Bahlil di Depan Prabowo: Golkar di Tengah-Tengah PDIP dan Gerindra Saja
Bahlil kemudian juga menyinggung keberhasilan Golkar unggul di 15 Provinsi.
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia membanggakan pencapaian partainya di Pemilu 2024 silam. Walaupun tak mengusung calon di Pilpres, namun partai berlambang pohon beringin tersebut bisa menduduki posisi ke dua, di bawah PDIP dan di atas Gerindra.
Untuk mendapatkan capaian tersebut, dia mengungkapkan, Partai Golkar selalu pada garda terdepan memperkuat pondasi-pondasi dukungan dengan melakukan konsolidasi internal dan eksternal. Tak hanya itu, Golkar juga melakukan pelatihan untuk calon legislatif.
“Dan Alhamdulillah hasil daripada pileg, Golkar mampu meraih suara sebesar 102 kursi di DPR RI. Kami nomor dua bapak presiden (Prabowo). Kami nomor dua, ya di bawah dikit PDIP di atas dikit Gerindra. Kami di tengah-tengah saja,” kata Bahlil di HUT ke-60 Golkar, Sentul, Bogor, Kamis (12/12).
Bahlil kemudian juga menyinggung keberhasilan Golkar unggul di 15 Provinsi. Bahkan kader Partai Golkar menjadi ketua DPRD di 300 lebih kabupaten/kota.
“Izinkan kami bapak presiden dan seluruh ketua-ketua umum parpol lain bahwa Golkar menang di 15 provinsi dan sekaligus menjadi ketua DPR provinsi dan menang di 300 lebih kabupaten kota dengan total jumlah anggota DPR kabupaten kota sebesar 290 dan terbanyak dibandingkan partai-partai yang lain,” terangnya.
Singgung Cawe-Cawe di Pilkada
Bahlil tak luput menyinggung adanya polemik di Pilkada Serentak 2024. Dia mengakui, pelaksanaan Pilkada Serentak menghabiskan biaya yang tinggi. Bahkan, ada yang tidak terima dengan hasilnya lantaran adanya dugaan cawe-cawe institusi tertentu.
“Setelah Pilkada sekarang mulai kita mengatakan, saling menyalahkan antara satu dengan yang lain, ada yang merasa bersih dan yang lain merasa kotor, ada yangg merasa membawa institusi a, institusi b, ikut intervensi,” katanya.
Dia berpandangan, sudah tidak perlu lagi saling menyalahkan satu sama lain. Karena jika ada kekeliruan, maka itu merupakan kesalahan bersama.
“Hampir sebagian partai politik yang besar pernah mengalami kekuasaan, terutama Golkar. Partai yang lain juga pernah mengalami kekuasaan dan ilmunya ini sebenarnya sama-sama tau, ini sama-sama tau cuma ada yang pergi ada yang baru,” tutup Bahlil.