Cak Imin Optimis Raup Suara 50% di Jabar: AMIN Menang, PKB Menang
"Anies-Muhaimin menang di Bandung Raya dan Jabar umumnya, sekaligus AMIN menang PKB menang,” kata Cak Imin
Cak Imin optimistis suara di Jawa Barat bisa melampaui 50 persen.
Cak Imin Optimis Raup Suara 50% di Jabar: AMIN Menang, PKB Menang
Calon Wakil Presiden nomer urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) optimistis suara di Jawa Barat bisa melampaui 50 persen. Hal itu disampaikan Cak Imin saat bertemu dengan pendukungnya di GOR C-tra, Kota Bandung, Kamis (8/2).
“Hari ini saya beserta seluruh kader di Bandung Raya bertekad bulat untuk memanfaatkan dua kali 24 jam masa kampanye ini bagaimana agar Anies-Muhaimin menang di Bandung Raya dan Jabar umumnya, sekaligus AMIN menang PKB menang,” kata dia usai acara.
Ia sudah bertemu dengan tokoh-tokoh berpengaruh yang sudah siap terjun langsung mensosialisasikan pasangan Anies-Muhaimin (AMIN).
“Jabar kekuatan paling optimis di antara provinsi yang ada. Karena jumlah penduduknya besar tapi fanatisme kepada AMIN begitu tinggi sehingga setiap ke Jabar kami dapat optimisme yang luar biasa dan insya allah di Jabar kita akan menang,” jelas dia.
“Dari seluruh parpol pendukung, PKS, PKB, NasDem, insya allah 50 persen (suara) di Jabar terlampaui,” tegas pria yang akrab disapa Cak Imin.
Dalam kesempatan itu, ia meminta masyarakat, khususnya yang belum menentukan pilihan jangan sampai tidak menggunakan hak pilihnya. Jika masih bingung, Ia menyarankan agar melihat rekam jejak para pasangan calon yang mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
“Ke seluruh masyarakat silakan antara tiga calon, lihat rekam jejak pengalaman, masa suram, masa kesalahan, kebaikan, akan terlihat mana terbaik. AMIN (Anies-Muhaimin) tak miliki kesalahan HAM, korupsi, dan kesalahan fatal, syarat etika kepemimpinan nasional,” jelas dia.
Sentil Masalah Pendidikan dan Lapangan Kerja
Dalam pidatonya di hadapan ribuan pendukung, Muhaimin menyoroti masalah Pendidikan dan pekerjaan yang dinilai belum terpecahkan oleh pemerintah. Banyak masyarakat yang menjadi pengangguran setelah menyelesaikan sekolah.
“Ada teman yang baru lulus S1 ini di berbagai tempat bertemu mereka sampaikan kami capek-capek kuliah S1 tapi akhirnya jadi pengangguran baru. Menteri pendidikannya kok membiarkan tidak ada skenario apapun,” ucap dia saat berpidato.
“capek-capek kuliah ternyata jadi pengangguran dan pemerintah membiarkan, Rugi Dong,” ia melanjutkan.
Menurut dia, salah satu sumber kelambanan penataan sistem pendidikan di Indonesia adalah integrasi dengan kebutuhan industri.
“Berdasarkan kunjungan saya di berbagai daerah masyarakat mengeluhkan link and match sambungan antara lulusan pendidikan dengan lapangan pekerja. Link and match ini tak diseriusi tak ditumbuhkembangkan menjadi ekosistem pendidikan yang berbasis pada produktivitas dan diterima dunia kerja,” jelas Muhaimin.
Cak Imin mengatakan ada dua hal yang harus dibenahi. Pertama industri harus tumbuh karena kuncinya jika industri tumbuh akan tercipta lowongan sebesarnya.
"Kedua, akan kurangi syarat aneh aneh pokoknya kami beri kesempatan semua pekerja dengan jalur pemagangan itu lebih efektif. Industri akan menolak pemagangan jangan khawatir pemagangan akan dibiayai pemerintah,” pungkas Cak Imin.