Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fenomena 2014 (Catatan Goenawan Mohamad)

Fenomena 2014 (Catatan Goenawan Mohamad) Goenawan Mohamad. wikipedia

Merdeka.com - Jika ada sesuatu yang baru dalam pemilihan presiden 2014, itu adalah banyaknya warganegara yang masuk ke gelanggang pertarungan dan jadi relawan. Dengan perasaan yang intens.

Terutama di kalangan generasi muda. Tak kenal lelah. Mengeluarkan dana sendiri. Mengalokasikan waktu dan tenaga tanpa hitungan untung rugi. Datang ke pertemuan-pertemuan. Mendesain dan memproduksi poster, stiker, spanduk, selebaran; mencetak buletin, menulis di media sosial, di Twitter, Facebook dan dalam ribuan blog di internet; membuat Iklan di radio dalam 20 bahasa daerah; mengkreasi pelbagai film pendek di YouTube; membuat komik, membuat pertunjukan musik, atau membaca puisi.

Dan tak kurang dari itu, sebagian lagi berjalan menyusur wilayah ke wilayah, menemui kiyai, menemui buruh dan tani, dan entah siapa lagi. Untuk mengajak.

Mereka berusaha keras untuk memenangkan Jokowi -- terutama ketika tampak tanda-tanda Jokowi bisa kalah. Mereka sadar dana kampanye Jokowi - JK tak sebesar dana kampanye Prabowo - Hatta. Mereka merasa organisasi resmi Tim Sukses tidak tangkas dan tak rapi dan tak sesiap kubu pesaing. Tapi mereka tampaknya tak hendak berpanjang-panjang mengeluhkan itu.

Tak kurang dari itu, mereka melihat sendiri bagaimana fitnah-fitnah tentang Jokowi tersebar secara sistematis dan merasuk ke kepala banyak orang. "Menurut saya", kata seorang relawan yang pada jam-jam kantor menjadi sopir, "itu mah kezaliman."

Mereka, para relawan itu, bukan orang-orang yang dibayar. Mereka bukan orang-orang yang dikomando. Ungkapan mereka spontan. Beraneka-ragam. Kaya akan ide dan humor -- meskipun kadang-kadang sengit dan kasar.

Dan yang tak kalah mengharukan: mereka bersuara dari seluruh penjuru dunia, di mana ada warganegara Indonesia tinggal.

Apa yang menyebabkan fenomena politik 2014 ini?

Rasanya jawabnya sederhana: jutaan warganegara itu telah lama muak dengan tokoh politik yang korup dan itu-itu juga. Mereka berharap dalam diri Jokowi ada harapan yang lain.

Tentu, berlebihan jika menganggap Jokowi seorang ratu adil yang bisa memenuhi impian semua orang. Tapi tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa ribuan relawan itu, yang siang malam bekerja, sedang menolak putus asa.

Mereka masih ingin percaya bahwa Indonesia masih bisa diperbaiki. Ya, Indonesia: negeri mereka satu-satunya. (mdk/cza)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terungkap Bos Nvidia Jensen Huang Tak Pernah Pakai Jam Tangan, Ini Alasannya
Terungkap Bos Nvidia Jensen Huang Tak Pernah Pakai Jam Tangan, Ini Alasannya

Banyak yang tidak tahu bahwa Jenseng Huang Bos Nvidia tak pernah memakai jam tangan.

Baca Selengkapnya
Meski Sulit, Kebebasan Finansial Bisa Dicapai Jika Ikuti 4 Langkah Ini
Meski Sulit, Kebebasan Finansial Bisa Dicapai Jika Ikuti 4 Langkah Ini

Kebebasan finansial merupakan keniscayaan, meskipun pada realitanya kondisi ini sulit tercapai.

Baca Selengkapnya
Pepatah Jawa Bijak dan Penuh Makna, Jadi Nasihat untuk Jalani Hidup
Pepatah Jawa Bijak dan Penuh Makna, Jadi Nasihat untuk Jalani Hidup

Pepatah Jawa adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran, yang biasanya diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya.

Baca Selengkapnya
Kekayaan Tak Selalu soal Uang Miliaran, Ini Kunci Hidup Tetap Merasa Kaya Meski Tak Punya Banyak Uang
Kekayaan Tak Selalu soal Uang Miliaran, Ini Kunci Hidup Tetap Merasa Kaya Meski Tak Punya Banyak Uang

Beruntung, rasa kaya tidak hanya tentang jumlah uang di rekening Anda, tetapi lebih kepada sikap Anda terhadap uang yang sudah dimiliki.

Baca Selengkapnya