Cerita Din Syamsuddin ditawarkan Jokowi jadi ketua timses lewat Teten
Merdeka.com - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammad Sirajuddin Syamsuddin alias Din Syamsuddin, mengaku Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menawarkan padanya posisi ketua tim kampanye nasional pasangan capres-cawapres, Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Jokowi menyampaikan pesan melalui Koordinator Staf Khusus Kepresidenan Teten Masduki, dan Staf Khusus Presiden, Ruhaini Dzuhayatin.
"Memang ada yang pernah ada menghubungi saya Pak Teten Masduki dan Bu Ruhaini katanya membawa pesan Presiden ingin dijadikan ketua timses nasional," kata Din di kantor MUI, Jakarta Pusat, Rabu (29/8).
Namun, Din tak memberikan balasan lantaran bukan Jokowi atau Ma'ruf yang menyampaikan secara langsung.
-
Apa sikap Muhammadiyah terkait pilpres? Sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah menyampaikan sikap politik terkait Pilpres 2024 besok.
-
Siapa yang ingin diusung oleh PDIP? 'Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya,' Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan.
-
Siapa yang diusung PDIP? Tri Rismaharini dengan Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diusung PDIP.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
"Namun saya belum percaya kalau Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin sendiri menyampaikan kepada saya. Makanya saya tak jawab waktu itu," imbuhnya.
Dia menceritakan pesan itu disampaikan kepada dirinya tiga hari sebelum tim kampanye nasional Jokowi menyerahkan struktur ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Atau pada 17 Agustus 2018.
"Tiga hari sebelum diajukan ke (KPU). Tapi saya tidak jawab tapi belakangan beliau bilang kemarin mau dihubungi untuk dilibatkan dalam timses itu istilahnya Pak Teten. Kalau ada suara lain membawa pesan Presiden untuk diminta kesediaan menjadi ketua timses gitu," kata dia.
Din mengaku tidak mau menjadi ketua maupun anggota tim sukses pasangan calon manapun. Sebab dirinya terlibat aktif di PP Muhammadiyah.
"Karena itu saya jaga betul yang saya teladankan sebagai warga Muhammadiyah. Sekarang harus saya teladankan maka saya tak mungkin menjadi atau masuk sebagai apapun sebagai tim sukses pasangan manapun," tegasnya.
Din melanjutkan, dirinya berkomitmen sebagai penengah gerakan lintas agama dan lintas suku. Karena itu, dia harus menjaga keseimbangan.
Dia juga berdalih tak mungkin berpihak lantaran berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan jabatannya sebagai Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Maka yang ngajak-ngajak saya ikut timses manapun harus tahu saya ini PNS tidak boleh lebih bagus begini saja," ungkapnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Din Syamsuddin temui Cak Imin di kantor DPP PKB, Jakarta
Baca SelengkapnyaPKS berharap Din Syamsuddin ikut memperkuat Tim Pemenangan Anies-Cak Imin.
Baca SelengkapnyaDin menyatakan keyakinannya bahwa warga Muhammadiyah dukung Anies-Cak Imin depan Ketua Umum PKS.
Baca Selengkapnya""Kepada saya, tidak perlu didapuk (tim Pemenangan)."
Baca SelengkapnyaDin menjelaskan dimasukannya nama itu, berdasarkan pertemuan dengan Ketua Umum DMI Jusuf Kalla.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, presiden tidak mengurusi soal pencalonan presiden atau wakil presiden.
Baca SelengkapnyaMenurut Din, Indonesia membutuhkan pemimpin nasional yang segar dan muda. Tetapi juga tidak terlalu muda. Karena terlalu muda, masih sedikit pengalaman.
Baca SelengkapnyaCak Imin berharap Lemhannas tetap independen dan tidak partisan karena Andi Widjajanto gabung TPN Ganjar.
Baca SelengkapnyaAnies sudah bertemu dengan elite-elite PDIP beberapa waktu lalu
Baca SelengkapnyaPKS tidak bakal menjatuhkan sanksi kepada Setyo karena anggota Dewan Pakar PKS itu merupakan kerabat Andika Perkasa.
Baca SelengkapnyaNama Anies Baswedan sempat menjadi kandidat untuk maju sebagai bakal Calon Gubernur Jakarta.
Baca SelengkapnyaHadir juga Tidak hanya Din Syamsuddin, sejumlah tokoh ternama lain juga ikut hadir dalam acara silaturahmi bersama PKS, seperti Ketua Pengurus Pusat Muhammadiya
Baca Selengkapnya