Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Manuver politik PDIP di Pilgub Jatim penuh risiko

Manuver politik PDIP di Pilgub Jatim penuh risiko Kampanye PDIP. ©2014 Merdeka.com/Arie Basuki

Merdeka.com - Sikap politik Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait Pilgub Jawa Timur 2018, penuh risiko. Salah menentukan pilihan, akan fatal bagai partai besutan Megawati Soekarnoputri. Terlebih menghadapi Pemilu 2019.

Maka wajar, jika PDIP meminta saran dan masukan Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini sebelum menentukan keputusan mengusung bakal calon gubernur (Cagub) dan Cawagubnya.

Bahkan, setelah Sekjen Hasto Kristiyanto menemui Risma di Surabaya beberapa hari lalu, siang ini (14/10) giliran Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri menggelar teleconference dengan Risma yang berada di Tokyo, Jepang.

Ada kemungkinan, PDIP akan mengusung Risma di Pilgub Jawa Timur tahun depan. Keputusan itu akan diumumkan Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri pada 15 Oktober besok di kantor DPP PDIP di Jakarta.

Tapi bisa jadi, PDIP akan mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Abdullah Azwar Anas, atau bisa juga Djarot Saiful Hidayat yang baru saja purna jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Basuki T Purnama.

Menurut peneliti Surabaya Survey Center (SSC), Surochim Abdussalam, jika pada Minggu (15/10) besok, PDIP tidak jadi mengusung Saifullah Yusuf (Gus Ipul), berarti partai Kepala Banteng Moncong Putih itu memilih berada dalam situasi sulit.

"Ya peluang itu serba terbuka. Tapi resiko PDIP jika ‘menyiwak’ Gus Ipul akan sangat fatal," kata Surochim mengingatkan.

Karena, lanjutnya, surat kiai dan pesan para kiai sudah sangat vulgar kepada Megawati. "Jika itu tidak menjadi bahan pertimbangan, relasi PDIP dan kiai struktural NU, akan sangat merugikan PDIP dalam efek elektoral. Dan itu akan pulih lama."

Pun begitu jika PDIP memutuskan akan mengusung duet Gus Ipul-Abdullah Azwar Anas. "Sebenarnya, Gus Ipul-Anas itu secara elektoral tidak memberi efek baik kepada PDIP. Khususnya menyangkut soliditas kader PDIP. Karena A3 (Anas) lebih identik dengan NU daripada sebagai kader PDIP. Pilihan strategis bagi PDIP menurut saya, masih Gus Ipul-Risma atau GI-Djarit."

"Jika kemudian yang diusung Gus Ipul-Anas, maka pertama kali resiko yang akan diterima PDIP adalah potensi tidak solidnya kader di daerah akan menyita energi. Menghadapi Khofifah juga sama, harus dilihat paketannya, wakil Khofifah jadi siapa?," sambungnya.

Maka, dosen pengajar Universitas Trunojoyo Madura (UTM) ini menyarankan, "Pilihan ideal dan realistis bagi PDIP menurut saya Gus Ipul-Risma atau Gus Ipul-Djarot," tegasnya.

Pun begitu jika PDIP lebih memilih mengusung kader sendiri, Risma-Anas. "Jika yang diusung Risma-Anas, kendati secara popularitas tinggi, tapi efek perseteruan kiai dan PDIP akan terbuka lebar. Dan itu akan berbahaya bagi PDIP di Jatim yang mayoritas warga Nahdliyin," kembali Surochim mengingatkan.

"Surat kiai jelas untuk Gus Ipul, bukan Anas atau Risma. Makanya, resikonya besar jika PDIP ‘menceraikan’ Gus Ipul dan tidak mengindahkan surat para kiai. PDIP harus hati-hati soal itu. Megawati mengutus (Ahmad) Basarah untuk sowan kiai juga sudah jelas pesannya. Jika PDIP nekat, itu sama halnya membuka front baru konflik laten dengan para kiai dan warga NU," tandasnya.

Manuver PDIP penuh kebimbangan .

Surochim juga menilai, agenda PDIP pada Minggu besok akan menjadi kejutan bagi lawan politiknya. "Manuver PDIP tanggal 15 (Oktober) besok, sungguh misterius dan sulit dibaca lawan. Itu berkasnya politik PDIP. Di saat semua partai lain menunggu kejelasan, PDIP masih bisa menciptakan ketidakjelasan-ketidakjelasan hingga besok," analisanya.

Di sisi lain, katanya lagi, PDIP juga menunjukkan kebimbangan soal mengusung Cagubnya. "Dari serpihan-serpihan informasi, tanda-tanda hasil rekaman media, dan pemilihan waktu yang berbarengan dengan masa purna tugas Pak Djarot di Jakarta, peluang kader untuk masuk di jajaran Cawagub, sepertinya menguat."

Sementara di posisi Cagub, nilai Surochim, "Saya pikir pesan PKB kemarin (penyerahan rekomendasi ke Gus Ipul) kepada PDIP juga jelas. PDIP masih akan bimbang mengusung kader sendiri pada posisi Cagub. Jadi menurut saya, kalau diminta prediksi, bisa jadi Gus Ipul-Djarot, Gus Ipul-Risma," katanya mengakhiri percakapan.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PDIP Jaring Calon Potensial untuk Pilgub Jakarta dan Jateng
PDIP Jaring Calon Potensial untuk Pilgub Jakarta dan Jateng

Selain Jakarta, PDIP juga tengah menjaring nama-nama untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya
PDIP Berusaha Buka Komunikasi dengan Khofifah, Ingin Kader Jadi Wakil Gubernur di Jatim
PDIP Berusaha Buka Komunikasi dengan Khofifah, Ingin Kader Jadi Wakil Gubernur di Jatim

PDIP berusaha membuka komunikasi politik dengan Khofifah Indarparawansa. Mereka menargetkan kadernya menjadi bakal calon wakil gubernur Jawa Timur.

Baca Selengkapnya
PDIP Coba Duetkan Anies-Ahok di Pilkada Jakarta 2024, Termasuk Usung Bivitri Susanti
PDIP Coba Duetkan Anies-Ahok di Pilkada Jakarta 2024, Termasuk Usung Bivitri Susanti

PDIP masih mencari figur-figur yang tepat untuk diusung nantinya

Baca Selengkapnya
Djarot: Ahok Sangat Potensial di Pilgub Jakarta, Persoalannya PDIP Kurang Kursi
Djarot: Ahok Sangat Potensial di Pilgub Jakarta, Persoalannya PDIP Kurang Kursi

PDIP masih belum mengambil keputusan perihal dukungan calon gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah: PDIP Terbuka Kadernya Diusung jadi Cagub atau Cawagub di Jatim
Said Abdullah: PDIP Terbuka Kadernya Diusung jadi Cagub atau Cawagub di Jatim

Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah, mengatakan partainya terbuka bila dalam bekerja sama dengan partai lainnya

Baca Selengkapnya
Megawati Tugaskan 7 Kader Senior PDIP Bangun Komunikasi untuk Pilkada Jakarta
Megawati Tugaskan 7 Kader Senior PDIP Bangun Komunikasi untuk Pilkada Jakarta

Hasto meyakini Pilkada Jakarta 2024 tidak hanya satu pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur saja.

Baca Selengkapnya
PDIP Duga Ada Invisible Hands Sedang Atur Pilkada Jakarta
PDIP Duga Ada Invisible Hands Sedang Atur Pilkada Jakarta

Deddy mengakui bahwa PDIP masih menunggu pihak Koalisi Indonesia Maju (KIM) lebih dulu mengeluarkan rekomendasi di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya
Djarot PDIP Sebut Jakarta Punya Banyak Calon Pemimpin: Ada Ahok dan Anies, Bukan Hanya Ridwan Kamil
Djarot PDIP Sebut Jakarta Punya Banyak Calon Pemimpin: Ada Ahok dan Anies, Bukan Hanya Ridwan Kamil

Djarot juga menyinggung bahwa PDIP memiliki kader asli Betawi seperti Rano Karno.

Baca Selengkapnya
PDIP Bicara Peluang Andika di Pilkada Jateng: Belum Bergerak, Elektoralnya Masuk Lima Besar
PDIP Bicara Peluang Andika di Pilkada Jateng: Belum Bergerak, Elektoralnya Masuk Lima Besar

Hasto menegaskan pencalonan Andika Perkasa menunggu keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca Selengkapnya
Hasto Tegaskan PDIP Melawan, Pilkada Jatim dan Sumut Tak Bakal Ada Kotak Kosong
Hasto Tegaskan PDIP Melawan, Pilkada Jatim dan Sumut Tak Bakal Ada Kotak Kosong

PDI Perjuangan akan terus bergerak cepat menghadapi pilkada serentak.

Baca Selengkapnya
Ahok Umumkan Siap Maju Pilkada Jakarta: Kalau Warga Beri Kesempatan untuk Selesaikan Pekerjaan
Ahok Umumkan Siap Maju Pilkada Jakarta: Kalau Warga Beri Kesempatan untuk Selesaikan Pekerjaan

Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan siap maju Pilkada

Baca Selengkapnya
PDIP Siapkan Skenario Usung Kader Sendiri di Pilgub Jatim Pascaputusan MK, Siapa Kandidatnya?
PDIP Siapkan Skenario Usung Kader Sendiri di Pilgub Jatim Pascaputusan MK, Siapa Kandidatnya?

Namun demikian, PDIP mulai tancap gas lagi berkomunikasi dengan berbagai kelompok.

Baca Selengkapnya