Buya Syafii sebut jika Pilpres cuma satu calon buka peluang pemimpin otoriter
Merdeka.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Buya Syafii Maarif tidak setuju jika Pilpres 2019 hanya diikuti oleh satu pasangan saja. Buya menilai jika hanya ada satu pasangan saja yang maju di Pilpres 2019 justru akan membuka peluang pemimpin otoriter.
"Saya tidak setuju dengan calon tunggal, nanti seperti di daerah. Ada calon bupati yang melawan kotak kosong. Seperti itu tidak enak lah," ujar Buya Syafii usai bertemu Muhaimin Iskandar di kediamannya, di Perumahan Nogotirto, Gamping, Sleman, DIY, Minggu (1/4).
Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini meminta apa yang terjadi dalam Pilkada 2018 serentak yakni ada daerah yang hanya ada satu pasangan calon yang maju, tak terjadi dalam Pilpres 2019.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Apa yang dipilih di pemilu 2019? Pemilu 2019 menandai pemilihan presiden keempat dalam era reformasi Indonesia. Dalam pertarungan presiden, terdapat dua pasangan calon utama, yaitu Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.
-
Siapa yang berharap Pilgub Jakarta satu putaran? Bakal calon wakil gubernur Jakarta Suswono berharap kontestasi Pilkada Jakarta 2024 dapat berlangsung satu putaran saja.
-
Siapa yang dipilih di Pilkada? Pilkada adalah proses pemilihan demokratis untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah.
-
Siapa pemenang Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi suara nasional, pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, berhasil masuk sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara lebih dari 85 juta suara atau 55,50% dari total suara sah yang masuk.
-
Apa yang diungkapkan Ba'asyir tentang pilpres? Ba'asyir mengatakan bahwa pasangan calon yang paham Islam adalah paslon nomor urut 01, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar.
"Saya tidak setuju itu (calon tunggal) harus ada pengimbangnya. Walaupun yang maju tidak akan merasa menang tidak apa-apa. Demi demokrasi harus ada (lebih dari satu pasangan calon). Kalau (pemilihan) presiden itu harus dihindari (satu calon). Itu bisa membuka peluang untuk menjadi otoriter. Itu yang saya khawatirkan," kata Buya.
Cendekiawan muslim ini juga meminta kepada segenap anak bangsa lainnya untuk ada yang maju dalam Pilpres 2019. Kompetisi yang sehat, lanjut Buya Syafii, harus dilakukan.
"Majulah anak bangsa. Berkompetisi dengan baik, yang bermartabat," tutup Buya Syafii.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Tapi hati-hati tentang calon tunggal, itu lebih bahaya dari calon tidak tunggal," kata OSO
Baca SelengkapnyaMuhadjir menerangkan, alasan Pilpres sebaiknya satu putaran karena pertimbangan biaya yang begitu besar.
Baca SelengkapnyaAkhmad Syaikhu mengaku tidak ingin kejadian pada Pilpres 2019 terulang lagi, di mana terjadi polarisasi di masyarakat.
Baca SelengkapnyaKesempatan itu diberikan karena KPU berkomitmen mendorong daerah-daerah agar tidak ada calon tunggal selama proses pencalonan pada Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut hal tersebut merupakan kenyataan demokrasi yang terjadi di daerah.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut hal tersebut merupakan kenyataan demokrasi yang terjadi di daerah.
Baca SelengkapnyaCalon tunggal di Pilkada hanya satu kali kalah selama Pilkada berlangsung sejak 2015
Baca SelengkapnyaDjarot menegaskan, PDIP tidak akan membiarkan Pilkada Jakarta terjadi hanya melawan kotak kosong.
Baca SelengkapnyaSaid Abdullah berharap Pilkada kandidat melawan kotak kosong ini tidak terjadi karena tidak sesuai dengan cita-cita demokrasi.
Baca SelengkapnyaMuhammadiyah selalu waspada kalau sampai kekuasaan disalahgunakan
Baca SelengkapnyaMu’ti meminta jangan ada pemaksaan kehendak atau manuver untuk menjadikan pilpres hanya satu putaran
Baca SelengkapnyaIdham mengatakan bahwa sesuai aturan yang ada calon tunggal pada Pilkada Serentak 2024 harus memperoleh lebih dari 50 persen suara sah.
Baca Selengkapnya