujarnya.
Data Kementerian Agama (Kemenag) terbaru pada tahun 2022, jumlah santri di Indonesia sudah mencapai 4 jutaan. Sementara jumlah santri di Sulteng di tahun tersebut mencapai 14 ribuan.
AKA mengatakan program bagi santri di Sulteng nantinya diharapkan berbasis pertanian, peternakan hingga perikanan. Para santri atau lulusan santri yang memiliki ide usaha bidang agrobisnis, bisa mengirimkan proposal dan bagi yang lolos seleksi akan diberikan pendanaan.
Para santri yang lolos juga diberikan pendampingan mulai dari pengolahan tanah, persiapan benih, perawatan sampai pasca-panen supaya nilai jual dari sayuran itu jadi lebih tinggi.
“Kami ada program pengembangkan 30.000 Ha Pertambakan Rakyat, mereka (usaha) bisa jadi bagian dari itu. Kami juga berikan asuransi Pertanian dan Nelayan, supaya mereka tidak khawatir jika terjadi bencana alam. Kami pastikan hadir untuk mereka dari hulu sampai hilir," kata AKA.