Golkar ingin Dapat Jatah Menteri Lebih dari 5, Meutya Hafid Masuk List
Golkar tidak membantah bakal mendapat jatah lima menteri di kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Muhammad Sarmuji tidak membantah bakal mendapat jatah lima menteri di kabinet Presiden terpilih Prabowo Subianto. Meski demikian, Sarmuji berharap bisa mendapat lebih.
"Saya berdoa lebih (5), tapi kan kita enggak tahu Pak Prabowo maunya berapa tapi doa saya mudah-mudahan bisa lebih supaya Golkar bisa berkontribusi secara riil kepada masyarakat," kata Sarmuji di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (2/10).
Sarmuji enggan membeberkan siapa saja calon menteri yang namanya telah diusulkan ke Prabowo, namun dia mengakui ada nama Meutya Hafid.
"Kita sudah identifikasi kader kader baik kita yang siap masuk ke dalam kabinet urusan siapa nanti yang masuk kita serahkan kepada pak Prabowo," lanjut dia.
"Yang jelas Bu Meutya dimasukan dalam daftar usulan, tapi posisinya seperti apa nanti presiden terpilih yang menentukan," sambunya.
Terkait isu yang menyebut ada tukar guling antara Golkar dan Gerindra, di mana Gerindra mendapat jatah kursi Ketua MPR dan Golkar mendapat jatah lima menteri, menurut Sarmuji tidak ada tukar-menukar jabatan.
"Sebetulnya bukan soal ganti mengganti ya. Jadi andaikan Golkar banyak dapat menteri ya itu bukan karena tukar ini tukar itu, tapi pak Prabowo tahu betul banyak orang di Golkar dalam kategori zaken seperti yang dikehendaki Pak Prabowo," jelas dia.
Pekan lalu, Meutya sudah bertemu dengan Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
Sarmuji menilai wajar Prabowo memanggil Meutya untuk berdiskusi terkait kabinet mendatang.
"Kalau Pak Prabowo mau berdiskusi dengan siapa pun terbuka. Mau posisinya sebagai menteri atau tidak sebagai menteri, beliau akhir akhir ini pasti banyak berdiskusi dengan orang-orang tentang kabinet mau di masuk atau tidak nanti pak Prabowo yang menentukan," katanya.
Sebelumnya, Meutya menjelaskan perihal pertemuan dengan Prabowo di Hambalang, Bogor, pada Jumat (27/9) lalu.
Meutya mengatakan, pertemuan itu membahas seputar tugas Komisi I DPR RI. Meutya merupakan anggota DPR Komisi I.
"Kalau dengan beliau, beliau kan mitra. Presiden terpilih sekaligus juga mitra Komisi I. Kami kemarin kan baru menyelesaikan lima undang-undang bersama beliau, jadi ya seputar tugas-tugas Komisi I," kata Meutya kepada wartawan.
Mantan jurnalis ini membantah pertemuannya dengan Prabowo membahas jatah menteri di kabinet Koalisi Indonesia Maju (KIM). Meutya menegaskan, dirinya tidak terlibat dalam pembahasan kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
"Belum ada (ngobrol kabinet), dan saya kan enggak terlibat dalam pembahasan menteri. Itu prerogatif presiden, jangan diduga-duga. Kita tunggu saja nanti," ucapnya.