Elite politik diingatkan tak 'goreng' isu SARA di Pilkada Serentak
Merdeka.com - Media sosial di tahun politik bakal dipakai sebagai alat untuk memenangkan calon tertentu di Pilkada. Namun para elite diimbau tidak memanfaatkannya untuk menyebar isu SARA.
Masyarakat juga diingatkan agar bijaksana memanfaatkan media sosial. Ketika ada informasi tidak menelan mentah-mentah sebelum mengetahui secara jelas asal-usulnya.
"Agar kita tidak mudah membuat berita hoax, apalagi yang bertujuan untuk memecah belah. Ini akan gawat sekali bangsa kita nantinya kalau masyarakatnya terpecah belah," ujar Wakil Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Waryono Abdul Ghofur dalam keterangannya, Selasa (30/1).
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Apa dampak dari ujaran kebencian di media sosial? Media sosial menjadi salah satu aspek yang ditekankan, karena berpotensi disalahgunakan lewat ujaran kebencian.
-
Kenapa media sosial sering digunakan untuk mengadukan masalah dengan polisi? Media sosial kerap menjadi sarana masyarakat menyuarakan kegelisahan Termasuk jika berhubungan dengan kepolisian yang tak kunjung bergerak mengusut laporan
-
Siapa yang bisa memanfaatkan media sosial untuk mencari uang? Setiap individu berusaha mencari solusi untuk mengatasi [masalah keuangan].
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak buruk media sosial? Penelitian yang dilakukan oleh Primack et al. (2017) menemukan bahwa remaja yang menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan dan depresi.
-
Kapan detoks media sosial efektif? Setelah menjalani detoks digital selama 30 hari, saya merasakan pikiran yang jauh lebih jernih dan hari-hari yang lebih produktif.
Dia sangat khawatir penggunaan isu SARA di dunia maya dimainkan oleh kelompok-kelompok yang ingin membuat masyarakat resah. Bukan tidak mungkin, lanjutnya, kelompok radikal dengan membawa-bawa agama menyusupinya.
"Ini yang harus kita waspadai. Dalam berbagai kesempatan saya juga sering menyampaikan bahwa tidak perlu menggunakan isu agama dalam pilkada nanti. Karena sangat sensitif dan takutnya bisa salah gunakan oleh kelompok-kelompok tertentu," tuturnya.
Menurutnya, orang akan mudah tersentuh dan mungkin juga akan sangat emosional ketika agamanya itu merasa disinggung. Diakuinya selama ini isu SARA paling mudah digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk memecah belah masyarakat.
"Karena memang isu SARA itu yang paling laku. Kalangan elite pun sebenarnya paham bahwa kalau sudah pakai isu SARA itu 'sumbunya pendek'. Itu harus dihindari oleh kalangan elite," ujarnya.
Menurutnya, masyarakat harus tetap kritis karena isu yang dimunculkan bisa menguntungkan pihak tertentu. Untuk itu, menurutnya, diperlukan peran pemerintah untuk lebih tegas dalam menindak jika penyebar isu SARA baik di dunia maya atau dunia nyata.
"Itu penting sekali, pemerintah harus tegas karena regulasinya sudah ada, yang mana hate speech itu harus ditindaklanjuti. Karena kalau orang yang menyebarkan hate speech itu tidak ditindaklanjuti maka orang akan terus memproduksinya," tuturnya.
"Dalam situasi normal pun menurut saya harus dipantau agar masyarakat awam tidak mudah terpengaruh," tandasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Agar semua pihak menghindari penyebaran isu SARA yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca SelengkapnyaPolisi mengingatkan kepada masyarakat agar tidak terpengaruh isu-isu provokatif
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaFenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.
Baca SelengkapnyaNasriadi juga mengimbau kepada seluruh tim sukses dan pendukung calon agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaDia ingatkan, agar menghindari fitnah demi mendukung capres tertentu
Baca SelengkapnyaBawaslu Bali fokus memantau penyebaran isu-isu yang muncul di Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaPara admin untuk bersinergi dalam mencegah penyebaran kabar bohong atau isu SARA.
Baca SelengkapnyaPolri bersama stakeholder kini fokus pada tanggung jawab pengamanan pemilu 2024
Baca SelengkapnyaPolisi memantau dan mendeteksi konten-konten hoaks yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi meminta masyarakat ikut menjaga situasi aman selama Pilkada 2024.
Baca Selengkapnya