Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

NasDem Minta Elite Politik Tak Jadi Pemicu Ujaran Kebencian dan Kedengkian

NasDem Minta Elite Politik Tak Jadi Pemicu Ujaran Kebencian dan Kedengkian Hasan Aminudin. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Ketua DPP Partai NasDem bidang Agama dan Masyarakat Adat, Hasan Aminudin mengatakan semua komponen bangsa harus menyadari bahwa penyebaran hoaks, fitnah, provokasi dan caci maki akan menciptakan budaya kebencian dan kedengkian di dalam masyarakat. Terlebih, semakin dekat Pemilu hoaks dan fitnah semakin merajalela.

"Penyebaran hoaks, fitnah, provokasi itu tanpa disadari akan menciptakan permusuhan antara satu kelompok terhadap kelompok lain dalam masyarakat kemudian melahirkan kedengkian dan kebencian," kata mantan Bupati Probolinggo itu, Rabu (27/3).

Caleg DPR RI NasDem Dapil Jawa Timur II itu merasa aneh, bahwa bangsa yang sudah puluhan tahun merdeka, kini terjebak pada hoaks, fitnah, provokasi, hanya karena ingin berkuasa. Demokrasi yang semestinya menciptakan kecerdasan, saling menghargai perbedaan pilihan, malah berbalik mengancam persatuan dan kesatuan bangsa karena adanya kebencian di antara sesama anak bangsa.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Hasan, munculnya kebencian sebagai budaya memang belum dirasakan. Namun jika fitnah, hoaks, provokasi terus menerus dilakukan terhadap kelompok tertentu, maka lama kelamaan bibit kedengkian dan kebencian akan bertunas dan masyarakat akan terbelah antara kelompok 'kami' di satu sisi dan kelompok 'kamu' di sisi lain. Luka lama warisan pilkada belum sembuh dan kini ditambah lagi dengan luka Pemilu 2019.

"Kegelisahan NasDem ini perlu disampaikan agar ada pemahaman bersama mengenai ancaman ini. Ini warning. Kita harus mewariskan nilai-nilai budaya yang luhur, bukan kebencian," katanya lagi.

Hasan yang juga Ketua DPW NasDem DKI Jakarta itu mengatakan lagi bahwa mungkin saja ada yang menyebut kekhawatiran NasDem tersebut berlebihan. Tetapi bagi NasDem, mengingatkan lebih awal jauh lebih baik agar di kemudian hari bangsa ini tidak perlu menghabiskan waktu dan energi untuk sesuatu yang tidak berguna, yang kemudian membutuhkan upaya-upaya ekstra untuk memperbaikinya.

"Kita sudah terlambat berkembang dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan ini, jadi untuk apa terjerembab lagi. Alangkah lebih baik segala energi dan waktu serta dana digunakan untuk memajukan kesejahteraan bersama daripada untuk memperbaiki kerusakan sosial dan ekonomi yang timbul akibat munculnya budaya kebencian itu," katanya.

Politisi NasDem itu berharap elite politik tidak menjadi bagian dari pemicu dan pemacu berkembangnya budaya kebencian dan kedengkian, tetapi menjadi bagian untuk mencegah dan menghentikannya, kecuali ada yang memang sengaja mendesain berkembangnya budaya kebencian tersebut.

Menurut dia, elite politik dan kaum cendekiawan haruslah menjadi elemen yang mempersatukan, menjaga, merawat dan merekatkan simpul-simpul bangsa, bukan malah menjadi provokator yang bisa mencabik-cabik bangsa ini.

"Kita sudah terlalu lelah, membuang energi secara sia-sia untuk menyulam kembali tenunan kebangsaan akibat adanya keretakan sosial yang muncul dari pilkada. Kita harus jujur mengakui bahwa situasi itu ada dan masih dirasakan hingga saat ini," katanya.

Kontestasi pemilu dimanapun memang selalu menaikkan tensi politik. Namun, kata politisi NasDem itu, para elite politik harus memiliki parameter agar tidak melampaui batas toleransi yang mengancam bangsa dan negara. Komitmen pada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia harus diletakkan di atas segala-galanya termasuk sekadar berkuasa.

"Elite politik juga jangan menciptakan situasi seolah pemilu ini seperti perang sehingga masyarakat merasa tertekan. Dalam perang selalu ada musuh yang harus ditumpas. Musuh harus dibenci. Ini yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Elite politik harus menjadi negarawan," tambahnya. (mdk/eko)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Akademisi Ingatkan Masyarakat Jangan Saling Benci Jika Beda Pilihan
Akademisi Ingatkan Masyarakat Jangan Saling Benci Jika Beda Pilihan

Para capres-cawapres harus tampil sebagai sosok penuh kedamaian.

Baca Selengkapnya
Dinamika Politik Elite Jangan Sampai Berujung Konflik Horizontal Masyarakat
Dinamika Politik Elite Jangan Sampai Berujung Konflik Horizontal Masyarakat

Dinamika di elite politik masih aman selama masih dalam koridor demokrasi

Baca Selengkapnya
OKP Lintas Iman Ingatkan Elite Politik Sampaikan Narasi Sejuk Jelang Putusan MK
OKP Lintas Iman Ingatkan Elite Politik Sampaikan Narasi Sejuk Jelang Putusan MK

Sejumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Lintas Iman mengingatkan para elite politik agar memberi narasi menyejukkan jelang pembacaan putusan MK.

Baca Selengkapnya
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat
Bahaya Kelompok Pemecah Belah Bangsa Ingin Benturkan Masyarakat

Setiap individu selayaknya bisa menjadi sosok yang menyebarkan kebaikan dan menjaga harmonisasi.

Baca Selengkapnya
Cara Menjaga Kerukunan dalam Pemilu, Perlu Dipahami
Cara Menjaga Kerukunan dalam Pemilu, Perlu Dipahami

Penting untuk menjaga toleransi dan kerukunan selama pemilu.

Baca Selengkapnya
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air
Waspadai Kelompok Tebar Narasi Kebencian buat Ciptakan Kegaduhan di Tanah Air

Pentingnya menghormati kebebasan beragama dan tanggung jawab sosial dalam menjaga kehidupan plural di Indonesia

Baca Selengkapnya
Surya Paloh: Kita Berada di Ujung Tanduk Kerusakan yang Paling Mencemaskan
Surya Paloh: Kita Berada di Ujung Tanduk Kerusakan yang Paling Mencemaskan

Surya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.

Baca Selengkapnya
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan
Gencarkan Narasi Damai, Perbedaan Jangan Dianggap Permusuhan

Narasi-narasi provokatif dapat memicu perpecahan harus dihindari terlebih di tahun politik.

Baca Selengkapnya
Pemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024
Pemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024

Masyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen HUT ke-12 Partai NasDem, Surya Paloh Potong Tumpeng untuk Anies-Cak Imin
FOTO: Momen HUT ke-12 Partai NasDem, Surya Paloh Potong Tumpeng untuk Anies-Cak Imin

Dalam pidatonya, Surya Paloh turut menyinggung adanya upaya negara dan aparaturnya yang melayani kepentingan pribadi dan golongan.

Baca Selengkapnya
Guru Besar, Dosen Hingga Mahasiswa Universitas Jember Gelar Aksi Seruan Moral Selamatkan Demokrasi
Guru Besar, Dosen Hingga Mahasiswa Universitas Jember Gelar Aksi Seruan Moral Selamatkan Demokrasi

Forum Sivitas Akademika Unej juga menuntut tegaknya hukum dan etika penyelenggaraan pemilu serta menjunjung tinggi prinsip transparansi.

Baca Selengkapnya
Sivitas Akademika Unipdu Jombang Serukan Pemilu Damai dan Tolak Politik Praktis
Sivitas Akademika Unipdu Jombang Serukan Pemilu Damai dan Tolak Politik Praktis

Mahasiswa juga menyuarakan agar ASN, TNI dan Polri tetap netral dan bekerja sesuai dengan porsinya.

Baca Selengkapnya