Terungkap Bos Nvidia Jensen Huang Tak Pernah Pakai Jam Tangan, Ini Alasannya
Banyak yang tidak tahu bahwa Jenseng Huang Bos Nvidia tak pernah memakai jam tangan.
Kebiasaan unik CEO Nvidia, Jensen Huang, baru-baru ini menarik perhatian karena ia memilih untuk tidak memakai jam tangan. Dalam sebuah video yang beredar, Huang menjelaskan bahwa keputusan ini mencerminkan komitmennya untuk hidup sepenuhnya di masa kini, tanpa terganggu oleh pengejaran masa depan yang berlebihan.
“Kebanyakan orang tidak tahu, tapi saya tidak memakai jam tangan,” kata Huang, mengutip Times of India, Rabu (13/11).
-
Mengapa Jensen Huang selalu khawatir Nvidia bisa bangkrut? Meskipun berhasil mencapai kesuksesan besar, alih-alih bangga dan percaya diri, Huang selalu khawatir kerajaan chipnya bisa runtuh. Setiap bangun tidur Huang selalu khawatir yang selalu mengingatkan dirinya untuk tetap waspada dan terus berusaha. Pengalaman hampir bangkrut beberapa kali di masa lalu meninggalkan kesan mendalam pada dirinya.
-
Bagaimana Jensen Huang menjaga kinerja Nvidia tetap optimal? Huang memiliki 50 bawahan langsung, sebuah sistem manajemen yang tidak biasa untuk seorang CEO perusahaan besar. Hal ini bertujuan agar informasi mengalir lebih cepat, dan memastikan bahwa semua orang dalam perusahaan memahami informasi dengan baik. Huang merasa perusahaannya berkinerja lebih baik karena semua orang selaras, semua orang mendapat informasi tentang apa yang terjadi secara langsung.
-
Kenapa Jensen Huang bercita-cita jadi CEO? Dan untuk memastikan bahwa dia akhirnya akan menikahi Mills, dia bilang bahwa di usia 30, dia akan menjadi CEO.
-
Siapa pendiri Nvidia? Jensen Huang, lahir di Taiwan pada tahun 1963.
-
Siapa istri Jensen Huang? Huang menikahi Lori Mills lima tahun setelah mereka pertama kali bertemu di Oregon State University, menurut biografinya di situs web OSU College of Engineering . Pasangan itu memiliki dua orang anak, Madison, seorang direktur pemasaran di Nvidia, dan Spencer, seorang manajer produk senior di perusahaan tersebut.
-
Kapan Jensen Huang bertemu istrinya? Huang pertama kali bertemu istrinya, Lori, saat berusia 16 tahun. Mereka bertemu saat menjalani kelas teknik elektro di Oregon State University. Mereka menjadi mitra lab dan segera menjalin hubungan. Hingga mereka menikah dan memiliki dua anak.
“Alasannya sederhana, saat ini adalah yang terpenting,” tambahnya.
Menurutnya, untuk sukses, fokus pada apa yang sedang dikerjakan saat ini lebih penting daripada sekedar mengejar lebih banyak hal. Bahkan dalam menjalankan Nvidia, Huang tidak memiliki rencana jangka panjang yang konvensional.
“Orang-orang yang mengenal saya tahu bahwa Nvidia beroperasi tanpa rencana jangka panjang yang terperinci. Definisi kami tentang rencana jangka panjang hanyalah, apa yang sedang dikerjakan hari ini,” katanya.
Pandangan ini semakin diperkuat setelah Huang bertemu seorang tukang kebun di Kyoto, Jepang. Ketika ia bertanya bagaimana tukang kebun itu bisa bekerja dengan begitu teliti, jawabannya sederhana, “Saya punya banyak waktu.”
Dari situ, Huang menyadari pentingnya berfokus pada masa kini dan menikmati setiap pekerjaan yang dilakukannya. Pola pikir ini tidak hanya membentuk kariernya tetapi juga strategi operasional Nvidia.
Dengan fokus penuh perhatian pada saat ini, Nvidia berhasil menjadi pemimpin di industri AI, terutama melalui pasokan GPU yang sangat penting untuk berbagai aplikasi kecerdasan buatan. Dalam beberapa tahun terakhir, nilai pasar Nvidia telah melonjak, bahkan mengungguli Microsoft dan Apple untuk menjadi salah satu perusahaan publik paling berharga.
Kepemimpinan Huang tidak hanya berdampak pada keberhasilan Nvidia, tetapi ternyata juga memperbesar kekayaan pribadinya. Menurut indeks miliarder Bloomberg, Huang kini menduduki peringkat ke-11 orang terkaya di dunia, dengan kekayaan bersih mendekati USD130 miliar.
Dalam lima tahun terakhir, kekayaannya meningkat hampir USD100 miliar. Pesan yang bisa diambil dari filosofi hidup Huang adalah bahwa “Sekarang adalah waktu yang paling penting.”
Dengan mendedikasikan diri pada tugas yang ada di depan mata, tanpa terbebani oleh hasil masa depan, seseorang bisa meraih kepuasan pribadi dan kesuksesan profesional.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia