Gerindra: Dukungan Anies Baswedan Untuk Prabowo Ditakutkan Kubu Jokowi
Merdeka.com - Partai Gerindra menduga gestur dukungan Anies Baswedan kepada Prabowo Subianto di Pilpres 2019 membuat kubu PDIP panik. Terbukti, salam dua jari Anies di Konfernas Gerindra, awal pekan lalu dilaporkan ke Bawaslu dan dapat teguran dari Kemendagri.
Kepala Departemen Hubungan Antar Lintas Partai PP Gekira Partai Gerindra, Savitri Wiguna mengatakan, magnet politik Anies bisa mengerus dukungan masyarakat Indonesia kepada petahana.
"Kualitas dukungan Anies itu ditakutkan oleh pendukung Jokowi. Banyaknya dukungan kepala daerah di kubu petahana tidak memiliki pengaruh elektoral politik yang kuat secara nasional," ujarnya kepada wartawan, Kamis (20/12).
-
Apa yang membuat elektabilitas Anies turun? Menurut Saifullah Yusuf, elektabilitas Prabowo terus naik dan Anies turun karena cawapres Muhaimin dan PKB tidak efektif mendulang suara.
-
Siapa yang mendukung Anies di Jateng? 'PKB ini punya kekuatan yang tidak kalah besar di Jateng. jadi kami makin optimis dalam beberapa perjalanan hari ini bahwa perubahan itu kuat sekali,'
-
Apa yang disinggung Anies Baswedan? Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Apa yang dikritik Golkar dari Anies soal Pilgub DKI? Dia mempertanyakan, apakah ada partai yang mau mengusung Anies di Pilgub Jakarta.
-
Siapa yang dituduh menghalangi Anies di Pilgub? Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara karena dianggap mempengaruhi batalnya pencalonan Anies Baswedan dalam Pilgub 2024. Jokowi bicara dirinya yang sering dituding hingga menjegal.'Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat, dituding,' ujar Jokowi di RS Persahabatan, Jakarta, Jumat (30/8).
-
Apa tanggapan Jokowi tentang tudingan menjegal Anies? Jokowi menegaskan, meskipun dituduh-tuduh, urusan Pilkada adalah kembali kepada kebijakan partai politik. Sehingga, ia tidak ada urusan untuk mencampurinya.'Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik,' ucapnya.'Ada mekanisme, ada proses disitu, saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya' ujar Jokowi.
Savitri mengungkapkan, sejumlah faktor politik yang membuat posisi Anies Baswedan sangat strategis dalam pertarungan Pilpres 2019.
Pertama, Anies Baswedan yang didukung Prabowo Subianto mampu mengalahkan Ahok yang didukung Jokowi pada Pilkada DKI 2017. Kemenangan ini tentunya mempengaruhi persepsi politik masyarakat pada setiap agenda politik selanjutnya seperti pemilihan presiden saat ini.
"Pilkada DKI itu melibatkan seluruh potensi partai dan menggerus perhatian masyarakat seluruh Indonesia. Jadi tidak heran jika langkah politik pemenang pilkada itu selalu menjadi perhatian publik," ujar Savitri.
savitri wiguna ©2018 Merdeka.com/dokumen pribadi
Faktor lain yang membuat Anies Baswedan kuat dari sisi mempengaruhi pilihan masyarakat adalah kinerjanya yang baik.
Sejumlah janji politik telah ditepati Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Mulai dari penutupan tempat prostitusi, rumah DP 0 rupiah sampai penghentian pulau reklamasi.
"Jadi tidak heran pak Gembong, ketua fraksi DPRD PDIP DKI langsung bereaksi keras. Karena dia tahu kinerja Anies sangat baik dan semua janji politiknya satu persatu ditepati," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Gembong Warsono menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah melanggar ketentuan Pemilu soal pelarangan penggunaan fasilitas negara untuk kampanye.
Gembong menilai, hadirnya Anies di acara Konferensi Nasional (Konfernas) Partai Gerindra, Senin (17/12) ditambah dengan pose dua jari yang identik dengan pasangan calon Prabowo-Sandi, serta pidato yang bernuansa kampanye, mempertegas posisinya saat itu.
Reaksi itu disusul dengan teguran dari Kemendagri terhadap pose dua jari Anies Baswedan.
Namun Savitri heran teguran Kemendagri itu tidak berlaku saat sejumlah kepala daerah seperti di Provinsi Riau dan Sumbar mendeklarasikan mendukung pasangan Joko Widodo-Maruf Amin.
"Tidak ada yang salah dengan gestur dua jari Anies Baswedan. Tidak ada aturan yang mengatur gestur kepala daerah saat mendatangi undangan partai," tutup Savitri.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Amsori melihat, suara anak abah justru sampai saat ini masih mengambang di Pilkada Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai peluang Ganjar dan Anies berpasangan ada tetapi sangat kecil.
Baca SelengkapnyaWacana duet Anies-Kaesang sedang ramai jadi perbicangan.
Baca SelengkapnyaPertarungan Pilkada Jakarta 2024 semakin panas karena melibatkan para tokoh penting.
Baca SelengkapnyaPengamat politik Ujang Komarudin menilai, kondisi Anies ini tidak lepas dari posisinya yang diidentifikasikan sebagai lawan politik Jokowi.
Baca SelengkapnyaJika Presiden Jokowi menjadi ditraktor maka Anies tidak akan bisa menjadi Gubernur DKI.
Baca SelengkapnyaKuasa partai merupakan kunci utama bagi kandidat yang bakal bertarung di Pilkada.
Baca SelengkapnyaAnies tidak mau ambil pusing soal elektabilitasnya dari hasil survei belum mampu menyaingi Ganjar Pranowo dan Prabowo di Jatim.
Baca SelengkapnyaKerja sama PKB-Gerindra di tingkat nasional sudah memiliki payung hukum sehingga ditindaklanjuti pada momen politik lain, termasuk Pilkada.
Baca SelengkapnyaHerzaky mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto mulanya elektabilitas selalu rendah.
Baca SelengkapnyaHasilnya, dukungan Anies ternyata sangat berpengaruh pada elektabilitas para pasangan calon.
Baca SelengkapnyaJika melihat komposisi dukungan parpol dan syarat mencalonkan di Pilkada, peluang incumbent Anies Baswedan maju sudah tertutup rapat.
Baca Selengkapnya