Cak Imin Kritik Pembangunan Jokowi: Asal Teringat Saja Tidak Punya Desain
Ia pun tidak menampik bahwa apa yang disampaikannya menjadi kritikan bagi pemerintah karena seluruh strategi pembangunan yang terjadi saat ini masih aster.
Dia mengungkapkan bahwa yang tidak kalah penting adalah proses audit proses lingkungan.
Cak Imin Kritik Pembangunan Jokowi: Asal Teringat Saja Tidak Punya Desain
Seluruh strategi pembangunan pemerintahan, menurut Calon Wakil Presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar masih aster alias asal teringat. Ia menyebut bahwa pemerintah Joko Widodo saat ini tidak memiliki desa yang pasti.
Awal mulanya, Muhaimin memberikan pandangan kaitan dengan persoalan lingkungan di Indonesia. Untuk memperbaikinya menurutnya harus dilakukan pengecekan seluruh perencanaannya seperti bagaimana.
"Kita cek semua perencanaan, jadi basis perencanaan kita harus benar. Kalau perencanaan benar maka sudah dihitung akibat-akibat dari proses industri, proses pembangunan, proses lingkungan," katanya di Garut, Rabu (1/3).
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa yang tidak kalah penting adalah proses audit proses lingkungan. Itu menjadi perlu agar kemudian tidak hanya untuk di jangka pendek saja, namun hingga menengah dan panjang.
"Audit terhadap proses lingkungan ini penting karena pada dasarnya kita tidak ingin jangka pendeknya untung, tapi jangka menengah panjangnya buntung. Karena itu pembangunan harus berbasis lingkungan," ungkapnya.
Ia pun tidak menampik bahwa apa yang disampaikannya menjadi kritikan bagi pemerintah karena seluruh strategi pembangunan yang terjadi saat ini masih aster. Tidak hanya aster, menurutnya juga pemerintah tidak memiliki desain.
"Ya (mengkritik). Saya bisa melihat seluruh strategi pembangunan kita masih Aster, asal teringat saja, tidak punya desain. Persoalan utamanya enggak banyak konsep, gagasannya hanya dijadikan enggak penting, yang penting technically, yang penting konsepnya kayak apa," sebutnya.
Selain itu, Cak Imin menilai bahwa Indonesia perlus secepatnya menggalakkan industri berbasis investasi padat karya. Tidak hanya itu, industri- industri itu juga perlu diberi insentif yang banyak untuk menyikapi persoalan pengangguran.
"Kita harus galakkan secepatnya industri berbasis investasi padat karya, di mana industri-industri ini harus dikasih insentif sebanyak mungkin supaya mau menanam dan tumbuh biaya ekonomi yang tinggi," katanya.
Ia menjelaskan bahwa sebab utama tidak tumbuhnya industri di Indonesia karena beberapa persoalan. Diantara persoalan itu adalah kepastian hukum yang rendah, pungutan liar (pungli), hingga masalah logistik yang mahal.
Kaitan dengan logsitik itu, menurutnya perlu ada transportasi yang memadai. “Kita perbanyak transportasi publik yang memungkinkan logistik murah,” jelasnya.
Muhaimin juga mengatakan bahwa industri akan tumbuh bila sumber daya manusianya (SDM) bagus. Oleh karena itu ia bersama Anies Baswedan bertekad menyiapkan permagangan agar kemudian tenaga kerja siap disedot atau diambil oleh dunia industri.
"Karena itu persiapan SDM, permagangan, kemampuan skill menjadi syarat mutlak industrialisasi," katanya.
Selain industrialisasi, pemerintah juga menurutnya perlu memanfaatkan UMKM yang bisa menyerap tenaga kerja dan menumbuhkan kewirausahaan. “Seluruh belanja negara 50 persen lebih bahkan kalau bisa 70 persen adalah dari UMKM. Tidak ada lagi bergantung pada barang-barang diluar UMKM,” ucapnya.
Selain itu, agar tenaga kerja terserap harus ada rekrutmen dari pemerintahan berupa ASN pada umumnya. "Guru-guru terutama harus direkrut. Yang terpenting adalah kreativitas kaum muda untuk berwirausaha," sebutnya.