Bela Setnov, Wasekjen Golkar sebut jangan sampai sudah jatuh tertimpa tangga
Merdeka.com - DPP Partai Golkar akan menunggu kesembuhan Setya Novanto sebelum meminta keputusan atas rekomendasi rapat pleno menunjuk Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum. Wasekjen Partai Golkar Adies Kadir menilai, tidak etis jika dalam kondisi sakit Setya Novanto diminta mengambil keputusan atas rekomendasi itu.
Sejak ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi e-KTP, kesehatan Novanto dikabarkan menurun. Beberapa penyakit menyerang. Mulai dari vertigo, gangguan ginjal hingga sakit jantung yang mengharuskannya menjalani operasi kateterisasi di RS Premiere, Jatinegara, Jakarta Timur.
"Jangan sampai ketua umum yang lagi sakit terus kemudian seakan-akan sudah jatuh tertimpa tangga. Bagaimana terjadi dalam diri kita, sabarlah sedikit," kata Adies di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/9).
-
Siapa ketua umum Partai Golkar saat ini? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Siapa Ketua Umum Partai Golkar? Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto bersilaturahmi dengan pimpinan ormas Hasta Karya atau pendiri, ormas yang didirikan, dan organisasi sayap partai berlambang pohon beringin, Minggu (6/8/2023).
-
Siapa yang memimpin Golkar? Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendampingi Presiden Joko Widodo yang memimpin jalannya KTT di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Rabu (6/9).
-
Siapa yang dituduh meminta KPK menghentikan kasus e-KTP Setya Novanto? Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Airlangga Hartarto buka suara terkait pernyataan mantan Ketua KPK Agus Rahardjo soal Jokowi telah meminta dirinya untuk menstop kasus e-KTP dengan terpidana Setya Novanto (Setnov).
-
Siapa yang diminta tidak mengklaim sebagai kader Golkar? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Rekomendasi agar Setnov mundur dan menunjuk Plt merupakan hasil kajian terhadap elektabilitas partai yang merosot karena kasus e-KTP. Kajian itu dilakukan di bawah tugas Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Yorrys Raweyai.
Meski demikian, Adies menuturkan, seluruh pengurus DPP yang hadir dalam rapat meminta hasil kajian tersebut disosialisasikan ke daerah untuk dikaji lagi. Oleh karena itu, rekomendasi untuk mengganti Novanto belum final.
"Tetapi rapat kemarin semua meminta untuk disosialisasikan dulu kajiannya tersebut apa betul akibat ketum apa bukan karena kurang jalannya roda-roda partai di daerah itu kan harus di kaji," tegasnya.
Sejak Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto ditetapkan sebagai tersangka kasus e-KTP, elektabilitas Golkar mulai merosot. Kondisi ini didapat melalui kajian elektabilitas yang dilakukan DPP Partai Golkar.
Partai Golkar bereaksi dengan menggelar rapat pleno pada Senin (25/9) kemarin. Hasilnya, keputusan rapat pleno meminta kesediaan Setya Novanto untuk mengundurkan diri dan menunjuk pelaksana tugas (Plt) ketua umum.
Koordinator Bidang Kepartaian Partai Golkar Kahar Muzakir, mengatakan hasil rapat pleno telah disampaikan kepada Novanto melalui Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham.
"Saya ingat betul itu intinya kira-kira ada penurunan elektabilitas faktor penyebabnya karena tersandera kasus e-KTP. Oleh karena itu, mereka berharap Pak Novanto mengundurkan diri," kata Kahar.
Rapat pleno harian kemarin berlangsung cukup alot. Kahar mengungkapkan terjadi perbedaan pandangan antar-anggota untuk menyikapi cara penyelesaian atas hasil tim kajian yang memaparkan survei lembaga eksternal yang telah ditunjuk.
DPP Partai Golkar menggelar rapat Pleno pada Selasa (26/9) siang. Hasilnya, DPP Golkar mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang salah satunya meminta Ketua Umum Golkar Setya Novanto mundur dan segera menunjuk pelaksana tugas (Plt).
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengaku belum mengetahui soal rapat tersebut. Namun mengenai isi rekomendasi, dia mendukung.
"Sepantasnya begitu (Setya Novanto mundur)," katanya di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (26/9).
Mantan Ketua Umum Golkar itu melanjutkan, citra baik Golkar di mata masyarakat harus dijaga. Sebab, keberadaan Golkar ke depan ditentukan image masyarakat atau penilaian publik.
"Kalau publik sudah menyatakan pimpinannya jelek, apalagi pimpinannya begitu kan. Jadi memang keputusan itu seharusnya demikian," ucap mantan Ketua Umum Partai Golkar ini.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasto ingatkan orang-orang yang telah diberi karpet merah sampai mengantarkan ke kursi kekuasaan untuk tetap beretika.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto, menegaskan partainya mempersilakan Wali Kota Medan, Bobby Nasution untuk mundur
Baca SelengkapnyaGibran sendiri berpasangan dengan Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaAirlangga mengaku pengunduran dirinya sebagai ketum diambil melalui banyak pertimbangan.
Baca SelengkapnyaBobby menghadiri acara pengarahan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk calon kepala daerah Golkar 2024.
Baca SelengkapnyaSikap JK dinilai senior Golkar terkait munaslub tidak konsisten kepada Airlangga dan Setya Novanto.
Baca SelengkapnyaAirlangga Hartarto resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Baca SelengkapnyaPDIP meminta para relawan untuk tidak menghujat dan mencaci maki lawan politik Ganjar-Mahfud.
Baca SelengkapnyaJusuf Hamka mengakui keputusan mundur karena melihat pergolakan di Golkar yang berujung pengunduran diri Airlangga.
Baca SelengkapnyaStabilitas pemerintahan menjadi pertimbangan utama, yang membuat keputusan itu tidak diambil.
Baca SelengkapnyaNasDem menanggapi soal desakan mundur terhadap Menkominfo Budi Arie Setiadi imbas kasus serangan siber pusat data nasional.
Baca SelengkapnyaPemanggilan itu diduga karena ada upaya meminta Munaslub untuk melengserkan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Baca Selengkapnya