Kubu Jokowi hati-hati 'goreng' hoaks Ratna Sarumpaet, bisa untungkan Prabowo
Merdeka.com - Sekitar sepekan terakhir, publik Indonesia dihebohkan dengan kebohongan yang dilakukan Ratna Sarumpaet. Ratna mengaku dipukuli sejumlah orang tak dikenal yang menyebabkan wajahnya bengkak dan memar. Kabar dari Ratna ini kemudian ditanggapi cepat oleh kubu Prabowo-Sandi.
Setelah Ratna mengaku berbohong, kubu Prabowo-Sandi pun dituding ikut menyebarkan kabar hoaks. Sejumlah pihak menilai ini dinilai akan menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Namun menurut pengamat dari KedaiKOPI, Hendri Satrio, isu ini justru akan menguntungkan Prabowo jika kubu Jokowi-Ma'ruf terus menggorengnya.
"Di kubu Jokowi juga sebaiknya tidak terlalu lama menggoreng kasus ini. Karena nanti kalau salah-salah masyarakat yang berempati ke kubu Prabowo. Kan jadi menguntungkan Prabowo. Hati-hati juga menggoreng isu ini," jelasnya kepada merdeka.com, Selasa (9/10).
-
Kenapa Ratna Sarumpaet ditangkap tahun 1998? Sebelumnya, ia bahkan sempat ditangkap pada 11 Maret 1998 di Ancol dan ditahan selama beberapa bulan karena tuduhan makar.
-
Dimana Ratna Sarumpaet lahir? Ratna Sarumpaet lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, pada 16 Juli 1949.
-
Siapa suami Ratna Sarumpaet? Menikah di tahun 1972, Ratna Sarumpaet dikaruniai empat orang anak.
-
Kenapa Ratna Kaidah jadi selebgram? Ratna Kaidah kini menjadi seorang selebgram Bahkan, akun instagram pribadinya sudah punya banyak follower.
-
Bagaimana Sarwendah menghadapi hujatan warganet? Meskipun jarang membaca komentar dari warganet, Sarwendah mengakui bahwa saat itu ia tidak sengaja menemukan hujatan terhadap dirinya dan Onyo, yang langsung membuatnya mengambil langkah dengan melayangkan somasi.
-
Bagaimana Ratna melindungi diri saat kerusuhan di stadion? “Kalau kerusuhan, aku biasanya nempel satu temen cowok yang badannya gede dan bisa melindungiku,“ terangnya.
Hendri mengatakan, isu ini memang membuat kubu Prabowo-Sandi kelimpungan. Namun belum tentu dapat menurunkan elektabilitas Prabowo-Sandi. Karena perjalanan menuju Pilpres masih lumayan panjang.
"Belum, masih jauh perjalanannya. Masih banyak cerita pasti di tengah perjalanan menuju April nanti. Kasus Ratna ini bikin kubu Prabowo-Sandi kelimpungan, iya. Tapi apakah gara-gara kasus Ratna ini kubu Prabowo-Sandi pasti kalah, belum tentu. Masih jauh pokoknya perjalanannya," jelasnya.
Waktu sekitar enam bulan menuju April 2019 ini bisa dimanfaatkan kubu Prabowo-Sandi untuk menaikkan elektabilitas. Mengingat dari beberapa hasil survei, elektabilitas Prabowo-Sandi jauh di bawah Jokowi-Ma'ruf. Hendri menyarankan agar Prabowo maupun Sandi lebih banyak turun ke masyarakat.
"Saran saya lebih banyak lagi ketemu rakyat," pungkasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Relawan Prabowo Mania akan melaporkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ke Bareskrim Polri.
Baca SelengkapnyaPrabowo Subianto sering tak habis pikir dengan berbagai serangan hoaks yang menyasarnya dan Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi juga meminta agar mencari kebenaran isu terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaPara pemfitnah, kata Prabowo, mengira rakyat Indonesia bisa dibohongi.
Baca SelengkapnyaKomandan Tim Komunikasi Bravo TKN Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono mengutuk keras hoaks yang terus diarahkan ke Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Baca SelengkapnyaKubu Ganjar-Mahfud akan memberikan bantuan hukum kepada Palti Hutabarat.
Baca SelengkapnyaTodung Mulya Lubis mengungkapkan kronologi penangkapan Palti yang dilakukan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaSebelum gabung sebagai relawan Ganjar, Palti merupakan relawan Pro Jokowi
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat untuk terlebih dahulu mencari kebenaran dari setiap isu yang beredar di ruang publik atau media sosial
Baca SelengkapnyaDiketahui, kasus mengemuka berdasarkan unggahan di media sosial yang menunjukkan seorang pria berdarah di bagian hidung.
Baca SelengkapnyaPembentang spanduk dukung Ganjar diduga dianiaya Paspampres.
Baca SelengkapnyaPrabowo menumpahkan rasa jengkelnya usai diserang sejumlah tuduhan
Baca Selengkapnya