Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Singgung Pemimpin Idaman Megawati
Budiman menyinggung spek kepemimpinan ala Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Budiman menyinggung spek kepemimpinan ala Ketua Umum PDIP Megawati
Dukung Prabowo, Budiman Sudjatmiko Singgung Pemimpin Idaman Megawati
Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko akan menjelaskan kepada DPP alasan mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Padahal, partainya mengusung Ganjar Pranowo sebagai Capres. Budiman menyinggung spek kepemimpinan ala Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dari ceramah dan pendapat Megawati, menjadi pemimpin butuh memiliki pandangan strategis.
"Ibu Mega kan selalu berkata bahwa Indonesia itu butuh pemimpin yang memiliki pandangan-pandangan strategik," ujar Budiman kepada wartawan, Senin (21/8).
Budiman melihat calon presiden yang memenuhi kriteria itu adalah Prabowo Subianto. Bukan Ganjar Pranowo atau Anies Baswedan.
"Nah, saya melihat bahwa kualifikasi-kualifikasi itu, setelah saya cermati dengan nalar saya. Saya ingin mengatakan kualifikasi itu dari 3 tokoh yang selama ini ada, memang banyak ada di sosoknya Pak Prabowo," ujar Budiman.
Ganjar Tak Buruk
Budiman menilai, Ganjar tidak buruk. Punya gaya kepemimpinan sendiri. Tetapi, tokoh yang menurutnya sesuai kriteria Megawati adalah Prabowo Subianto.
"Tapi tampaknya, dalam penalaran saya, itu tidak dipenuhi dalam kualifikasi dan kriteria yang dimiliki oleh calon dari PDI Perjuangan," jelasnya.
"Karena itu, menurut saya, saya sih sebenarnya mencoba, apa yang menjadi harapan dan cita-cita dari ibu ketua umum untuk pilpres, kepemimpinan Indonesia ke depan," tegas Budiman.
Budiman siap menanggung konsekuensi apabila dianggap salah oleh DPP PDIP. Tetapi, ia menegaskan secara ideologis apa yang dilakukannya tidak melenceng.
"Jadi saya pikir, ya itu langkah saya mungkin dianggap salah secara administratif, secara organisasional. Dan karena itu saya siap mempertanggungjawabkannya," ujar aktivis 98 ini.
"Tetapi, saya meyakini bahwa secara ideologis dan secara strategis, saya sedang menerjemahkan posisi Ibu (Mega) yang selama ini disampaikan," jelas Budiman.
Tolak Mundur dari PDIP
Maka itu, ia merasa tidak layak untuk Mundur karena tidak melakukan pelanggaran secara ideologis dan strategis. "Sehingga menurut saya, tidak layak saya kemudian mundur. Walaupun bisa saja organisasional," jelas Budiman.